🌱🌱Aku Bukan Pencuri 🌱🌱



Dampak Positif Dan Negatif Kemajuan Teknologi Informasi
Positive Impact And Negative Advances in Information Technology

Cerita ini hanya imaginatif belaka, entah kenapa tiba-tiba terselib dalam pikiran penulis sebuah ide baru untuk menyentuh huruf-huruf di papan keyboard touch screen smart phone samsung J 7 yang hampir berusia 2 tahun ini, sehingga terlahirlah tulisan-tulisan yang unik, humoris, konyol, mengkritik dan yang pasti menarik karena kami beri judul Aku Bukan Pencuri sungguh judul ini menurut kami sebagai judul yang sangar, serem dan menakutkan, tapi entah bagi pembaca, apa mempunyai pemahaman yang sama dalam menafsirkan judul ini ataukah tidak? wallahu a'lam

Tertulislah sebuah cerita di zaman yang orang-orang bilang sebagai zaman modern, canggih, internet, medsos tapi juga bisa disebut zaman yang aneh, kenapa begitu? karena di zaman ini orang yang jauh terasa begitu dekat sedangkan yang dekat menjadi jauh sekali, anehkan! ya emang begitulah, dan lebih lucu lagi orang-orang kemana-mana selalu bawa benda kotak dan menutul-nutulnya hingga kadang-kadang ia bisa tertawa atau menangis dengan tiba-tiba, sendirian lagi. Lucu kan... termasuk penulis hhh.

Perkembangan teknologi IT memang luar biasa cepat,  mengagumkan sekaligus memprihatinkan, mengagumkan karena dunia seolah-olah selebar layar smart phone, mau tanya apa saja pasti akan dijawab dengan cepat, berpergian kemana saja tinggal ketik tujuan di google map maka akan dipandu sampai tujuan, tanpa harus turun dari kendaraan tanya sana kemari, transaksi apa saja bisa dilakukan sambil duduk manis, walaupun demikian hebatnya. Tapi, sungguh memprihatinkan, perkembangan jiwa anak jadi instan atau terlalu cepat, gimana tidak? anak SD sudah kenal pacaran manggil temannya di chat dengan panggilan mama dan papa, isi video di card memory judulnya kartun tapi begitu dibuka bikin mata terbelalak lebar karena gak akan percaya, apalagi yang sudah SMP chat mesengernya bikin dada sesak nafas karena pusing mikir tafsirnya. Seperti ini "ma... mama... si coklat lagi kangen sama apem mama...!" lalu dijawab "maaf paa... apem mama lagi ada selainya, si coklat sabar dulu yaa." Apa arti itu semua?

Dari mana penulis tau? Jujur dulu penulis pernah punya usaha counter hp yang cukup besar, jadi tahu berbagae isi smart phone yang dijual maupun yang diservickan. Walupun perkembangan teknologi IT begitu pesat namun tidak semua orang bisa mengikuti perkembangannya, ada juga yang masih tetap gaptek, kuper, lugu atau stagnasi cukup hanya bisa telephone dan sms saja. Itu bisa jadi karena orangnya memang tidak mau belajar atau tidak ada rasa ingin tahu, bisa juga memang benar-benar tidak bisa mengikuti perkembangan IT, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dari beli perangkat dan paket data yang dibutuhkan setiap bulannya. Maka bersyukurlah kita yang bisa mengikuti perkembangan IT dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat .


Pengaruh Ekonomi Keluaga Terhadap Perkembangan Anak 
The Effect of Family Economics on Child Development

Dari sinilah novelet sederhana  ini akan dimulai, disuatu desa yang tak jauh dari kota Desa Wonorame (desa saya sendiri, rejonya saya ganti rame sama kannn... biar tidak jadi masalah dikemudian hari hhh), tinggallah seorang pemuda sederhana dengan nama lengkap Umam bersama ibu kandungnya Ibu Masriah yang sudah menjanda sejak umam berusia 6 tahun, saat itu Umam kecil baru duduk di kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah, ayahnya meninggal karena serangan jantung. Mereka tinggal di rumah yang jauh dari kata sederhana, dengan atap genting kuno, dinding gedek (anyaman bambu) berlantaikan tanah dan hampir seratus persen bangunan rumah bertulang bambu (usuk dan blandarnya), walaupun demikian, mereka berdua sangat bahagia.

Umam tumbuh menjadi pemuda pemalu, pendiam, lebih suka menyendiri di rumah dari pada bergaul dengan teman-temannya, mungkin karena Umam terbiasa dengan dua kata   ingin dan terhapus dengan kata sabar, tanpa disempurnakan dua kata berikutnya merasakan dan memiliki, semua hanya sebatas ingin dan hilang karena sabar.

Ada penjual kue yang enak dan lezat lewat didepan rumah, hatinya berbisik, "sabar ibukmu gak punya uang untuk membelinya mendingan untuk beli beras," melihat baju yang bagus pingin banget memakainya hingga berhayal memilikinya, tapi sekali lagi hatinya berbisik sabar... "Ibukmu gak sanggup membelinya, pakaian yang kamu pakai masih layak," dan semua hilang tertutup kata sabar,  ini semua yang menyebabkan Umam berjiwa kerdil, inferior (minder atau kurang percaya diri).

Hal-hal yang sepele aja seperti makanan, kue lezat sampai baju bagus, Umam harus mengubur mimpinya untuk merasakan dan memiliki, hanya sebatas keinginan yang tak pernah terealisir. Apalagi media informasi dan telekomunikasi yang canggih  atau juga kendaran bermotor yang bagus, jangankan memiliki, berhayal aja haram hukumnya bagi Umam.

Demikianlah penderitaan orang miskin di dunia, semua hanya sebatas mimpi, sehingga benar sekali kalau di akhirat surga itu teramat dekat dengan orang-orang miskin, karena sedikit sekali yang dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan oleh mereka diakhirat nanti. Dan sempurnalah kebenarannya kalau Nabi bermimpi sahabatnya Abdurrohman Bin Auf masuk surganya dengan merangkak karena dia sangat kaya raya, hartanya melimpah ruah. Hingga setelah tahu cerita tentang mimpi itu langsung dari Fatimah putri Nabi, Abdurrohman Bin Auf pun berdoa agar dijadikan sebagai orang yang miskin, ujungnya ia pun menyedekahkan hampir seluruh dari hartanya untuk membeli seluruh hasil kebun kurma dari sahabat anshor dan muhajirin yang sedang membusuk semua karena perubahan cuaca yang ekstrim dengan harga kurma segar. Sehingga Abdurrohman Bin Auf Pun jatuh dalam kebangkrutan dan kemiskinan.

Tapi sayank sungguh sayank bangkrut dan miskinnya Abdurrohman Bin Auf begitu singkat, karena dalam waktu yang tak begitu lama raja Yaman pun mengumumkan, akan membeli semua kurma busuk yang disebabkan karena perubahan cuaca ekstrim, milik siapa saja tanpa terkecuali dengan harga sepuluh kali lipat dari harga kurma segar, karena di negerinya sedang terserang wabah penyakit yang mana obatnya hanya kurma busuk. Makanya, bukan kemiskinan yang didapatkan Abduurohman Bin Auf tapi sebaliknya kekayaannya yang semakin berlipat-lipat, inilah bukti kalau sejatinya rejeki dan kekayaan itu bukanlah semata-mata usaha kita tapi karena kehendak dan takdir dari Allah Subhanahu Wata'ala.

Meskipun demikian bersahajanya kehidupan mereka berdua, Umam dan ibu Masriah pun sudah merasa cukup bahagia, dan merekapun senantiasa bersyukur kepada Allah atas rejeki dan nikmat yang dikaruniakan pada mereka terutama nikmat kesehatan. Umam sangat menghormati ibunya, sebagai seorang anak dia tidak pernah protes, minta atau menuntut sesuatu yang diluar kemampuan ibunya, begitu juga sebaliknya sang ibu sangat menyayangi anak semata wayangnya, buah hati dari hasil cinta dengan mendiang suaminya pak Shofwan. Untuk menopang kebutuhan sehari-hari bu Masriah bekerja serabutan karena pendidikannya yang hanya lulus SD, tak satupun pabrik yang mau menerimanya sebagai karyawan, dia bekerja bila ada yang membutuhkan tenaganya, dengan upah ala kadarnya. Dari mencuci, menyetrika, memasak serta buruh di sawah bila lagi musim tanam dan panen. Sedangkan anaknya Umam membantu beres-beres rumah, mecari pakan ternak, bahkan memasak pun Umam sangat mahir, jika ibunya sedang bekerja sehingga pulangnya tinggal makan dan istirahat.

Umam memang pemuda culun (takut dan gemetar bila dekat dengan cewek), lugu (lucu dan gumunan), gabtek (gagap teknologi), kuper (kurang pergaulan) dan seabrek lagi panggilan jelek untuknya. Umam dah terbiasa dengan panggilan itu, dia pun menyadari itu semua memang melekat pada dirinya, memang keadaanlah yang menyebabkan ia menjadi demikian sejak kecil ia sudah jadi anak yatim, ibu satu-satunya tempat curhat dari segala masalah, cacian, hinaan yang dia alami. Apalagi ibunya adalah orang yang paling miskin di desa Wonorame, karena  mendiang suaminya Pak Shofwan adalah pemuda sakit-sakitan yang hampir seluruh usianya habis diranjang rumah sakit. sehingga peninggalan orang tuanya pun habis untuk biaya berobat dirumah sakit.

Tapi apabila dilihat dari segi fisik atau tampang, patutlah untuk diperhitungkan! paras wajah dan bentuk fisiknya yang atletis bikin kaum hawa lunglai and klepek-klepek, karena tubuhnya tinggi tegap dan paras mukanya pun sangat menarik. Jika dilihat dari prestasi akademik dikelas, tidak bisa dipandang sebelah mata karena dia selalu masuk peringkat tiga besar  di kelasnya, dan sekali-kali mencuri peringkat dua dan satu. Meskipun sering kali ditertawakan oleh teman-temannya bahkan gurunya, karena kegaptekannya yang kelewat parah, misal ada tugas dari sekolah Si Umam masih susah payah mengerjakan dengan mencari referensi dari buku perpustakaan atau pinjam kesana kemari, karena ia tidak punya media untuk mengakses dirumah, ke warnet pun tidak mungkin karena kendaaraan untuk ke warnet bahkan biaya sewa untuk perjamnya juga tidak ada. Masalah informasi atau berita, Umam memang sangat tertinggal, karena satu Medsos (Media Sosial) pun dia tidak memilikinya, sehingga berita atau informasi yang ia dapatkan sering sudah kadaluwarso atau basi.


Hilangnya Impian
Dream Loss 

Umam memang pingin sekali, bahkan mengidam-idamkan punya gadget (teknologi IT yang praktis sepeti Labtop, Smartphone, modem mifi dll). Tapi semuanya masih dalam batas mimpi dan harapan, tidak mungkin ia meminta sama ibuknya karena ia tahu dia tidak punya cukup uang untuk membelikannya dan takut menjadi beban pikiran baginya. Karena itulah ia rajin beternak kambing walaupun cuma satu ekor indukan betina yang ia pelihara dari kecil (cemek), semula ternak ayam, begitu ayamnya banyak ia jual dan dikumpulkan uangnya untuk dibelikan anakan kambing dan sekarang sudah jadi indukan kambing, ayamnya pun masih beberapa ekor, bila ada iuran di sekolah yang cukup besar dia bisa menjual ayamnya, dari ternak-ternaknya inilah Umam menaruh harapan, tercapainya semua mimpinya, pantang baginya membebankan semua mimpinya pada ibunya.

Berbeda sekali dengan teman-teman sebayanya, sudah punya gadget yang bagus begitu ada merk baru yang lebih kompleks aplikasinya dan lebih besar speknya, merengek menangisi orang tuanya agar dibelikan gadget yang terbaru dan tidak mau lagi memakai gadgetnya yang lama, dengan mengancam tidak mau sekolah kalau tidak dituruti keinginannya, tanpa sedikitpun perjuangan dan usaha.

Lebih parah lagi, itu tidak hanya masalah gadget, tapi juga fashion berupa pakaian sampai transportasi kendaraan bermotor, rata-rata remaja melakukan hal demikian itu, biar dibilang update, gaul dan keren. Padahal sejatinya bila dilihat dari kaca mata hikmah, mereka sebenarnya melakukan kejahilan yang teramat parah. Hanya orang bodoh dan buta mata hatinya saja yang mengatakan mereka modern, gaul dan keren.

