إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيد نا مُحَمّدٍ وَعَلى
آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن ( اما
بعد ).
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah
سبحانه و تعالى
!!!
Dihari istimewa yang penuh berkah ini yaitu salah satu Jumat
berkah yang ada pada bulan Muharrom yang dimuliakan, marilah kita sama-sama meningkatkan
kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT karena taqwa merupakan mahkota yang
paling indah di dalam menghiasi hidup dan kehidupan kita di dunia, Taqwa sebagai
senjata yang paling ampuh di dalam melawan berbagai kesesatan dunia maupun tipu
dayanya, taqwa azimat penyelamat dari berbagai pesona godaan syaiton yang terkutuk,
sesat dan menyesatkan, sebaik-baiknya bekal seindah-indahnya bekal
sekuat-kuatnya bekal adalah berbekal taqwa yaitu dengan menjalankan semua
perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya.
Dan dengan taqwa pula kita bisa mencapai kedudukan yang
mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana firmannya :
ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ
ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ
Artinya :
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu” (QS. Al Hujurat: 13).
Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah
سبحانه و تعالى
!!!
Bulan Muharram merupakan bulan yang dijadikan
titik tolak pergantian tahun pada kalender
Hijriah atau disebut juga kalender qamariyah (dihitung berdasarkan
durasi waktu bulan mengitari bumi (revolusi). Pada bulan ini sangat tepat
sebagai wahana untuk introspeksi diri terhadap amalan-amalan apa saja yang
telah kita perbuat pada tahun sebelumnya. Tahun yang lalu memang sudah menjadi
kisah Sejarah. Tahun lalu atau Masa lalu yang sudah menjadi Sejarah bukan
berarti sebuah perjalanan waktu yang berlalu tanpa makna, tapi sebuah
pembelajaran untuk kita mengawali langkah, mengisi waktu atau hari” kedepan
dengan perkara” atau amalan” yang lebih baik. Dan perlu untuk diketahui dua
pertiga kandungan Al-Qur’an yang mulia disajikan dalam bentuk kisah atau
Sejarah.
Bahkan secara tegas di dalam Alqur’an Allah
memerintahkan umat manusia mengunjungi tempat-tempat bersejarah, untuk
mengetahui betapa berat azab atau siksa yang ditimpakan kepada mereka umat-
terdahulu yang mengisi hari-harinya, menghabiskan usianya dengan perbuatan
durhaka dan mempesekutukan Allah sebagaimana Firman Allah
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya: “Katakanlah:
Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana (akibat)
orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum: 42)
Pentingnya mengkaji masa
lalu atau sejarah bagi kehidupan umat, dapat dibuktikan dengan banyaknya
ayat-ayat Alquran yang berisi tentang kisah-kisah sejarah.
Imam ats-Tsa’labi (seorang
ulama besar, dalam bidang tafsir al Qur'an dan qira'at) menjelaskan, ayat-ayat Alquran yang membicarakan
tentang sejarah atau kisah-kisah umat terdahulu itu dua kali lipat lebih banyak
dari pada ayat-ayat yang membicarakan tentang hukum halal haram.
Allah memperingatkan manusia agar belajar dari
masa silam, belajar dari sejarah, bagaimana Allah menenggelamkan dan
membinasakan suatu kaum, bagaimana mana pula Allah memulyakan dan menghinakan
suatu kaum. Agar kita umat manusia tidak terjebak oleh tipu daya dunia
beserta segala bentuk kesenangan-kesenangan semu lainnya yang menjerumuskan.
Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah
سبحانه و تعالى
!!!
Karena Kadang-kadang kebanyakan dari kita manusia
menganggap, bahwa dengan adanya kemurahan rejeki berupa harta berlimpah, kedudukan
dan kemulyaan tinggi di tengah” masayarakat, anak-anak yang pintar cerdas
cantik dan tampan, dan berbagai kesenangan hidup lainnya. Menganggap itu semua sebagai
bukti Allah sedang cinta dan memulyakan kita sebagai seorang hamba. Sebagaimana
yang telah dijelaskan oleh Allah
dalam firman-Nya.
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ
مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ – نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya
:“Apakah mereka manusia mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak
kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan
kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (QS.
Al-Mu’minun : 55)
Kalau
yang dijadikan tolok ukur kecintaan Allah dan kemulyaan hidup itu harta maka
orang yang paling mulia di di dunia ini adalah Qorun karena qorunlah yang
dilimpahi harta paling berlipah oleh Allah. Padahal dalam Sejarah yang
dikisahkan oleh Allah dalam Alqur’an Qorun sebagai sosok manusia terlaknat yang
ditenggelamkan oleh Allah dalam bumi beserta istana dan seluruh kekayaannya
karena Qorun kufur nikmat.
