Jum’at, 16 Januari 2024
إِنّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيد نا
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن ( اما بعد ).
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ
وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
اِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ
الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ
اَنْفُسَكُمْ
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً
ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ (التوبة: 36)
Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah سبحانه و تعالى
!!!
Dihari istimewa yang penuh berkah ini, marilah kita sama-sama
meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT karena taqwa merupakan
sebaik-baiknya bekal yaitu dengan menjalankan semua perintah-perintahnya dan
menjauhi larangan-larangannya.
Dan dengan taqwa pula kita bisa mencapai kedudukan yang
mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana firmannya :
ﺇِﻥَّ
ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ
Artinya :
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu” (QS. Al
Hujurat: 13).
Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah سبحانه و تعالى
!!!
Puji syukut Alhamdulillah patutlah kita ucapkan pada Allah SWT
yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan pada kita semua, dijumat yang
penuh berkah ini yaitu disalah satu jumat yang ada pada bulan Rajab. Kita senantiasa berdoa dan
berusaha semoga di bulan ini, kita mendapatkan berkah. Giat beribadah untuk
bersiap dan menyambut bulan suci Ramadhan.
Bulan Rojab sedari dulu merupakan bulan yang
diagungkan dan dimuliakan. Pada tradisi bangsa Arab kuno, ada larangan
berperang di bulan ini karena kemuyaannya.
Bulan Rajab adalah satu diantara 4 bulan yang
dimulyakan Bulan Haram (الشَّهْرِ الْحَرَامِ).
Dalam Islam ada 4 bulan harom, 4 bulan yang dimulyakan yaitu, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah. Muharram, Rajab.
Allah
ta’ala telah menuangkan hal ini dalam al-Qur’an yaitu pada Surat al-Taubat ayat
36.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ
اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ
اَنْفُسَكُمْ
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً
ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ (التوبة: 36)
Artinya: “Sesungguhnya
bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,(sebagaimana) ketetapan
Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu mendzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah
orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
(QS. al-Taubah: 36).
Abdullah bin Abbas Pakar tafsir dari kalangan
Sahaba, (68 H), menjelaskan kandungan dari ayat ini, bahwa umat
Islam dilarang berbuat aniaya pada 12 bulan yang ada, Terlebih-lebih di 4 bulan
mulia (Dzulqaidah, dan Dzulhijjah. Muharram, Rajab). Berbuat durhaka di bulan mulia ini
akan mendapatkan dosa yang berlipat-lipat ganda. Sebaliknya, berbuat kebaikan, ketaatan
dalam bulan-bulan mulia ini akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat ganda
pula.
Ma’
asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati
Allah سبحانه
و تعالى !!!
Kemulyaan bulan rajab tidak hanya dilukiskan dalam al-Qur’an yang mulia, akan tetapi didalamnya
juga ada peristiwa
agung, peristiwa luar biasa yang dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Yaitu peristiwa isra & mi’raj sebuah perjalanan yang teramat panjang
dari Masjidil Haram yang ada di Makkah sampai
ke Masjidil Aqso di palistinan dan dilanjutkan naik kelangit ke tujuh hingga Baitul
Makmur dan sidrotul Muntaha, semua dialami dalam waktu kurang dari semalam.
Ada sebuah potongan kisah Hikmah pada
peristiwa isro’ dan mi’roj Kisah ini dimulai Ketika malaikat Jibril
mengantarkan Rasulullah SAW naik ke sidrotul Muntaha, Namun Jibril tidak
diperkenankan untuk naik ke Sidratul Muntaha oleh Allah, maka Jibril As pun berpesan
kepada Rasulullah SAW untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya. Di
Sidrotul Muntaha Rasulullah SAW mengucapkan salam kepada Allah “Assalamuailaka
ya Robb” namun Allah tidak menjawabnya, nabi pun heran bercampur bingung kenapa
salamnya tidak dijawab oleh Allah, kemudian nabi turun ke langit ke tujuh dan
bertanya kepada Jibril, kenapa Allah tidak menjawab salamku wahai Jibril apa
kesalahanku, Jibrilpun tersenyum dan menjawab “Allah itu Assalam ya Rasulullah
sumber keselamatan maka ucapkan salam dengan pujian yang lebih tinggi lagi,
Rosulullah kembali ke sidrotul Muntaha, dan mengucapkan salam yang tepat dari seorang hamba kepada kholiknya yaitu:
التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ
(salam sejahtera yang penuh
barokah dan salam sejahtera yang amat baik adalah milik Allah Ta'ala). kemudian
Allah menjawab salam nabi tersebut dg salam yang tak kalah indahnya :
السَّلاَمُ
عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
(Salam sejahtera, barokah dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi
Muhammad SAW). Kemudian Rasulullah melanjutkan salamnya yang ditunjukkan kepada
seluruh hamba Allah dan terkhusus orang”yang sholeh
السَّلاَمُ
عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
(kesejahteraan semoga terlimpah kepada kami semua hamba Allah dan
hamba-hambaNya yang saleh).
Dan ketiga salam ini diabadikan dalam perintah shalat yang dibawa oleh
Rasulullah SAW dari perjalanan Isra Mi'raj.
"Hikmah
yang bisa diambil dari bacaan Tasyahud ini adalah sebanyak apapun seseorang
beribadah kepada Allah dengan sujud, puasa dan haji dan lainnya, ternyata tidak
ada maknanya jika tidak diiringi kecintaannya kepada Rasulullah SAW dengan
banyak membaca salawat untuknya, Begitu juga selanjutnya belum dianggap baik
seorang hamba, meskipun sudah bagus shalat dan puasanya dan sudah banyak
membaca salawat kepada Rasulullah SAW jika belum bisa menjalin hubungan baik
dengan sesamnaya (orang tua, saudara, tetangga dan masyarakatnya sekitarnya).
Ketika
kita hendak keluar dari salat pun kita harus mengucapkan kalimat السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ Itu artinya kita diingatkan kembali bahwa setelah shalat
kita akan berhadapan dengan sesama kita.
Seorang hamba yang sedang shalat sejatinya sedang melakukan perjalanan menuju
Allah berbekal dengan 3 kebaikan. Pertama adalah hubungan baik dengan Allah.
Kedua, hubungan baik dengan Rasulullah SAW . Ketiga, hubungan baik dengan
sesama manusia.
Semoga kita semua
senantiasa dalam hidayah dan lindungan-Nya untuk mengisi hari” dari sisa” umur
kita terkhusus di asyhur al-hurum (bulan” yang dimulyakan) dengan berbagai
amal ibadah dan kebaikan. Amin” ya rabbal ‘alamin
بارك الله لى ولكم في القرأن
العظيم ونفعني واياكم بالأيات والذ كر الحكيم اقول قولى هذا واستغفروه انه هو
الغفور الرحيم.
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتَكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
QS. Al-Ahzab : 56
QS. Al Baqoroh 2 : 21
QS. Al A’rof : 23