Kini usia kambing Umam sudah lebih dari satu tahun, karena dia mulai merawatnya sejak duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah kelas IX semester gasal dan sekarang dia sudah kelas  X Madrasah Aliyah semester genap. Walaupun ibunya tak tahu pasti, sudah berapakah usia yang tepat kambing anaknya? tapi dia tahu betul melalui tanda-tanda yang ada, dapat diperkirakan kalau usia kambing Umam kira-kira antara 15 sd 16 bulan, dan diusia inilah masa yang ideal kambing untuk dikawinkan. "Umam...! kambingmu ini sudah saatnya untuk dikawinkan," nasehat bu Masriah kepada anaknya,   "yaa buu...! terus apa tandanya kalau kambing saya siap untuk dikawinkan." "Kambingmu sering mengembek tanpa alasan yang jelas, menggosok-gosokkan tubuh atau kemaluannya pada dinding kandang, gelisah, tidak bisa tenang, nafsu makannya berkurang, ekornya sering dikibas-kibaskan, sering kencing, bibir kemaluannya membengkak dan terakhir keluar lendir jernih pada kemaluannya. Itu semua tanda kambingmu lagi birahi, ingin kawin!" "oooo gitu yaa bu." Umam mengangguk-angguk sebagai tanda kalau dia baru tahu dan memahami sesuatu pengetahuan baru yang sangat berharga dikemudian hari. "Cepat nakk...! bawa kambingmu ke rumah Pak Ali! tetangga kita yang punya kambing pejantan, jangan lupa bawa rumput atau daun-daunan untuk diberikan pada Pak Ali sebagae ucapan terima kasih, ingat yaa nakk...! kambing birahi itu hanya 16-20 jam setiap minggunya, diluar itu sulit untuk terjadinya pembuahan." "Yaa buu...!" Umam pun segera membawa kambingnya ke rumah Pak Ali sambil membawa seikat besar daun-daunan untuk diberikan kepada pak Ali sesuai dengan pesan ibunya.

Setelah pulang dari rumah pak Ali, betapa bahagianya Umam, karena menurut cerita dari pak Dudung tetangga depan rumahnya, lima bulan kedepan cemek yang lucu-lucu satu, dua, tiga atau empat ekor sekaligus akan lahir dikandangnya. "Kini Umam pun berani menceritakan semua mimpi yang ia pendam di alam hayal dan angan pada ibunya. "Ibu...! besok anak-anak kambingku kalau sudah bisa makan dan minum sendiri, induknya akan saya jual buu... aku mau beli HP Android yang canggih kayak temen-temen, jadi kalau ada tugas dari sekolah aku tidak perlu susah payah mencari jawabannya dibuku-buku, bisa menjelajahi dunia tanpa harus keliling dunia, bisa ngobrol sama temen-temen yang jauhhh sekali, bisa foto selfie sama ibu, merekam video dan lain-lain, serta masih banyak lagi manfaatnya buu." Mendengar semua harapan dari anaknya yang teramat polos di zaman seperti ini, bu Masriah pun diam tidak bisa berkata apa-apa, tak terasa air matanya pun menetes membasahi kerut dipipinya yang termakan usia, pada ruang yang paling dalam dihatinya dia pun berdo'a...  "kabulkanlah harapan dan mimpi-mimpi anakku yaa Allah, hambamu yang miskin ini benar-benar tidak berdaya, engkaulah zat yang mengabulkan segala do'a dari hambanya. Aamiinn Ya Allah Yaa Robbal Alamien!"

Hari demi hari terus berganti, bagi umam yang menanti kelahiran anak kambinya pergantian hari begitu terasa sangat lama, dan seiring berjalannya waktu lima bulan pun akhirnya berlalu juga, kini kambing umam sudah saatnya melahirkan anak-anaknya, bu Masriah pun hari ini berhenti bekerja, bahkan Umam izin tidak masuk sekolah, ingin tahu bagaimana proses kelahiran cempe-cempenya nanti, detik-detik menegangkan yang teramat membahagiakan kini telah didepan mata, karena semua harapan bertumpu disana. "Umam...! Kelihatannya kambingmu sebentar lagi akan melahirkan nak!" "yaa buu..., terus bagaimana ibu tahu kalau kambingku akan melahirkan?" "Lihat itu nak...! kambingmu terlihat gelisah terus menerus dan menggaruk-garukkan kaki depannya pada tanah sambil mengembek, kemaluannya memerah disertai dengan keluarnya lendir, pinggul bagian atasnya mecekung dan kambing sering melihat bagian belakang sambil mengembek, yang terakhir kambingmu berbaring. Itu semua tanda atau ciri kambing akan melahirkan." "Oooo! gitu yaa buuu," Umam pun mengangguk-angguk tanda kalau dia sedang berusaha untuk memahami sesuatu yang begitu beharga. Dalam hati Umam bertanya-tanya bagaimana ibuknya bisa tau semua, seluk beluk tentang ternak kambing.

Kambing Umam sudah berbaring begitu lama, tapi cempe-cempe yang dinanti-nanti kelahirannya tidak lahir-lahir juga, Bu Masriah pun tampak gelisah, dia mengkawatirkan kalau ada sesuatu yang tidak beres, karena induk kambing semakin lemah dan tidak bertenaga. Melihat sikap dari ibunya yang berubah dan tampak gelisah, umam pun bertanya. "Ada apa buu... kenapa ibu gelisah?" "Coba kamu panggil pak Dudung, kelihatannya kambingmu mengalami masalah untuk melahirkan." "Yaa buu...!" umampun segera berlari untuk memanggil pak Dudung, tetangga depan rumahnya. Tak seberapa lama pak Dudung pun datang hampir bersamaan dengan kembalinya Umam, dan langsung memeriksa induk kambing. Tak lama kemudian, pak Dudung pun memberikan kabar yang sangat tidak diharapkan. "Maaf buu Masriah dan Dek Umam, anak dalam perut kambing sudah mati karena terlalu lama proses kelahirannya dan tidak bisa untuk dilahirkan mungkin karena janinnya terlalu besar akibat dari kelebihan nutrisi asupan makanannya dan terpaksa induk kambing harus disembelih agar masih mempunyai nilai jual." Umampun tampak bersedih, sirna sudah semua harapan yang tertanam begitu lama, bertahun-tahun sudah ia merintis dari nol untuk menggapai sedikit saja dari semua mimpinya, tapi kini semuanya sudah sirna dalam sekejap. Tampaklah dari sudut matanya linangan air mata yang membasahi pipinya sebagai ungkapan betapa sedih dan kecewa hatinya. Hatinya pun berbisik lirih, "haramkah aku berharap yaa Allah... tidak bolehkah aku bercita-cita, hingga aku bisa merasakan sedikit saja dari kemajuan teknologi IT, apa memang aku harus menyandang panggilan culun, gaptek, kuper untuk selamanya." Dan akhirnya Umam pun terduduk lemas disudut kandang menyaksikan kambing yang menjadi tumpuhan semua harapan dan impian terkapar tak bergerak sedikitpun didepannya.

Melihat anaknya jatuh dalam keterpurukan, dikarenakan pupus semua harapannya, ibu Masriah terdiam dalam kepiluan, karena dia tidak bisa berbuat apa-apa, biarlah waktu yang akan memulihkan semuanya, kini saatnya dia melakukan kewajiban sebagai seorang ibu, kedua tangannya pun diangkat setinggi bahu mulailah hatinya berbisik syair-syair kehidupan, mengadukan lara hati kepada sang maha segalanya. "Yaa Allah yaa robb aku tahu engkau punya rencana lain dibalik ini semua, aku tahu ini semua adalah rencanamu, aku tahu jalan yang terbaik dan terindah sudah engkau rencanakan dan sediakan untuk anakku. Tapi, ada satu yang kumohon padamu ya rob tetapkanlah semangat dihati anakku, sisipkanlah harapan dan impian baru dihatinya, kuatkanlah keimanannya kepadamu atas segala cobaan yang engkau berikan wahai zat pengabul do'a." Selesai berdoa bu Masriah pun mengusap air mata dengan kedua tangannya.


Kembalinya Cinta Di kampung Halaman
The Return of Love In the village of Yard

Hari-hari terasa berat bagi Umam, dia harus menata hati untuk membangun harapan-harapan dan mimpi-mimpi baru, semuanya terasa lebih berat karena harus mengulangnya dari awal dan tidak tahu berapa lama lagi dia harus berusaha dan menanti, kadang kesedihannya sampai mendalam bila teringat ajakan dari teman-temannya untuk bergabung di grup Alumni MTs 16/17 di Media Sosial tertentu, karena dari sinilah dia bisa bercengkrama, mengobrol berbagi cerita suka-duka sekaligus mengenang kebersamaan dengan teman-temannya semasa di MTs dulu, ada Agus, Edo, Irfan, Badrut, Yanti, Eni, Leni, Vina, Lisa dan masih banyak yang lain. Bagi Umam kebersamaan dengan mereka merupakan masa yang begitu teramat indah karena dari sini pula Umam Mengenal cinta untuk pertama kali frist love or Love at first sight  (cinta pada pandangan pertama) pada sosok yang begitu istimewa, pintar, lincah dan cantik, tiada lain tiada bukan dia adalah  Vina Aprilia, Putri Tunggal dari Bapak Bambang orang terkaya di desa Wonorame.

Cinta ini tumbuh disaat kebersamaanya dalam kepengurusan OSIM, pada saat itu Umam sebagai wakil ketua sedangkan Vina sekretarisnya. Cinta memang tidak memandang kaya atau miskin dia bisa hadir kepada siapa saja, termasuk Umam tapi dia tahu diri, siapa dirinya? pemuda paling miskin, culun, kuper, gabtek makanya itu dia begitu dalam memendam dan merahasiakan cintanya atau bisa dibilang cinta sebatas angan, tak mungkin dia mengutarakan cintanya, sedalam apapun Umam memendam cintanya, Vina pun paham kalau Umam menaruh hati pada dirinya, itulah bahasa cinta yang bisa diketahui meskipun tidak diucapkan. Setelah lulus dari MTs Miftahut Thulab Wonorame semua terpisah dan tersebar diberbagai MA, SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Pati bahkan ada yang sampai luar kota. Termasuk Vina yang sekolah di SMA Swasta paling bergengsi di Jakarta.

Kematian kambingnya Umam pun cepat tersebar diseluruh desa Wonorame, dan menjadi viral di media sosial grup alumni MTs MT 16/17, seluruh anggota grup pun bersedih karena dengan kematian kambingnya Umam berarti batal pula masuknya Umam dalam anggota grup dan semakin tidak jelas kapan Umam bisa bergabung, padahal tak lama lagi semua siswa kelas X dan XI baik MA, SMA dan SMK akan libur beberapa hari kedepan. Karena adanya UNBK kelas XII, maka disaat seperti inilah terbukanya kesempatan untuk berkumpul bersama dimasa liburan, karena semuanya akan pulang ke kampung halaman masing-masing selama liburan termasuk Vina Aprilia.

Libur UNBK pun telah tiba, disambut gembira ria oleh semua siswa dan siswi SMA sederajat kelas X dan XI, disaat kakak kelas XII berjuang menempuh ujian didepan komputer karena berdasarkan instruksi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ujian ditahun pelajaran 17/18 seluruh Sekolah atau Madrasah baik negeri maupun swasta khusunya di Kabupaten Pati wajib untuk menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang mana tahun-tahun sebelumnya masih ada yang UNKP (Ujian Nasional Berbasis Kertas Dan Pensil), dan kebetulan libur ujian kali ini lumayan panjang yaitu selama delapan hari diawali dan diakhiri hari minggu. Sehingga libur hari pertama  hampir semua siswa kelas X dan XI sudah pulang ke kampung halaman masing-masing dengan dukungan kecanggihan teknologi informasi awal libur saja sudah ada rencana untuk jalan-jalan atau rekreasi dengan teman atau ttm (teman tapi mesra aliyas kekasih) ke tempat-tempat wisata terdekat seperti Gunung Rowo, Agro Wisata jollong, Waduk Selo Romo,  Lorotan Semar, Gua Pancur, JWF, Taman Rawa Kletek Pucakwangi bahkan sampai Wates Beach, Karang Jahe Beach, Benteng Portugis, Gua Manik, Empu Rancak Beach, Bandengan Beach, KOP, Teluk Awur Beach dan lain-lain.

Meskipun sangat telat aliyas kadaluwarso, kabar akan kepulangan Vina selama libur UNBK terdengar juga sampai telinga Umam, mendengar sang idola hati akan pulang ke kampung halaman, meskipun  hanya cinta sebatas angan atau cinta yang tak pernah terucap sudah cukup membawa angin kebahagiaan dan semangat baru dihati Umam, yang baru saja berduka karena kematian kambingnya.