Kalau
yang dijadikan tolok ukur kecintaan Allah dan kemulyaan hidup itu adalah
kedudukan dan kehormatan maka orang yang paling dicintai dan dimulyakan oleh
Allah dalam hidup ini adalah Firaun. Karena firaunlah yang dilahirhan sebagai
raja diraja baik dari urutan nenek moyang maupun keturunannya. Firaun
digambarkan sebagai sosok manusia yang tidak pernah sakit dan tidak pernah
mengalami susah payah dalam hidup ini, segala keinginnanya terpenuhi dg mudah. Namun
dalam Sejarah yang telah dikisahkan oleh Alquran, kita tahu Firaun sebagai
manusia terlaknat yang ditenggelamkan oleh Allah dalam laut merah beserta
kereta, mahkota bahkan pengikut dan tentaranya karena kesombongan, arogan dan
kekejamannya.
Kalau yang dijadikan
ukuran kecintaan Allah dan kemulyaan hidup itu adalah anak” yang pintar dan
cerdas serta sholih maka orang yang paling mulia di dunia ini adalah Azar atau
dikenal dengan nama lain Tarih karena Azar lah yang dikaruniai oleh Allah sosok
anak yang sangat pintar dan cerdas serta sholih yaitu Ibrahim As Abul
Anbiya’bapaknya para nabi/ Khalilullah kekasih Allah. Namun dalam Sejarah
kita tahu bahwa Azar adalah sosok manusia celaka penghuni neraka karena Azar menentang
dan mengusir anaknya sendiri Ibrahim AS kala diajak meninggalkan kesesatan.
Begitu juga dalam
Sejarah kita tahu kisah Kaum Tsamud, kaumnya Nabi Shaleh, kaum yang memiliki
keahlian mengukir dan dibinasakan oleh Allah dengan gempa bumi karena mereka mendustakan
nabinya.
Kisah Kaum ‘Ad,
kaumnya Nabi Hud as, yang dihancurkan oleh Allah dengan angin badai yang
mematikan karena mereka menyekutukan Allah dan menentang nabinya yang diutus
kepada mereka.
Kisah kaum Sodom umatnya
nabi Luth yang dibinasakan Allah dengan tanah longsor dan hujan batu karena
perbuatan mereka yang keji menyukai sesame jenis.
Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah
سبحانه و تعالى
!!!
Bukti cinta Allah dan
kemulyaan hidup bukanlah harta kekayaan, kenikmatan, kedudukan
atau jabatan sebagaimana firman Allah dala Al Qur'an Surat Al Fajr : 15-16,
فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ
فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ(١٥) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ
رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Artinya :
Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu
memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah
memuliakanku".(15).
Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka
dia berkata, "Tuhanku telah menghinakanku.” (16).
Kemulyaan hidup adalah
bila harta kekayaan, anak-anak, kedudukan mampu
menjadi jembatan atau sarana untuk meraih keridhoan-Nya. Karena segala sesuatu
yang kita miliki bila tidak menjadikan kita lebih dekat kepada Allah atau tidak
menjadikan kita lebih mendekat kepada Dzat yang
paling mulia, itu semua cobaan
besar bagi diri kita yang bisa menjerumuskan kita dalam siksa yanh menghinakan.
عَذَابًا مُهِينًا
Artinya
:
“Azab yang menghinakan.” (QS.An-Nisa’:37)
Bahkan sakit, penderitaan dan ujian hidup sekalipun merupakan bukti cinta Allah apabila menambah dekat, taat dan taqwa kita kepada Allah. Sebagaimana sakit dan penderitaan yang dialami nabi Ayyub as dan begitu pula
ujian hidup yang begitu berat yang ditimpkan Allah kepada Nabi Nuh As.
Semoga saja,
kita senantiasa mendapat hidayah untuk tetap teguh dalam ketaatan dan
ketaqwaan kepada Allah Azzaa Wajalla
dalam kondisi apapun dan bagaimanapun. Aamiin-aamiin ya robbal alamien.
بارك الله لى ولكم في القرأن العظيم
ونفعني واياكم بالأيات والذ كر الحكيم اقول قولى هذا واستغفروه انه هو الغفور
الرحيم.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ
اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِز.
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتَكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ !
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
QS. Al-Ahzab : 56
QS. Al
Baqoroh 2 : 21
QS al
A’rof : 23
QS An Nahl : 90