Buah Amal Tergantung Niatnya

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيد نا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن ( اما بعد )
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
(QS. Al-Bayyinah Ayat 98 : 5)

Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah سبحانه و تعالى !!!
Dihari istimewa yang penuh berkah ini, marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT karena taqwa kita bisa mencapai kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana firmannya.
ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ

Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu” (QS. Al Hujurat: 13).

Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah سبحانه و تعالى !!!
Saat ini kita umat islam berada disepertiga awal bulan Rabi' al-Tsani atau Rabiul Akhir bulan keempat pada kalender islam atau kalender" Hijriah. (dalam lughoh Arab:ربیع الثانی mempunyai arti musim semi kedua). Dan yang pertama kali memberi nama bulan Robiul Tsani atau Rabiul Akhir menurut pendapat yang mashur adalah buyut kelima Rasulullah saw yakni Kilab bin Murrah. Dinamakan robi' alstani karena pada waktu itu rerumputan menghijau, tanaman tumbuh subur, dan pepohonan banyak yang berbuah.

Ma’ asyiral muslimin Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah سبحانه و تعالى !!!
Setiap muslim harus tahu dan meyakini pentingnya niat dalam setiap amalan yang akan dijalaninya, entah itu amalan dunia maupun amalan akhirat, karena setiap “Amal tergantung niatnya, dan seseorang hanya akan mendapat sesuatu sesuai dengan niatnya. Dengan kata lain suatu amalan hasilnya bisa baik atau buruk, tergantung kepada niat yang mendasarinya. Keyakinan muslim ini didasarkan pada hadits Nabi yang diriwatakan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya : Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Asababul Wurud sebab lahirnya Hadist ini adalah ketika ada seseorang lelaki yang berhijrah karena niatan ingin menikahi seorang wanita, bukan niat hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Nama Wanitanya " Ummu Qaes" Sedangkan nama laki-laki'nya tidak disebutkan oleh para sahabat untuk menutupi hal yang tidak bagus pada sesama muslim.

Pada hadits ini tidak menyebutkan secara langsung bahwa orang yang melakukan sesuatu dengan niat karena dunia atau wanita akan mendapatkan dunia dan wanita. Namun, disebutkan bahwa orang tersebut akan “mendapatkan apa yang ia inginkan”. Hal ini merupakan salah satu bentuk kebaikan Allah kepada hamba-Nya.

Dengan kata lain, jika seseorang melakukan suatu amalan dengan niat yang salah (niat selain Allah dan Rasul-Nya) kemudian di pertengahan jalan dia menyadari kesalahannya dan memperbaiki niatnya yaitu niat untuk Allah dan rasulnya, maka orang tersebut akan mendapatkan apa yang dia niatkan tersebut. Yaitu Allah dan Rasul-Nya pula.

Banyak sekali yang terjadi saat ini, dimana umat islam yang melakukan amalan yang terlihat kasat mata amalan akhirat amalan ibadah tetapi hasilnya amalan dunia semata tanpa nilai pahala dan sia" karena salah dan buruknya dalam niat. Misalnya ada seorang muslim yang gemar melakukan puasa sunnah, namun niatnya hanya untuk menyehatkan badan. Ada juga yang gemar sekali bersedekah, namun dengan tujuan untuk memperlancar rizki, begitu pula ada yang rajin bangun di tengah malam untuk bertahajud, namun tujuannya hanyalah ingin menguatkan badan. Semua yang dilakukan memang terlihat amalan akhirat atau amalan ibadah (puasa, bersedekah, sholat tahajud) tetapi karena salah atau buruknya niat maka hasilnya hanya amalan dunia semata (suatu malan tanpa ada nilai pahalanya sedikitpun), Maka mereka termasuk orang-orang yang celaka dan merugi sebagaimana firman Allah dalam alqur'an

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)

Artinya “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud 11 : 15-16)

Dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan Imam Muslim, An-Nasa'i, Imam Ahmad dan Baihaqy. Rasulullah SAW mengisahkan ada tiga orang Muslim seorang mujahid, seorang alim, dan seorang dermawan di hadapan mahkamah Allah SWT kelak. Bukan surga yang mereka peroleh, justru neraka yang didapat ketiganya.

Orang pertama Mujahid (mati syahid) dipanggil menghadap Allah. Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat yang telah diberikan kepadamu?” Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,” ujarnya. Namun Allah yang maha mengetahui menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian.” Maka mujahid itu pun diseret dan dilempar ke jahannam.

Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Alquran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat diberikan kepadamu?” Sang ulama menjawab, “Saya habuskan waktu dan usia saya untuk membaca, mempelajari ilmu dan mengajarkannya Alquran karena Engkau wahai Allah,” ujarnya. Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari." Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka.

Orang ketiga pun dipanggil. Kali ini ia merupakan seorang yang sangat dermawan. Sang dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menanyakan tangung jawabnya atas nikmat itu, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmatKu” firmanNya. Sang dermawan menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan sedeqah dan infaq di jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau,” jawabnya Allah berfirman “Kau berdusta,” “Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah yang dikatakan orang-orang tentang dirim`u,” dermawan yang riya ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung dengan dua temannya yang juga menyimpan sifat riya di hati.

Di mata manusia manusia pada umumnya, ketiganya mujahit, alim ulama' dan dermawan merupakan seorang yang taat beribadah dan diyakini akan menjadi penduduk surga. Namun hanya Allah yang mengetahui segala isi niat hati hamba-Nya pada setiap malan yang dilakukan. Karena buruknya niat amalan akhiratpun menjadi amalan dunia semata tiada nilai ibadahnya dan tanpa pahala.

Namun sebaliknya dengan bagusnya niat amalan dunia bisa berbuah akhirat sebagaiamna contoh “seorang muslim yang rajin bekerja, niatnya mencari ridho Allah, menafkahi keluarga dan agar dirinya terhindar dari minta" maka bekerja seperti ini setiap tetesan keringt orang muslim tadi dan hembusan nafasnya akan bernilai ibadah dan berpahala” jangankan berkerja makanpun bisa menjadi pahala, klo kita sekedar hanya makan supaya kenyang tentu kita tak dapat amalan2 yg lain tetapi klo kita makan tiap hari dengan di awali niat yg baik setelah makan bisa untuk ber ibadah mengawali baca basmalah mengakhiri baca khamdalah dllnya maka amalan yang tampak mata amalan dunia bisa menjadi amalan akhirat.

Semoga Allah senantisa memberi hidayah kepada kita untuk senantiasa menanamkan niat murni menggapai ridho ilahi disetiap amalan yang kita lakukan aamin-aamiin ya robbal aalamie

بارك الله لى ولكم في القرأن العظيم ونفعني واياكم بالأيات والذ كر الحكيم اقول قولى هذا واستغفروه انه هو الغفور الرحيم




KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِز.

اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتَكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


Ibnu Hazm mengatakan, “Niat itu rahasia suatu ibadah dan ruhnya”.
Setiap amal perbuatan akan diganjar pahala apabila diniatkan karena Allah SWT bukan sebab perkara lain

imammukhtar

Kepala Madrasah di MA PPKP Darul Ma'la

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form