Dihari pertama libur UNBK banyak sekali teman-teman Umam yang datang kerumahnya, meskipun hanya sekedar berbincang-bincang di lincak (bangku panjang yang terbuat dari kayu bengkirai) untuk mengenang kenangan masa lalu waktu masih bersama di MTs dan terkadang terdengar iringan tawa kecil. Rumah Umam memang jauh dari sederhana tapi sangat nyaman ditelinga karena gak ada satupun benda elektronik yang berisik seperti televisi, DVD player, Speaker Music dan lain-lain. Bersih dan rapi, dapat dipastikan tidak ada satupun sampah dihalamannya, apalagi sampah plastik, karena Umam dan Ibunya paham betul tentang bahaya sampah anorganik seperti plastik, botol, kaleng dan lain-lain.

Yang mana semuanya sulit terurai dalam tanah, butuh waktu ratusan tahun untuk mengurai sampah tersebut, dan bila sampah plastik dibakar, akan membawa dampak sangat berbahaya bagi lingkungan terutama kesehatan manusia, oleh karena itu Umam dan ibunya selalu mengumpulkan sampah anorganik dan memilah-milahnya kalau nanti sudah terkumpul banyak, akan dijual ke pengepul rosok, untuk didaur ulang lagi. Dan ini merupakan cara terbaik untuk mengatasi problem sampah anorganik.

Untuk sampah organik Umam mengumpulkan di pekarangan belakang rumah, dalam sebuah lubang ditanah yang berfungsi sebagae komposter alami (media untuk merubah sampah organik menjadi pupuk hijau atau kompos secara alamiah), disamping bersih dan rapi rumah Umam pun terasa sejuk meskipun siang hari, karena banyak sekali tanaman buah yang rindang seperti jambu air, klengkeng, sawo, sirsat, mangga dan lain-lain, yang berada di halaman depan, belakang bahkan samping kanan dan kiri rumah. Dari sinilah teman-temanya suka dolan atau datang kerumahnya dan betah berlama-lama disana, tak kalah penting keramahan bu Masriah  dan Umam dalam menyambut tamu terutama teman-temannya. Sehingga pantaslah kalau rumah Umam selalu ramae disetiap hari libur.

Kabar tentang sudah sampainya Vina dirumah tepat jam 5 tadi pagi, akhirnya didengar juga oleh Umam dari teman dekatnya Agus. Mendengar itu semua Umam tampak bahagia sekaligus bersedih, bahagia karena pujaan hatinya, berada teramat dekat dengannya (tinggal dalam satu kampung), dia berharap bisa bertemu dengannya walaupun hanya melihat dan memandang dari kejauhan, yang demikian itu sudah cukup membuatnya bahagia dan menghapus kerinduannya karena selama satu tahun lebih tidak pernah bertemu. Dia bersedih karena berdasar informasi yang didapat, Vina sekarang tidak seperti Vina yang dulu, berjilbab, cantik, pintar, santun dan anggun. Vina yang sekarang ini memang jauh lebih cantik dan menarik fisiknya, persis seperti artis korea Song Hye Kyo bisa juga disamakan dengan Park Min Young tapi sayang sikap dan kepribadiannya telah berubah 180º, jilbabnya terlepas dan suka memakai baju ketat plus dengan aurat terbuka (pakaian yang serba minim) meskipun itu di tempat umum.

Jam dinding yang tertempel digedek (dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu) sudah menunjukkan tepat jam 10.00 tapi teman-teman Umam belum pulang juga, selalu bergantian satu sama yang lain, mereka datang ke rumahnya Umam memang sengaja direncanakan dari rumah, disamping menyampaikan salam dari Vina untuk Umam, karena sebelumnya mereka semua dolan terlebih dahulu ke rumahnya Vina (biasa anak muda kalau ada temen cantik pasti antri dolan). "Mam...! tadi Vina kirim salam buat kamu" kata Badrud yang terakhir datang kerumah Umam. "ya! Wa'alaikumussalam, tadi Agus dan Irfan juga sama dititipi salam kayak kamu." "Kamu beruntung lhoo... Mam... karena hanya kamu yang dapat salam." "yaa jelas! kan aku sendiri yang gak dolan kesana. Makanya aku yang dapat salam." "Bener juga!" "coba aku yang dolan pasti kamu, Agus, Edo atau Irfan yang dapat salam bukan aku." "hhhhhh iya ya!" "Makanya jangan sedih kalau kamu gak dapat salam, karena kamu udah datang." "Kamu gak pingin dolan juga Mam!" "Enggak!" "Kenapa?" "Malu!" "Kenapa harus malu?" perlu kamu ketahui Vina sering tanya tentang kamu. "Aku kesana naik apa? pakae apa? dan bawa Apa?" Badrut diam dan tidak berani tanya lagi, dia tahu kalau Umam terluka hatinya, hingga kata-katanya agak kasar, mungkin karena keluar dari hati yang kesal, kesal karena kemiskinan dan harapan yang sirna. Dari situlah Badrut menyimpulkan Umam pasti pingin sekali bertemu dengan Vina, pastinya sangat rindu padanya. Tapi karena gak ada kendaraan dan pakaian yang layak  untuk bisa dinaiki dan dipakai kesana, maka dia pun mengurungkan dan menghilangkan semua keinginan dan kerinduannya.

"Mungkinkah aku datang kerumah Vina yang sekarang ini katanya sangat cantik dengan naik unta." Sepeda buntut yang sudah tidak ada catnya lagi, yang biasa dipakae Umam cari rumput dan pergi ke Madrasah bila tidak ada tumpangan, "dan pakai kaos borobudur" kaos terbaru yang dimiliki Umam dan dibelinya ketika rekreasi di Jogja waktu study tour MTs. "Apa kata dunia?" "wkwkwkwkkk" mereka berdua pun tertawa kecil bersama. Yaa udah Mam! sekarang hampir dzuhur saya pamit pulang dulu, Assalamu'alaikum Mam!" "Wa'alaikumussalam hati-hati lho Drutt." Badrut pun menstarter motor varionya dan pulang kerumahnya, kini Umampun sendirian lagi, kemudian masuk kerumah, ambil wudlu untuk sholat dzuhur tak lupa berdo'a agar selalu diberi keikhlasan, ketabahan dan kekuatan dalam menjalani cobaan hidup. Umam tidak sadar kalau doa'nya itu sama saja memohon kepada Allah agar diuji dengan berbagai cobaan, karena untuk menjadi seorang yang ikhlas, tabah dan kuat harus lulus dengan berbagai ujian dan cobaan hidup terlebih dahulu.

Setelah itu ia pun ke dapur ambil nasi dan sayur lung (daun ketela rambat) tanpa lauk, jangankan lauk sambal dan krupuk pun tidak ada, walaupun demikian Umam sangat bersyukur dan lahab memakannya dan dia tidak pernah mempersoalkan makanan yang akan ia makan, yang penting halal dan baik, karena menurutnya masih banyak orang dibelahan bumi ini yang kelaparan tidak bisa makan misalnya ada bencana peperangan seperti di Suriah (timor tengah) atau juga orang muslim Rohingnya yang diusir dari tempat tinggalnya di Myanmar, maka dari sinilah Umam tidak mempermasalahkan masalah makanan.

Setelah makan Umam pun duduk di lincaknya sambil melihat ke jalan, orang yang lagi lalu lalang, dan tak lama kemudian ibunya pun pulang dari rumah pak Kadus (kepala dusun) membantu masak dan mencuci pakaian, "Mam! kamu sudah makan nak?" tanya bu Masriah kepada anaknya, "sudah buuu... baru saja", jawab Umam, "ini bu kadus titip makanan untuk kamu, ada lauk kesukaanmu lho... ayam bakar!"  "Alhamdulillah Ya Allah baru saja aku membayangkan makanan enak, ternyata Allah langsung mengabulkannya! saya makan nanti sore yaa bu!" "Yaa udah ini ibu simpan." "Bu! kenapa mata kanan saya kedutan?" "Oooo kata orang-orang dulu, orang yang mata kanannya kedutan akan bertemu dengan seseorang yang sudah lama dirindukan dan dipikirkan." "hihihi ada-ada saja ibu ini, mitos bu!" "Eeee kamu ini! tanya, diberi tahu malah tertawa, itu namanya ilmu titen, dititeni karena sering jadi kenyataan (diingat-ingat)." "Ya ya buu saya percaya kok."

Tiba-tiba Umampun melihat tanaman dihalamnnya ada yang layu karena kepanasan, tepat dipinggir jalan, secara reflek sudah jadi kebiasaan ketika melihat itu, dia pun ambil ember diisi air dari sumur timba di belakang rumahnya (sumur tua jaman dulu yang mengambil airnya dengan cara ditimba) dan menyiramkan ke tanaman yang layu, tiba-tiba dia merasakan jantungnya berdetak kencang dan kedamaian di hatinya yang luar biasa, tak pernah dia merasakan hal ini sebelumnya, "yaa Allah ada apa ini?"

Tiiit...! "Halo Umammm" Vina lewat tepat didepannya, sambil melambaikan tangan dan memanggil namanya. "Subhanallah!" Umam pun terpaku diam tak mampu untuk berkedip dan bergerak, tak terasa air matanya pun berlinang, dalam hati dia pun berkata. "Terimakasih yaa Allah, terlalu lama aku menahan kerinduan ini, akhirnya engkau pertemukan juga aku dengannya walaupun hanya sekedar lewat, sekali lagi Alhamdulillah Yaa Robb." Melihat hal itu bu Masriah pun tampak sedih, apa yang dikawatirkan selama ini ternyata menjadi sebuah kenyataan, kalau anaknya menaruh hati sama Vina yang teramat cantik, lincah dan kaya raya. Karena diam-diam tanpa diketahui oleh Umam, bu Masriah sering memeriksa buku pelajaran anaknya dan didapatkan disana nama Vina disetiap lembarannya.

Setelah terbengong beberapa saat lamanya, karena gak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, sosok Vina sekarang memang benar-benar jauh beda dengan Vina yang dikenal setahun yang lalu, setelah itu Umam pun masuk kedalam rumah untuk mengembalikan ember, kemudian mengambil buku dan duduk di lincaknya kembali, buku masih dalam genggaman tangan, pikirannya sudah menerawang jauh kemasa lalu, masa dimana ketika masih bersama Vina dalam kepengurusan OSIM, sedangkan hatinya bertanya-tanya dengan apa yang baru dilihatnya, hanya butuh waktu satu tahun Jakarta telah merubah sosok Vina, Benar apa yang diberitakan oleh teman-temanya kalau Vina yang sekarang memang sangat cantik dhohirnya berbagai perawatan tubuh dari rambut sampai ujung kuku dilakukan rutin tiap bulannya seperti creambath, fasial, ear candle, bleaching bahkan sampai perwatan kuku manicure and pedicure pun tak tertinggal, baginya uang bukanlah suatu masalah, yang penting bisa tampil cantik dan menarik, sehingga pantaslah kalau temannya bilang "Vina sekarang mirip artis korea yang bikin mata sakit bila melihatnya karena sekali melihat tak akan berkedip lagi."

Umam pun tampak murung, karena yang dirindukan dan dipikirkan bukanlah Vina yang sekarang ini tapi Vina yang dulu, cantik dengan kepolosan wajahnya, kecerdasan otaknya, manis senyumnya, santun budinya dan tampak anggun karena hijabnya atau dikenal dengan istilah inner beauty (kecantikan yang bersumber dari dalam). Hati Umam bertanya-tanya "kemanakah Vina yang dulu yang sangat malu hanya karena terlihat rambutnya ketika mau ganti kostum olahraga sehingga ia melakukannya dengan sembunyi-sembunyi? kemanakah Vina yang dulu yang tampak polos dan percaya diri dengan busana muslimahnya? Kemanakah Vina yang dulu yang selalu menanyainya sudah sholat dhuha apa belum ketika istirahat pertama? Kemanakah Vina yang dulu yang tak mau mengalah dengannya bila masalah nilai, ingin menang dan selalu ingin menang dari dirinya, dan akan ngambek dengan memanyunkan bibirnya bila ada satu saja nilainya? kalah darinya? Kemanakah Vina yang dulu yang selalu memberi semangat dengan teriakan ayoo Umam semangat...! dan diiringi tepuk tangan, bila dirinya sedang bertanding dalam kegiatan class meeting? dan masih banyak lagi kenangan tentang Vina yang membuat Umam memberikan sepenuh hatinya kepada sosok Vina Aprilia."

Ditengah debat hatinya tentang kondisi Vina zaman old dan now, tiba-tiba bu Masriah duduk disebelahnya dan menanyainya. "Mam...! apa kamu suka sama Vina nakk...?" Umam pun diam dan memandangi waja ibunya, kemudian dia berkata, "kalau iya kenapa bu...? apa aku salah atau berdosa jika aku suka sama Vina?"  "Tidak nak...! kau kan tahu siapa itu Vina dan siapa kita?" "yaaa buu! jangankan aku, semua orang pun tahu siapa itu Vina dan siapa aku, Vina anak tunggal dari pak Bambang orang terkaya di desa ini, pemilik perusahaan konsentrat dan trembel, serta hampir 2/3 lahan tebu yang ada disini adalah miliknya, sedangkan aku anak ibu orang paling baik di dunia yang punya kambing 1 ekor saja mati." "hehehe" akhirnya mereka berdua tertawa bareng hingga terlihatlah gigi serinya. "Kamu itu memang lucu nakkk...! dalam kondisi bagaimanapun selalu bisa bikin orang tersenyum gembira." "Yaa buu...! dan ibu tidak perlu kawatir, jujur bu... aku memang suka sama Vina hampir setiap terbuka mataku dan dimanapun aku berada Vina selalu ada dalam pikiranku bahkan kadang-kadang ikut terbawa dalam mimpi, tapi aku tahu diri kok buu siapa aku? dan aku tidak pernah berharap jadi kekasih, tunangan atau bahkan suami Vina, untuk membayangkan saja aku gak berani, hanya saja aku memang suka sama dia buu dan aku tidak tahu kenapa aku menyukainya? memang benar bu! kalau cinta itu anugrah terindah dari Allah dan bisa hadir pada diri siapa saja termasuk aku, dan karena cinta pula aku jadi semangat menjalani hidup ini bu!" "Ya udah kalau gitu, tapi hati-hati lhoo nak jangan sampai kamu lupa diri." "yaa buu!" Bu Masriahpun terdiam dia tidak tahu harus sedih atau bahagiakah dengan ini semua, biarlah semua berjalan atas kehendak Allah, tawakkal memang jalan terbaik baginya.

Setelah itu bu Masriah masuk kedalam rumah untuk membersihkan kandang kambing, karena setelah asyar nanti Umam akan membeli cemek pejantan, uang hasil penjualan kambingnya yang sempat disembilih oleh pak Dudung sebelum sekarat. Meskipun dibeli oleh jagal kambing dengan harga jauh lebih murah dari kambing normal, bu Masriah masih tetap bersyukur karena masih sempat disembelih, dan yang terpenting! semangat dari anaknya tidak padam karena kejadian itu.

Sedangkan Umam masih tetap duduk di lincaknya dan asyik membaca buku Inspirasi Sukses Karya Ir. Jarot Wijanarko yang dia pinjam dari perpustakaan Madrasah, dari sini dia mendapat inspirasi dan semangat baru dalam menghadapi hidup yang kadang jauh melenceng dari apa yang diharapkan. Umam memang hobi membaca hampir setiap waktu luangnya dihabiskan untuk membaca, bisa jadi hobinya ini terlahir disebabkan tidak ada pilihan lain selain membaca, karena televisi, smartphone, bahkan radio pun tidak ada dirumahnya.

Ditengah-tengah keseriusannya membaca, tiba-tiba mata kanannya pun kedutan lagi, bahkan kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya! pikirannya pun menebak! "Apa Vina akan lewat lagi?  kalau iya ilmu titen ini benar-benar lucu hihihi." Umam pun tersenyum sendiri, sekarang wajahya mulai nampak kebingunan, bukunya pun ditutup. "Aku harus bagaimana? masuk ataukah tetap duduk disini? hihihi ilmu titen ini memang aneh bikin aku deg-degkan." Belum berhenti dari senyumnya, tiba-tiba si Vina datang dan berbelok kerumahnya. Betapa terkejutnya umam, hatinya pun bertanya, ada apa Vina kesini? "Mam... besok kamu ada acara tidak?" "tidak! ada apa?" "Besok temenin aq jalan-jalan yaa?" "haaaaaaa kemana?" "yaa... kemana aja, suka-suka gue pokoknya temenin aja?" "Naik unta?" Umam nunjuk ke sepeda buntutnya yang ada disudut rumah, yang sering dipakai waktu masih belajar di MTs dulu. "Yaa gak lah Mam! kamu ini kok masih tetep lucu, kayak dulu, masak aku kamu goncengin sepeda untamu, apa kata dunia?" Vina meniru kata-kata yang sering diucapin Umam waktu dulu. "Hahaha" mereka pun akhirnya tertawa bersama. "Besok naik scoopy aku saja, Ok!" "Aku tak tanya ibuku dulu!" "Boleh nak!" sahut bu Masriah dari dalam rumah,  tanpa diketahui oleh mereka, secara tak sengaja bu Masriah mengutip pembicaraan Vina dan  anaknya. "Yaaa Ok lah! Jam berapa Vin?" "Jam 6 tepat yaaa" "haaa pagi amat! Siaplah Tuan Putri." "Terimakasih Mam...!" Sambil tersenyum Vina pun pulang kerumahnya, naik scopy baru warna merah yang belum keluar platnya, yang sengaja dibelikan ayahnya untuk mengisi liburnya selama dirumah.

Lahirnya Musibah Dari Cinta
The Birth of a Tragedy of Love

Setelah kepergian Vina, Umam terlihat mencubiti pipi dan tangannya untuk membuktikan yang barusan terjadi itu  nyata atau mimpi, kemudian dia masuk ke rumah dan bertanya sama ibuknya.
"Buuu aku ini bermimpi atau sadar?" "Setengah mimpi dan sadar hihihi." Bu Masriah pun tersenyum atas pertanyaan anaknya. "Sana Sholat Asyar dulu! terus ambil kambingmu di rumah Pak Umbar." "Yaa buuu."

Sore itu Umam tampak begitu bahagia, malam harinya perjalanan waktu terasa begitu lama bagi Umam,  tidurnya tak nyenyak dan tampak teramat gelisah, batinnya merasakan sesuatu yang teramat aneh, antara perasaan senang karena besok pagi dia akan bersama dan teramat dekat dengan kekasih hatinya, tapi aneh semuanya terbungkus oleh rasa takut dan cemas yang begitu mencekam, entah apa yang terjadi di esok hari, dalam batinnya antara senang, takut dan cemas berbaur menjadi satu, dia pun tak berani mengutarakan keanehan itu pada ibunya, takut kalau menambah beban pikiran bagi ibunya, do'a pun tak henti-hentinya ia panjatkan kepada Allah semoga semuanya baik-baik saja. kira-kira jam satu malam Umam baru bisa tidur.

Apa yang dirasakan Umam tak jauh beda dengan yang dirasakan oleh ibunya, tepat jam 02.30 bu Masriah terbangun dari tidurnya dan nafasnya tampak tersengal-sengal, keningnya basah kuyup oleh keringat dingin dan terlihat seperti habis mendaki gunung yang tinggi, ternyata ia baru saja mimpi buruk dan teramat sangat buruk, serasa tak mampu membayangkan seandainya mimpi itu sebuah kenyataan. Dalam mimpinya dia melihat Umam terjatuh dalam jurang yang teramat dalam, tapi bersyukurlah ada orang yang mampu menyelamatkan dan mengeluarkannya dari jurang tersebut. Kemudian bu Masriah bangkit melihat ke kamar anakanya tampaklah olehnya Umam sedang tertidur pulas kemudia dia pun mendekat dan mengelus kepala anaknya, batinya berkata "engkau pantas untuk bahagia nak dan pantas pula untuk mencintai dan dicintai walaupun banyak kekurangan pada dirimu karena terlalu polosnya dirimu tapi dimata ibu kau tampak gagah, tampan dan pintar." "kemudian ia ambil wudlu untuk sholat tahajud serta berdoa kepada Allah supaya anaknya dilindungi dari setiap perkara terlaknat dan segala mara bahaya. Dia pun menyimpan tentang mimpi buruknya dan akan menceritakan siang hari nanti setelah matahari condong kearah barat.

Pagi yang dinanti telah tiba, Umam bangun lebih pagi dari biasanya, dan tampak begitu ceria dan penuh dengan semangat, semua terasa begitu indah setelah sholat subuh, sarapan dan mandi pagi, dia pun menanti jam tepat menunjukkan pukul 06.00  itulah waktu yang dijanjikan oleh Vina. Jarum jam belum menunjukkan angka yang dinanti tampak dari jauh Vina telah menuju rumahnya dan berhenti tepat didepan pintu rumahnya, sekilas pandang Umam pun melihat wajah pujaan hatinya yang terkena terpaan sinar mentari yang masih berwarna jingga, secara reflek dengan suara lirih terucaplah dari mulutnya "subhanallah begitu cantiknya makhluk ciptaamu ya robbb!" hatinya pun bergetar, secepat mungkin Umam mengalihkan pandangannya dan meredam gemuruh getaran hatinya, dia teringat akan pesan ibunya, "jangan lupa diri nakkk!" Setelah itu Vina pun menyapa, "Pagi Mam!"
"Pagi juga Vin!" "Masuk Vin kamu gak duduk dulu." "Ya...!" Vina pun masuk sambil mengeluarkan satu bungkusan  yang ternyata isinya jaket. "Nih ada Jaket untukmu kamu pakae aja, ini jaketku yang bisa dipake cowok juga, biar kaos borobudurmu itu dak terlihat hihihi." Tampaklah Vina tersenyum ternyata dia tahu kalau Umam akan memakae kaos borobudur dan celana pendek Borju yang ia beli waktu study tour dulu. "Terimakasih Vin!" Umampun mencoba memakai Jaket yang diberikan oleh Vina dan setelah memakainya Vina pun terpukau, "Waooo keren banget kamu Mam." "Alhamdulillah siapa dulu temennya." Umampun tampak gagah dan tampan banget, terlihat serasi bila bersanding dengan Vina, jaket pemberian Vina telah merubah Umam sepenuhnya. "Kita siap berangkat!" "Sebentar Vin aku pamitan sama ibukku dulu, bukkk!" bu Masriah pun keluar dari belakang, Umampun pamit dan mencium tangan ibuknya begitu juga Vina mengikuti apa yang dilakukan Umam. Akhirnya merekapun berangkat. Rasa takut dan cemas muncul lagi dihati bu Masriah, "ya Allah semoga tidak terjadi apa - apa pada mereka berdua. Aamiin."

Seiring berputarnya roda scoopy, detak jantung Umam terasa lebih cepat lima kali lipat dari normalnya, banyak hal yang ia rasakan untuk pertama kalinya dari nyamannya naik scoopy baru, yang menyebakan ia berhayal kapan aku bisa membeli montor sendiri? syukur, dulu teman karibnya Agus pernah mengajari dia naik montor dengan montor buntutnya astrea 800 sampai dia bisa lancar mengendarai montor, begitu juga Irfan selalu siap meminjamkan montor mionya setiap umam membutuhkan, entah itu untuk mengantarkan ibunya jika lagi sakit atau bila ada acara tertentu, ketika mengingat itu semua bersyukurlah Umam dikaruniai teman-teman yang baik seperti mereka, sehingga benarlah apa yang tertulis pada kata-kata bijak teman yang baik merupakan karunia dari Allah yang tak ternilai harganya.

Dan yang paling membahagiakan dipagi itu dan takkan pernah terlupakan dalam sejarah hidupnya adalah kebersamaannya dengan Vina sang pujaan hati yang membuat pagi itu terasa begitu indah, sampai detik ini Umam pun masih tak percaya kalau yang dialami ini sebuah kenyataan, tak terasa hampir sampailah mereka ke kota kecamatan hingga terjadilah percakapan. "Vin! kita mau kemana dulu." "Asiknya kemana dulu Mamm?" "Ya saya tidak tahu! aku kan cuma kusir... mau ke Jolong 1, 2 gunung rowo, air terjun tretes atau kemana aja terserah tuan putri lahh, ke kebun murbei juga bisa." "Haa ke kebun murbey, ngapain aku minta anterin kamu kalau hanya ke kebun murbey." Vina pun mencubit tangan Umam dengan cubitan kecil sehingga Umam pun tampak kesakitan. "Aduh Vin!" "Ya udah ke gunung rowo dulu." "Siappp bos! eee salahhh, tuan putri."

Umam pun menarik gasnya langsung menuju gunung rawa, dalam waktu kurang dari 30 menit mereka sudah sampai ditempat tujuan. Umam pun tampak kagum "subhanallah indahnya!" tapi beda dengan Vina, "Kenapa sekarang rame banget gak seperti dulu?" "ya jelas to Vin ini kan hari libur UNBK SMA sederajat dan USBN SMK, dimana-mana kalau hari libur tempat seperti ini akan rame." "Ya males deh." Umam pun tampak bingung dan kecewa, bingung mengapa Vina cari tempat yang sepi kalau tujuannya jalan - jalan? sedih karena Vinanya yang dulu sudah musnah luar dan dalam, dari luar sudah tak berhijab, pakae baju yang gak pantas, sampae malu deh melihatnya dan yang paling menyedihkan serta memprihatinkan dari dalam dirinya, lidahnya sudah gak kenal kalimat thoyyibah  lagi, yang muncul haiii, haloo, waooo dan berbagai kalimat yang tidak jelas apa artinya, apa dia telah lupa kalau kalimat thoyyibah bisa menajadi do'a dan perisai bagi kita yang mengucapkan dari segala bencana. "Yaa Allah kemanakah dan dimanakah Vinaku yang dulu? seandainya Vinaku yang dulu benar-benar Vina yang sekarang ini, tolong kembalikan ia kejalanmu yaa robbb! hanya dengan do'a yang bisa aku lakukan, semoga Vina  segera mendapat hidayah. Aamiin." "Mam! kenapa kamu bengong?" "Enggakk Vinn, aku hanya melamun aja" Umam pun tampak tekejut. "Klamunin apa?" "Klamunin kalau tempat ini menjadi begitu indah dan sangat indah karena ada kamu, lihat tuh semua orang selalu memperhatikan ke arah kamu." Umam memang sangat pandai meluluhkan, dan memanjakan hati Vina dengan kata-katanya, memang kaum hawa lebih suka kelembutan dari pada kekerasanan, lebih suka dipuji dari pada dicaci, lebih suka disayang dari pada disakiti, lebih suka digombalin dengan kata manis tentang dirinya dari pada direndah dan dilecehkan walau itu sebuah kenyataan, itulah uniknya kaum hawa termasuk Vina, maka pantaslah ia tak mampu melupakan sosok Umam yang tampak lugu, polos dan teramat miskin, meskipun waktu dan Jakarta telah memisahkan mereka dalam waktu yang begitu lama dan teramat jauh, ternyata sosok Vina yang teramat cantik terikat juga hatinya sama Umam.

Mungkin Umam terinspirasi seorang Giancomo Girolamo Casanova dari Venesia yang hidup pada abad 18, yang terkenal sebagai sang penakhluk wanita tersohor dan menjadi legenda turun temurun bukan karena tampangnya yang ganteng, tapi karena hati dan kata-katanya yang teramat lembut terhadap wanita. Sehingga banyak sekali wanita ditakhlukkannya, yang mana Umam tahu tentang itu dari kesukaannya membaca. "Gombal!" cubitan kecil pun mendarat di tubuh Umam lagi. "Aduhhh Vin baru satu jam bersama kamu, sudah dua luka cubitan bersarang ditubuhku, gimana kalau aku jadi suami kamu seluruh tubuhkan akan penuh luka setiap harinya." Upps Umam jadi kelantur bicarannya, "barusan apa yang kukatakan Yaa Allah semoga saja menjadi kenyataan. Aamiin biar tidak seperti ini." Umam mulai berani untuk berhayal, karena hati kecilnya tahu kalau Vina menaruh hati juga sama dia. "Apa Mam! jadi istri kamu, apa kata dunia?" Vina pun memanyunkan bibirnya sehingga tampak semakin cantik dan manis, Umampun dibuatnya luluh lantak hatinya, cubitan kecil mendarat lagi ditubuh Umam. "Ini hadiah untuk orang yang suka berhayal!" "Aduhhh Vin!" Umampun pura-pura mengaduh padahal sejatinya rasa sakit sedikitpun pun tak terasa, karena semua tertutupi oleh rasa cinta dan kasih sayangnya sama Vina.

"Ayoo Mam kita kesana aja... tuh ada tempat kosong, sepi lagi." "Haaaa kesana! mau ngapain?" "Katanya kamu kusir (pengemudi) yaa suka-suka tuan putrinya dong hihihi" Vina pun tersenyum, Umampun dibuat tak berdaya dan semakin bingung dengan keinginan Vina. "Yaa udahlah tuan putri, kemana aja engkau suka, akan kuantar." "Yaaa itu namanya baru kusir." Umam dan Vina akhirnya pindah sesuai keinginan Vina ditempat yang begitu terpencil dari lainnya. "Mam! kamu tahu gak ini hari Apa?" "yaa tau! ini kan hari kamis." "Tanggal berapa?" "yaa tanggal 12 too Vin! emangnya kenapa?" "Kenapa kamu lupa Mamm?" Vina pun tampak sedih, ratusan  orang yang memberi ucapan ulang tahun dihari istimewanya di medsoss tidak dihiraukannya, tapi Umam malah melupakannya, setelah itu Umam pun tampak berfikir keras. "Ya Allah Vinnn sorry, hari ini ulang tahunmu," Umampun memetik bunga yang paling indah dari tempat yang terdekat dan menyerahkannya pada Vina sambil mengucapkan. "Selamat ulang tahun tuan putri Vina." "Telat!" Vina pun menerima bunga dari umam kemudian mencium bunganya sambil memanyunkan bibirnya karena marah, tapi bagi Umam sebaliknya malah terlihat begitu cantik dan manis yang membuat hatinya semakin luluh lantak sehingga tanpa sadar terucap "Alangkah senangnya seandainya aku jadi bunganya." "hihihii kamu ingin jadi bunganya." Vina pun tersenyum, dan... mendaratlah ciuman Vina di kening kiri Umam. "Astagfirullah" gak percaya dengan apa yang barusan terjadi kalimat istigfar terucap berkali-kali di hati Umam, "inikah yang ku takutkan dan kucemaskan tadi malam ya Allah ampunilah hambamu ini," dan Umampun berjanji bila dah saatnya dia akan bekerja keras sehingga layak untuk meminang atau melamar Vina, itu sumpah umam dalam hatinya, keberanian mulai tumbuh dihatinya, bukan sebuah sebatas angan atau hayalan lagi karena dia sekarang tahu kalau Vina juga suka sama dirinya, "semoga Allah mengabulkan niat baikku, Aamiinn."

Waktu sudah menunjukka 08.00 tepat, sinar matahari sudah terasa sedikit hangat, Vina mengeluarkan dua biji buah jeruk dari dalam tas ranselnya, kemudian ia pun membaginya dengan Umam, tapi ketika Umam selesai mengupasnya dan hendak memakannya, buah jeruknya diambil oleh Vina. "Vin kenapa buah jerukku kau ambil?" "Ngupasmu kurang bersih, ini serabutnya masih banyak, aku ambilin serabutnya dulu!" saat Vina membersihkan serabut yang menempel pada buah jeruk, secara tak sengaja, Umam melihat wajah Vina dari jarak yang teramat dekat, sehingga tampaklah kecantikan kekasih hatinya yang teramat begitu sempurna, hampir tiada cela sedikitpun, yang membuat degup jantungnya berdetak tak menentu, sekali lagi dengan secepat mungkin Umam pun segera menundukkan pandangannya/ghodul Bashor, dan timbul gejolak dihatinya antara senang dan takut, senang karena sudah menjadi fitrah manusia mencintai lawan jenisnya, takut akan dosa-dosa, dia berharap ini semua terakhir kali dalam hidupnya, untuk selanjutnya kebersamaannya dengan Vina sudah dalam ikatan yang syah sesuai syariat agama.

Ditengah harapan dan lamunannya tiba-tiba. Vina menyuapkan sisiran jeruk yang sudah bersih dari serabutnya kedalam mulut umam. "Vin! aku malu Vin!" "Malu sama siapa? gak ada orang." "Memangnya aku dan kamu bukan orang?" "Yaa sih! tapi bukan orang lain." Umampun terpaksa membuka mulutnya, dalam hati ia berkata, "yaa Allah Vinn, apa kamu lupa, kita tidak pernah lepas dari pengawasan Allah, kenapa begitu cepat engkau melupakannya, sembilan tahun kita belajar ilmu syariat bersama di madrasah, tapi semua kau lupakan hanya dalam waktu satu tahun saja, aq berharap dan yakin engkau akan kembali seperti dulu lagi dan aku akan selalu berdoa untukmu." Akhirnya buah jerukk pun habis dimulut umam melalui tangan Vina, jam pun sudah menunjukkan angka 10.00.
"Mam! dah mulai panas nih, yuk kita pulang! entar kulitku item lagi, nanti mapir dulu di kebun murbey dan buper yaa!" "Siap tuan putri." "Tapi lewat dalam, aku gak mau kalau jalan yang sama." "Ok."Akhirnya mereka pun pulang lewat jalur dalam atau jalan desa, lebih sepi tapi agak rusak jalannya, dan kurang 30 menit sampailah mereka di kebun murbei, setelah mendokumentasikan beberapa gambar, merekapun melanjutkan perjalanan dan berhenti di buper yang kebetulan sepi tidak ada kegiatan sedikitpun, alangkah senangnya Vina karena dia bisa menikmati indahnya alam yang seolah-olah penghuninya hanya mereka berdua. "Mam sepi banget! kenapa kita gak kesini sejak tadi?" Vina pun tampak bahagia, sedangkan Umam tampak semakin takut dan cemas, dia berharap semua ini akan segera berlalu, perasaan gelisah pun mulai datang persis dengan yang ia rasakan dalam mimpinya  tadi malam. "Yaa Vin! tapi terlalu bahaya." "Kenapa?" "Kamu ingat gak Vinn? bila kita berduaan ditempat sepi tanpa ada orang ketiga maka ketiganya adalah syaiton." Umam pun mulai berani berkata terus terang, tapi sayank Vina tidak mendengarkannya, entah apa yang ada dipikiran Vina. "Mam ayoo kita kesana! aku mau mengatakan sesuatu padamu." Vina pun mengajak Umam ke salah satu bangunan yang teramat sepi yang dipastikan tidak ada orang lain satupun, Umampun semakin takut dan cemas tapi dia tak berdaya, dan tak tahu, mau apa Vina mengajaknya kesana? Perasaan yang sama pun dirasakan oleh Bu Masriah dirumah, tak henti-hentinya ia berdoa untuk keselamatan mereka berdua dari hal-hal yang tak diinginkan. "Vin sudah disini aja! kamu mau mengatakan apa?" Vina pun menatap mata Umam dalam-dalam, sambil memegang kedua tangannya tampaklah titik air mata disudut bola matanya. " Mamm aku mencintaimu dan tak memandang siapa dirimu!" "Yaa Vin! aku juga sangat mencintaimu dan perlu kau ketahui, itu dah lama banget!" Vina pun membisikkan sesuatu ditelinga Umam dan melepaskan jaketnya dan menaruh smart phonennya dan masuk kedalam ruangan, entah apa yang dibisikkan oleh Vina? dan apa yang sebanarnya terjadi, hingga Umam tampak begitu gembira, selanjutnya dia pun mengambil smartphonenya Vina, kemudian berlari dan terus berlari meninggalkan Vina sendirian.

Apa sebenarnya yang terjadi diantara mereka? kenapa semua jadi begini? mungkin ini semua jalan yang terbaik bagi mereka berdua, berkah do'a bu Masriah dari rumah yang tak henti-hentinya dilantunkan untuk kebaikan dan keselamatan mereka berdua, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Memang kadang untuk sampai pada kebaikan dan kebahagiaan harus berliku-liku terlebih dahulu, melalui berbagai cobaan dan ujian hidup yang tampak begitu berat seperti barusan yang terjadi, kesalah pahaman antara mereka, hingga butuh waktu, kesabaran dan selalu berhusnudzon kepada Allah agar mampu membuka tabir kebenaran dari sekenario yang maha segala-galanya. Umam masih berlari dan terus berlari, jarak sejauh 1,5 km dari buper untuk sampai rumahnya bukan masalah baginya, karena sudah terbiasa bekerja berat, tapi ibunya selalu melarang karena belum waktunya untuk bekerja, hingga sampailah ia dirumahnya.

Sedangkan Vina yang ditinggal sendirian tampak sedih dan sembab kedua bola matanya karena habis menangis, dan pulanglah ia sendirian, baru beberapa meter scoopynya melaju ada seseorang memanggilnya, ternyata Yanti temannya dulu waktu di MTs sekaligus temannya Umam juga, yang barusan keluar dari kolam renang Namira yang tak jauh dari Buper. "Vin! kamu dari mana kok sendirian?" "Tadi bareng sama Umam, tapi gak tahu entah ada apa, tiba-tiba dia berlari meninggalkan aku sendiri?" "Ya Umam!  aneh dan lucunya itu tidak berubah sedari dulu!" "hihihi" Yanti dan Vina pun tersenyum kecil bersama.
"Yan... aku pulang duluan!"
"OK hati - hati ya!"
"Ya!" Vina pun menarik gas scopynya dan tak berapa lama sampai juga ia dirumahnya, dan ayahnya Pak Bambang tampak didepan pintu menyambutnya.
"Vin! kamu dari mana saja kok baru pulang?"
"Dari jalan-jalan yah!"
"Sama siapa?"
"Uuuumam yahh!"
"Sudah aku bilangin jangan bergaul dengan anak-anak kampung, aku sekolahkan kamu di Jakarta agar kau tidak bergaul dengan mereka anak-anak kampung, tapi kenapa kamu masih bergaul sama mereka?"
"Ya yah!" Vina pun tampak sedih dan takut karena ayahnya tak pernah marah seperti ini, dan yang paling membuat ia sangat sedih ayahnya selalu melarang dia bergaul dengan teman lamanya waktu di MTs dulu, yang kebanyakan dari mereka satu desa dengannya, desa Wonorame termasuk Umam, dan aslinya Vina tidak suka sekolah di Jakarta, semua karena terpaksa untuk memenuhi kehendak Ayahnya yang keras kepala bila sudah mempunyai kemauan.
"Oh yaa segera konfiirmasi ke pengirim toko Online, kalau HPmu sudah kamu terima."
"Ya yah!" Vina semakin takut dan bingung, kalau sejatinya HP yang baru saja diberikan ayahnya secara Online, karena belum ada dipati sudah tiada aliyas hilang, mungkin diambil Umam karena salah faham dengan pesannya waktu ia bisikkan ke telinga Umam. "Yaa Allah aku harus bagaimana?" Dalam kondisi terpuruk lidah dan hati Vina kembali teringat Allah, memang aslinya dia anak yang baik tapi terkekang oleh ayahnya yang terlalu sombong karena kekayaanya.
"Yah! Maafkan Vina yah! HPnya dah hilang" akhirnya Vina memberanikan dirinya jujur pada ayahnya kalau HPnya telah hilang.
"Apa!" baru saja kemarin HP kamu terima sudah hilang! kamu sudah tau kalau HP itu sangat mahal, tapi kenapa kamu menghilangkannya?" Pak Bambang pun  sangat marah kemudian mengambil dosbook hp terus ke garasai ambil mobil dan pergi dengan mobilnya, entah kemana?. Vina semakin takut dan kawatir, mau kemana ayahnya pergi, dalam hati dia berdo'a yaa Allah semoga semua baik-baik saja.

Sesampainya Umam dirumahnya, ambil wudlu terus sholat dzuhur, setelah itu dia pun asyik mempelajari cara mengoperasikan smartphone pemberian Vina, karena dah lama banget pingin mempunyai smartphone sendiri, hingga tampaklah dia begitu bahagia dan semangat mempelajarinya, Umam tidak tahu kalau smartphone yang dia pakae Samsung Galaxy Not 8 BNOB 64 GB yang sangat mahal. Tak berapa lama ibunya pulang dari bekerja dan menanyainya.
"Mam! kata bu kadus tadi kamu pulang berlari dan sendirian!"
"Ya bu!"
"Vina dimana?"
"Saya tinggal sendiri di Buper bu!"
"Ya Allah nak!, terus yang kamu pakae itu HP siapa?"
"Yang kasih Vina bu!" Bu Masriah pun tampak bingung, gelisah, heran plus kawatir bercampur aduk menjadi satu dalam hati dan pikirannya, karena Umam tidak biasa menerima pemberian dari siapapun kecuali bekerja terlebih dahulu, tapi aneh kenapa hari ini dia menerima pemberian dari Vina? tadi pagi Jaket dan sekarang HP, perasaan cemas pun menyelimuti hatinya karena dia sadar dia orang miskin dan tidak berdaya, takut terjadi sesuatu pada anaknya. "Ya Allah semoga saja tidak terjadi sesuatu pada anakku."


Pengalaman Dijemput Polisi
Experience Picked up Police

Siang itu terasa begitu mencekam rasa takut, kawatir, bimbang dan was-was memenuhi setiap ruang di hati bu Masriah, batinnya merasakan firasat buruk terhadap apa yang akan terjadi, karena itulah dia tak beranjak dari tempat sholatnya, berdzikir dan terus berdzikir menyebut kebesaran nama Allah karena hanya dengan mengingatnya hati menjadi tenang, tak lama kemudian tiba-tiba datanglah dua orang kerumahnya, keduanya tampak gagah, tinggi tegap dan berseragam.

Hampir bersamaan mereka mengucapkan "selamat siang bu!" "selamat siang juga pak." Jawab bu Masriah. "Maaf bu! kami dari kantor kepolisian, ada laporan kehilangan hand phone karena pencurian, dan hand phone yang hilang terdeteksi ada di rumah ibu!"
"tidak! itu tidak benar pak! disini tidak ada hand phone yang bapak maksud," bu Masriah pun berteriak berusaha untuk menjelaskan kalau hand phone yang dicari oleh kedua polisi itu tidak ada dirumahnya.
"Tapi alat ini telah membuktikkan kalau hand phone yang kami cari ada dirumah ini!" bu Masriah diam terpaku, seketika itu jantungnya berdetak kencang, nafasnya pun terasa sesak dan pandangannya pun berkunang-kunang karena terkejut, jiwanya tidak bisa menerima dan percaya dengan apa yang sedang dia alami. Tidak lama kemudian bu Masriah tampak sempoyongan karena kedua kakinya gemetar tidak mampu menahan tubuhnya, syukur Umam segara keluar karena mendengan teriakan ibunya dan segera menahan tubuh ibunya agar tidak terjatuh.
"Ibuuu! ibu kenapa? dan ini ada apa?"
"Ibu mau tanya nak!"
"Ya bu!  ibu mau tanya apa?" tanya umam pada ibuknya.
"Kamu tidak mencuri kan nak?"
"Tidak bu! Aku Bukan Pencuri bu! anak ibu bukan pencuri, demi Allah bu! selamanya aku tidak akan mencuri bu, walaupun aku miskin, kelaparan sekalipun aku tidak akan mencuri bu." Umam pun menangis sambil mendekap ibunya.
"Ibu Percaya nakkk! lalu hp yang kamu pakae dari mana?"
"Ibu kan sudah saya beri tahu kalau hp itu pemberian Vina bu!"
" Pak kalian sudah dengar, anakku bukan pencuri!"
"Maaf bu! dengan terpaksa anak ibu harus kami bawa kekantor. Nanti ibu bisa memberi penjelasan dikantor!"
"Tidak! jangan bawa anakku pak dia bukan pencuri pakk!" Bu Masriah pun menangis dan menjerit  kedua tangan Umam terpaksa ditarik dan diborgol oleh polisi sehingga terjadi tarik menarik antara Polisi dan Bu Masriah, seketika itu juga rumah bu Masriah jadi ramae oleh warga, terutama warga RT 1 desa Wonorame, semua tidak ada yang percaya kalau Umam adalah seorang pencuri.

Sekuat apapun bu masriah menarik tangan anaknya, akhirnya Umampun terlepas dari tarikan tangannya dia pun terjatuh tersungkur di tanah, melihat ibunya terjatuh umampun menjerit sekuat kuatnya. "Ibu! aku bukan pencuri bu!" itulah kata-kata terakhir Umam yang didengan oleh ibunya *aku bukan pencuri* bu Masriah pun hanya bisa pasrah memandang anak semata wayangnya pergi dibawa oleh polisi.

Masih dalam kondisi tersungkur ditanah bu Masriah mengangkat kedua tangannya, bibir dan tangannya gemetar, ia pun mengadukan segala ketidak berdayaannya kepada sang maha segala-galanya, "yaa Allahu yaa rohman yaa rohiem karena kasih sayangmu aku dan anakku bisa bertahan hidup sampai detik ini, engkau juga yang menentukan kami hidup dalam kemiskinan dan ketidak berdayaan wahai zat yang maha pemberi rejeki, kami ikhlas engkau takdirkan kami dalam kemiskinan, kami ikhlas engkau takdirkan kami sebagai seorang yang lemah tidak berdaya wahai zat yang maha kuat, tapi engkau telah berjanji akan menguji hambamu sesuai batas kemampuannya, tapi sungguh apa yang engkau ujikan kali ini diluar batas dari kemampuan kami wahai... zat yang mengabulkan segala doa, kembalikan anakku! bebaskan anakku dengan segenap kekuasaamu yaa Allahu ya Raobb!" tangis bu Masriah turut larut dalam do'anya.

Ia tidak menyadari kalau do'anya menggetarkan pintu-pintu langit, sehingga tak lama kemudian awan hitam menyelimuti desa Wonorame, seolah-olah turut hadir bersama kepedihan hati bu Masriah atas apa yang dialami oleh anaknya, karena do'a seorang ibu teruntuk anaknya tidak diragukan lagi kemakbulannya! Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud  tiga do'a yang tidak diragukan lagi kemakbulannya yaitu do'a seorang ibu (orang tua) kepada anaknya,  do'a musyafir dan do'a orang yang dizalimi (HR. Abu Daud). Karena do'a seorang ibu mempunyai kekuatan batin yang begitu kuat terhadap anak-anaknya.

Tak lama kemudian keajaiban pun hadir! berita ditangkapnya Umam atas tuduhan praduga tak bersalah kasus pencurian KUHP pasal 361 sd 365, akhirnya terdengar juga di telinga pak Rohmad kepala dusun Ds Wonorame, betapa terkejutnya dia setelah mendengar langsung dari istrinya bu Narmiyati kalau Umam ditangkap polisi karena tertuduh sebagai seorang pencuri. Bahkan pak Rohmad berani bersumpah atas nama Allah dihadapan istrinya kalau tuduhan itu adalah fitnah besar! Seketika itu juga dia mengundang seluruh perangkat desa untuk berkumpul dirumahnya dan menugaskan pada mereka untuk mencari tau! Siapa sebenarnya yang membuat tuduhan ini?

Sehingga dalam waktu yang tak begitu lama. Pak Noto! ketua RT. 1 RW. 1 Ds. Wonorame melaporkan kalau sesungguhnya yang membuat tuduhan itu adalah pak Bambang ayah kandung dari Vina Aprilia.  Setelah tahu yang membuat tuduhan adalah pak Bambang, pak Rohmad pun minta izin kepada istrinya akan membebaskan Umam hari ini juga, apapun caranya walaupun harus mendatangkan pengacara yang terbaik sekalipun,  karena yang dihadapainya orang yang terkaya di desa Wonorame. Melihat keyakinan pak Rohmad terhadap Umam kalau dia tidak mencuri, membuat penasaran bu Narmiyati! Sehingga ia pun memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada suaminya!
"Pak! kenapa bapak yakin kalau Umam tidak mencuri?" Pak Rohmad memandang wajah istrinya sejenak, kemudian dia pun berkata.
"Jangankan mencuri! mengambil barang temuan bahkan menerima pemberian secara percuma, Umam menolaknya buuu! Ingatkah bu! pada waktu kita mau membeli mobil dulu! Toyota Fortuner, ketika si penjual maunya menerima uang kontan tidak mau ditransfer lewat rekening karena dia tidak punya rekening. Aku mengambil uang di Bank dengan nominal yang cukup besar bu! totalnya lebih dari 500 juta. Pada waktu aku mau membuka pintu gerbang kesulitan, akhirnya aku turun dari sepeda montor dan uang yang berada didalam tas saya taruh disebelah pintu gerbang, tapi naas! begitu pintu terbuka aku langsung memasukkan sepeda montor dan lupa mengambil tasnya, dan itu hampir 1 jam bu! Syukurlah Umam yang menemukannya, karena tahu isinya uang yang begitu banyak dia langsung menyerahkan kepadaku dengan alasan  tas itu berada di pintu gerbangku. Karena senangnya aku! uang masih dalam keadaan utuh tak berkurang sedikitpun, aku berniat mengasihnya pemberian sebagai ucapan terima kasih 5% dari keseluruhan uang yang ada, Umam pun  menolaknya, katanya dia ikhlas mengembalikan uang itu karena memang bukan haknya, dan tidak hanya itu buu, barusan kemarin kira-kira dua minggu yang lalu, waktu HP ku terjatuh disebelah barat desa. Umam lagi yang menemukannya, sehingga HP itu pun kembali padaku karena dia melihat fotoku di wallpapernya, dan sekali lagi dia menolak saat akan kuberikan HP itu kepadanya sebagai ucapan terima kasih, kalau ingat itu semua apa pantas dia dituduh pencuri." Mendengar penjelasan dari suaminya bu Narmiyati pun terbengong, hati kecilnya berkata memang tidak mungkin Umam mencuri, ia paham betul siapa itu Umam dan ibunya, karena bu Masriah sering dimintai bantuan untuk bekerja dirumahnya dari memasak setiap ada acara, mencuci dan  menyetrika pakaian, bersih- bersih rumah dan lain-lain,  mereka memang miskin tapi sangat jujur dan dapat dipercaya, selama bekerja dirumahnya tidak pernah sekalipun ada sesuatu yang hilang, jangankan benda-benda yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, satu biji lombok pun tak pernah dia mengambilnya.

Bu Narmiyati tampak bersedih! ia membayangkan bagaimana perasaan bu Masriah saat ini, pasti jiwanya sangat terpukul dengan apa yang terjadi pada anak semata wayangnya  tidak ada seorang pun saudara yang dapat dimintai bantuan karena memang tidak punya saudara, membawa beban penderitaan hidup sendiri tanpa seorang suami, sungguh ia tak sanggup memposisikan dirinya sebagai bu Masriah saat ini, walaupun hanya sekedar untuk membayangkan, maka dari itulah dirinya sangat mendukung kalau suaminya akan mengeluarkan dan segera membawa pulang Umam dari kantor kepolisian, bahkan dia menawarkan diri akan menelpon relasi kerjanya di pengadilan dan kejaksaan bila memang diperlukan, ia pun menyarankan pada pak Rohmad untuk segera menemui terlebih dahulu Pak Bambang supaya mencabut laporannya, kemudian ke bu Masriah untuk membesarkan dan menguatkan hatinya.

Dan pak Rohmad pun segera menuju ke rumah pak Bambang, memintanya untuk segera mencabut laporannya di Polsek dan mengeluakan Umam dari sana, maka terjadilah perdebatan yang sengit, perdebatan diantara dua orang yang terkuat di Desa Wonorame. Pak Bambang orang terkaya di desa yang dikenal sangat sombong karena kekayaannya dan pak Rohmad selaku kepala dusun atau kadus orang yang paling berwewenang dan berkuasa.
"Sungguh keterlaluan! hanya karena kehilangan handphone engkau melaporkan ke Polsek telah terjadi pidana pencurian, apa engkau tahu siapa yang jadi korban laporanmu?"
"Aku mengetahuinya, karena dia barusan pergi dengan anakku! beraninya dia mencuri handphone milik anakku yang baru saja aku beli dengan harga yang sangat mahal."
"Cabut laporanmu! aku berjanji akan menggantinya sepuluh kali lipat berapapaun harga handphone yang telah hilang, jika seandainya Umam terbukti benar-benar mencurinya!"
"Aku tidak akan mencabut laporan itu...!"
"Terserah! engkau mencabutnya atau tidak, aku bersumpah Umam akan aku keluarkan hari ini juga! walaupun aku, jabatanku atau seluruh hartaku sebagai jaminanya, tapi perlu kau ingant wahai pak Bambang! jika laporanmu tidak terbukti. Maka, akan aku laporkan balik, kasus pencemaran nama baik, dan perlu engkau ketahui! sekarang Umam berada dibelakangku dan telah aku anggap sebagai anakku sendiri." Pak Bambang tampak bergeming mendengar pernyataan Pak Rohmad yang terakhir, tapi karena kesombongannya dia tetap tidak mau mencabut laporannya. Setelah itu Pak Rohmad langsung menuju ke rumah bu Masriah sesuai pesan istrinya, kegagalannya membujuk Pak Bambang untuk mencabut laporannya, tidak mengurangi sedikitpun niatnya untuk mebebaskan Umam dari tuduhan itu hari ini juga.

Vina tampak syok dan menangis histeris dalam pelukan ibunya (Bu Masruroh) setelah mendengar perdebatan antara ayahnya dengan pak Rohmad, dia tidak mengira sedikit pun kalau ayahnya tega melaporkan ke kepolisian dengan laporan tuduhan pencurian hanya gara-gara smartphone barunya hilang, lebih menyedihkan lagi tertuduhnya adalah Umam kekasih hatinya, yang baru saja mereka berdua saling mengutarakan  perasaannya secara terus terang satu sama lain, yang mana ini semua terjadi  karena kesalahan Umam dalam mendengarkan dan  memahami bisikannya waktu berdua dalam gedung tua yang berada di buper.

Masih dalam dekapan ibunya, sambil menangis Vina memohon kepada ibunya supaya membujuk ayahnya agar mencabut laporannya, dia sangat takut, sedih dan kawatir sekaligus bertanya-tanya, tentang kondisi Umam dan ibunya, dimanakah dan bagaimanakah keadaan mereka berdua saat ini?
"Ibu tolong bujuk ayah bu! Kasihan Umam bu! dia tidak mencuri dan tak akan pernah jadi pencuri bu!" "Ya nak kamu tenangkan dirimu dulu, yakinlah semua pasti akan baik-baik saja, disana ada pak Rahmad dan istrinya pasti mereka berdua dengan mudah bisa mengeluarkan Umam dari masalah ini." Bu Masruroh sangat memahami bagaimana perasaan anaknya yang begitu mengkawatirkan keadaan Umam, karena semua tentang Umam telah diceritakan padanya dari kejujurannya, kepolosannya, kepandaiannya, ketampanannya bahkan kekonyolannya semua hal yang baik tentang umam selalu diceritakan Vina pada dirinya sedari dulu, memang seorang ibu lebih dekat dengan anaknya dalam hal apapun termasuk urusan yang sangat pribadi sekalipun dan bu Masruroh tidak begitu mempersoalkan tentang kondisi Umam saat ini, karena baginya semua orang tidak tahu akan rejeki dihari depan, bisa jadi hari ini miskin besok kaya raya atau bisa juga sebaliknya.

Seperginya pak Rohmad, bu Masruroh pun menegur suaminya.
"Pak! tolong pertimbangkan sekali lagi  pernyataan dari pak Rohmad sebelum semua terlambat, lebih baik bapak mencabut laporan tuduhan pencurian itu biar semua bisa kembali seperti semula, Ingat Pak...! semua terjadi karena ada kesalah pahaman antara Vina dengan Umam."
"Ini semua salah anak kita buu dan kesalahan Ibu juga yang terlalu menyayanginya berlebihan, kalau sedari awal dia patuh akan nasehatku untuk tidak bergaul dengan anak-anak kampung itu pasti ini semua tidak akan terjadi."
"Itu tidak benar pakk! selama ini aku diam karena bapak terlalu keras kepala bila sudah mempunyai keinginan, sehingga Vina yang jadi korbannya semua harus berdasarkan apa yang bapak sukai dan bapak inginkan dari hal yang sepele seperti masalah pakaian, sekolah, bahkan memilih teman saja mau bapak atur, Vina itu bukan robot dia itu anak manusia yang punya hati dan perasaan, biarkanlah dia yang menentukan apa yang dinginkan dan yang bisa membuatnya bahagia!  Ingat pak...! Vina anak kita satu satunya." Bu Masruroh pun tampak berlinang air matanya bila menginat diktaktor suaminya terhadap anaknya. Pak Bambang tampak termenung, nasehat dari istrinya benar - benar telah menusuk hati nuraninya, dia mulai sadar kesalahannya selama ini, Vina putri tunggalnya telah menjadi korban dari sikap keras kepalanya, kebebasan dan kebahagiaannya terenggut oleh ego ayah kandungnya sendiri karena semua yang anaknya lakukan harus sesuai dengan kehendaknya mekipun berlawanan dengan hati nuraninya, apalagi sikap sombong karena kekayaannya yang berlimpah telah menutup mata hatinya untuk menerima kebenaran dan nasehat orang lain dan selalu meremehkan orang lain. Setelah sadar ia bersegera ke rumah pak Rahmad untuk bersama-sama pergi ke polsek mencabut laporannya.


Sidang Yang Mendebarkan 
Thrilling Session

Bu Masruroh dan Vina tampak begitu bahagia setelah orang yang paling mereka hormati tersadar dari segala kesalahan dan kekhilafannya, seperginya suaminya bu Masruroh menanyai putrinya tentang apa sebenarnya yang dibisikkan ke telinga Umam pada waktu itu, hingga terjadi kesalah pahaman ini.
"Vin! apa yang kamu bisikkan ke telinga Umam nak! hinggga semua ini harus terjadi?"
"Aku malu bu!"
"Kenapa harus malu? kan sama ibu!"
"Maafkan Vina bu! Vina khilaf bu!  Vina terpengaruh cerita teman Vina bersama kekasihnya di Jakarta bu!"
"Ya nak! ibu maafkan. Terus apa yang kamu bisikkan? Vina membisikkan sesuatu ketelinga ibunya!
"Astagfirullahaladzim" betapa terkejutnya bu Masruroh ternyata semua yang telah terjadi ini, merupakan jalan terbaik bagi Vina dan Umam, dia pun mendekap dan memeluk putrinya dengan penuh kasih sayank.

Sesampainya pak Rohmad di rumah bu Masriah, dia pun menghiburnya dan berjanji akan membebaskan dan membawa pulang Umam hari ini juga, dan tak berapa lama pak Bambang pun menyusul dan menyatakan kalau dia bersedia mencabut laporannya, dan siap pergi bersama-sama ke polsek untuk membebaskan dan membawa pulang Umam, betapa senangnya bu Masriah harapan dan do'anya terkabulkan, sebentar lagi Umam anak semata wayangnya yang paling ia sayangi akan bebas.

Tak berapa lama mereka pun pulang bersama Umam, tapi Umam mengalami Complex Trauma sejak dijemput paksa oleh anggota reserse dari rumahnya, sehingga yang keluar dari mulutnya hanya tiga kata yaitu kata pertama Aku, kata kedua Bukan kata ketiga Pencuri jadi ketiganya "Aku Bukan Pencuri" ini semua berdasarkan keterangan dari Kanit Reskrim, kata - kata itu diucapkannya berkali-kali hingga tak terhitung berapa kali ia mengucapkannya, diperkirakan Umam mengalami PTSD (post traumatic stress disorder) sejenis gangguan jiwa pasca trauma yang dipicu oleh kejadian tragis yang sedang dan pernah dialami secara berturut-turut sehingga menimbulkan rasa cemas yang berlebihan, bisa jadi kejadian tragis pertama kematian kambingnya disusul dengan tuduhan pencurian pada dirinya, bu Masriah tampak kawatir apa yang sebenarnya sedang terjadi pada anaknya.

Pak Rohmad pun mendatangkan seorang psikolog kenalannya untuk memberi terapi non medis pada kejiwaan umam, maka berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukannya, Umam benar - benar mengalami Complex Trauma yang membutuhkan combined therapy yaitu penggabungan terapi melalui  pemberian obat penenang sekaligus terapi kejiwaan dengan cara ketika Umam sadar harus mendapatkan  motivator  dan stimulus  dari seseorang  yang paling berkesan dalam memory otaknya. Maka dari itu pak Rohmad  menanyakan pada bu Masriah! "Siapakah kiranya orang yang paling berkesan terakhir kali dalam hidup Umam?" tanya pak Rohmad sama bu Masriah.  "Vina Apriliya" jawab bu Masriah. Pak Rohmad pun memohon pada pak Bambang agar Vina menunggui Umam ketika pengaruh Obat hampir habis, kira-kira dua jam kedepan dan sampai Umam tersadarkan kembali, pak Bambang yang merasa bersalah akhirnya menyetujuinya.

Tak berapa lama Vina pun datang, alangkah senangnya Vina karena dia dapat tugas membantu orang yang begitu ia cintai dan sayangi berjuang untuk mendapatkan kesadarannya kembali, dengan kecerdasan dan kepintarannya Vina segera mendapat ide brilian untuk membuat Umam sadar kembali. Akhirnya dua jam pun berlalu juga ketika Umam menunjuikkan tanda-tanda mulai sadar. Vina pun beraksi, dengan mendaratkan cubitan kecil ketubuh Umam sambail berkata,"ayoo! pencuri segera bangun!" "aduh Vin! Aku Bukan Pencuri Vinnn." dan akhirnya semua tertawa gembira.

Umam tampak heran kenapa Vina dan Pak Rohmad ada disini, seingat dia ada dua orang laki-laki yang datang kerumahnya, menuduhnya pencuri, mengikat tangannya kemudian membawanya pergi setelah itu Umam tak ingat apa-apa, semua yang terjadi adalah yang terbaik bagi Umam, mungkin  hanya dengan Complek Trauma umam bebas dari introgasi di kantor kepolisian  dan pastinya semua ada hikmahnya.

Setelah semua membaik pak Rohmad dan Vina pun pamit pulang, dan sebelumya pak Rohmad memberitahukan besok dua hari kedepan jika kondisi umam sudah fit kembali, sidang di balai desa dengan asas musyawarah dan kekeluargaan akan dilaksanakan, untuk mengungkap kebenaran dan apa sesungguhnya yang terjadi. Sebenarnya dari pihak bu Masriah maupun pak Bambang  sudah ada kesepakatan bersama kalau masalah dinyatakan sudah selesai, tapi pak Rohmad selaku Kadus (Kepala Dusun) berpendapat bahwa kebenaran harus terungkap dan biar menjadi pembelajaran bagi seluruh warga desa Wonorame setiap ada masalah diantara sesama warga agar diselesaikan terlebih dahulu dengan jalan Musyawarah berasaskan kekeluargaan bukan asal lapor ke kantor kepolisian.

Waktu terus beralu, kali ini kecemasan dan kekawatiran menyelimuti perasaan Vina, bagaimana nanti seandainya Umam bercerita tentang apa yang dibisikkan oleh Vina ke telinganya, sungguh tidak bisa dibayangkan betapa hancur dan malu dirinya, bu Masruroh pun mengalami hal yang sama karena dia yang sudah diberi tahu terlebih dahulu oleh Vina tentang kata-kata yang dibisikkan ke telinga Umam pada waktu itu. Begitu juga pak Bambang apa yang terjadi seandainya Umam tidak terbukti mencuri betapa malunya dia karena akibat dari perbuatnnya kata-kata Umam yang mengalami Complek Trauma "Aku Bukan Pencuri" menjadi begitu virall hampir diseluruh Kecamatan hingga sekitarnya.

Kecemasan, kekawatiran, rasa takut dan bersalah yang begitu mencekam sekarang berbalik arah, yang semula keluarga Umam beralih arah pada keluarga Vina, tapi bagaimanapun mereka menyadari semua masalah harus dihadapi kalau pepatah bilang "berani berbuat harus siap bertanggung jawab".  Yang mereka rasakan saat ini perjalanan waktu jadi terasa begitu singkat, itulah uniknya waktu, bila kedatangannya dinanti maka akan terasa begitu lama walupun sejatinya begitu singkat misal menanti waktu berbuka yang tinggal satu jam terasa lebih lama dari sehari, begitu juga sebaliknya bagi seorang yang akan dieksekusi dengan suatu hukuman, maka waktu tunggu satu tahun terasa sudah habis waktunya seolah-olah hukuman dilaksankan esok hari.

Vina yang cerdik tak kehabisan akal di hari kedua pada malam harinya dia pun mendatangi rumah pak Kadus dan memohon kepadanya dengan teramat sangat, agar sidang diikuti oleh keluarga yang bersangkutan saja, dengan alasan bila ada sesuatu yang tak layak untuk diketahui oleh seluruh warga maka nama baik diri dan keluarganya akan terselamatkan, pak Rohmad dan istrinya bu Narmiyati  dibuat bingung dan bertanya-tanya oleh Vina, apa sebenarnya yang terjadi? kenapa Vina tampak begitu kawatir?  tapi melihat keseriusan dan kepandaiannya memohon, kedua hati nurani mereka berdua pun dibuat luluh dan akhirnya menyetujuinya, malam itu juga pak Rohmad memberitahukan pada seluruh perangkat desa melalui grup WhatsAppnya kalau sidang besok hanya diikuti keluarga Umam dan Vina saja. Vina pun pulang dengan hati begitu lega dan terucaplah "Alhamdulillah Yaa Robb dan semoga besok semua lancar Aamiin Yaa Robb" semua masalah telah membimbing Vina kembali ke fitrahnya secara dhohir dan batin. 

Tidak hanya keluarga Vina yang dihantui rasa cemas, kawatir dan takut. Umam pun tampak gelisah dan bingung, walaupun Umam sangat yakin kalau dia tidak mencuri smartphone itu karena menurutnya. Vina benar-benar telah menyerahkan kepadanya. Bukan masalah tuduhan pencurian yang membuat Umam bingung, bagaimana seandainya besok Pak Rohmad menanyai alur cerita dari awal, Apa dia harus menceritakan dengan sebenar-benarnya secara detail cerita dari awal, termasuk apa yang dilakukan Vina kepadanya dari mengajaknya ke tempat sunyi dan terpencil, mencium keningnya sampai menyuapinya.

Sungguh dia tidak mampu untuk membeberkan keburukan atau aib seseorang, baginya lebih baik keburukannya yang dibeberkan sehingga dia bisa membenahinya, dari pada harus membeberkan aib orang lain, apalagi itu aibnya Vina yang diharapkan  kembali menjadi Vina yang ia kenal dulu yaitu Vina sebagai sosok remaja muslimah sejati, yang cantik karena kecerdasannya, tampak anggun karena busana muslimahnya, begitu santun budi pekertinya, penuh dengan segudang prestasi, berikhtiar sekuat mungkin untuk menjadi yang terbaik dan tak kenal kata menyerah, tak takut beraktifitas dibawah terik mentari, hari - harinya dipenuhi dengan jadwal yang padat serta diisi dengan berbagai kegiatan positif dan masih banyak sesuatu hal yang sangat diharapkan kembali lagi pada sosok Vina Aprilia yang ia kenal dulu.

Sejenak Umam pun mengerutkan keningnya tampak berfikir keras mengkoneksikan permasalahan yang dihadapi dengan pengetahuan agama, sejarah, kisah - kisah teladan dan semua yang dia peroleh dari Madrasah dan hobinya membaca sehingga mampu untuk memberi jalan keluar terhadap kebingungan yang sedang ia hadapi bukan semata- mata menyelesaikannya hanya dengan sentuhan emosional atau perasaan, apalagi permasalahan yang dihadapi bersinggungan dengan pujaan hatinya.

Tak berapa lama  tampaklah senyum terbesit di wajah Umam, sebagai tanda kalau dia sudah mendapatkan jawaban dari kebingungan yang dia hadapi, kalau sesungguhnya kita semua diperintahkan untuk menutup aib orang lain "sebagaimana sabda Rosululloh Siapa yang menutup aib saudaranya maka Allah akan menutup keburukannya di Dunia dan akhirat".  semua itu bertujuan agar orang lain itu segera bertobat dari kejelekannya, bukan sebaliknya membeberkan aibnya yang bisa menyebabkan mereka semakin terjerumus dalam dosa karena aibnya sudah diketahui oleh semua orang sehingga bingung kemanakah mereka menyembunyikan diri dan akhirnya terkurunglah mereka dalam dosa berkepanjangan. Setelah solusi didapat barulah Umam bisa tertidur dengan nyenyak.

Malam merayap dengan begitu pelan, sang fajar dengan setianya menunggu untuk mengantar kepergian malam dan menyambut datangnya mentari pagi, seluruh warga desa Wonorame pun beraktivitas rutin seperti biasa begitu juga keluarga Vina dan Umam karena hari ini, hari yang mendebarkan sekaligus bersejarah dalam hidupnya, sidang dibalai desa untuk pertama kalai karena kasus pencurian, walaupun sejatinya masalah sudah dinyatakan selesai oleh kedua belah pihak antara keluarga si penuduh dengan yang tertuduh, tetapi sidang kali ini begitu berarti sebagai pembelajaran dan simbol untuk seluruh warga, supaya didalam menyelesaikan masalah yang terjadi diantara sesama warga desa untuk lebih mengutamakana musyawarah berasaskan kekeluargaan. Sang surya terus beranjak naik seiring dengan berjalannya waktu dan sekarang jam telah menunjukkan pada angka 07.00 tepat.

Sementara itu di balai desa sudah dipenuhi oleh warga yang antusias ingin mengikuti sidang, memang semuanya sudah direncanakan secara matang oleh pak Rahmad dan diumukan kepada seluruh Kaur yang ada kalau sidang diundur jam 09.00 pagi dan hanya diikuti oleh keluarga bersangkutan dan orang - orang berwewenag saja, maka segenap kaur desa pun mengumumkan agar mereka semua bubar dan pulang ke rumah masing - masing,  untuk masalah hasil sidang nanti akan diumumkan melalui papan pengumuman.

Tak terasa waktu sudah hampir menunjukkan jam 09.00, Vina dan keluarganya telah datang terlebih dahulu dengan mobil Nissan Grand Livina Silver yang dikemudikan sendiri oleh pak Bambang, disusul kemudian kedatangan Umam beserta ibunya yang diantar jemput oleh pak Rohmad dengan Mobil Toyota Fortuner Black, walaupun terlihat santai dari luar sejatinya hati Umam dan Vina teramat tegang,  yang teristimewa pagi itu Vina terlihat begitu berbeda dari biasanya, wajah polos tanpa make up berlebih disempurnakan dengan gaun muslimah yang terlihat serasi combinasi antara jilbab dan gamis sehingga semakin sempurnalah pancaran kecantikannya sebagai remaja muslimah yang sejati. Umam pun tampak bersyukur bahagia karena Vina sudah kembali seperti dulu lagi.

Sidang pun dimulai, yang langsung dipimpin sendiri oleh pak Rohmad selaku hakim... Umam terdakwa duduk didepan hakim, pak Bambang penuntut umum disebelah kiri Umam dan terakhir bu Narmiyati duduk disebelah kanan Umam sebagai pembela. Sementara Vina, bu Masruroh dan Masriah sebagai saksi seandainya diperlukan. Sidang di desain sedemikian rupa sehingga tampaklah sebagaimana sidang yang sebenarnya, begitu mencekam dan menegangkan. beberapa kaur desa pun turut hadir menjaga keamanan dan lancarnya jalannya sidang. Apa yang dikawatirkan Umam benar  - benar terjadi, pertanyaan pertama dari seorang hakim ...
Hakim (pak Rohmad) : Ingatkah engkau wahai terdakwa awal dari permasalahan ini...???
Terdakwa (Umam) : InsyaAllah masih ingat semua pak hakim...!!! (Umam pun menjawab dengan tegas).
Hakim (pak Rohmad) : Sekarang ceritakanlah dari awal secara detail yang menyebabkan munculnya permasalahan ini !!!
Terdakwa (Umam) : Baik pak hakim ... !!! siang itu tepatnya hari rabu, 11 April  saudari Vina tiba - tiba datang kerumahku dan meminta padaku untuk mengantarnya jalan - jalan, atas persetujuan dari ibuku aku pun siap untuk mengantarnya, dan esok harinya tepat hari kamis tanggal 12 April jam 06.00 kita berangkat bersama menuju ke Gunung Rowo, kurang lebih empat jam lamanya kita berada di Gunung Rowo, kira - kira jam 10.00 tepat kita pulang dengan cara ambil jalan yang berbeda yaitu lewat dalam atau jalur desa sesuai dengan permintaan Vina, dan sempat berhenti sejenak dikebun Murbei untuk mendokumentasikan beberapa gambar, terakhir kita mampir di Buper sejenak, setelah itu karena sudah dekat, entah apa yang terjadi tiba - tiba aku memutuskan untuk pulang dengan cara berlari dan Vina aku tinggal sendiri. (semua yang hadir menahan senyum atas cerita Umam yang terakhir, kecuali Vina yang mendengarkan cerita Umam dengan jantung berdebar - debar dan terakhir dia pun merasa lega dan bersyukur ternyaa Umam benar - benar tidak menceritakan semua aibnya tentang apa yang ia lakukan padanya).
Hakim (pak Rohmad) : Saudari saksi (Vina Aprilia)...!!! Apa benar semua yang diceritakan oleh saudara Terdakwa??? tidak ditambah - tambah dan dikurangi kah???
Saksi 1 (Vina Aprilia) : Bbbenar pak Hakim...  InsyaAllah sempurna!!!
Hakim (pak Rohmad) : Saudari saksi ( bu Masriah )...apa benar saudara terdakwa minta izin terlebih dahulu sebelum dia pergi???
Saksi 2 ( bu Masriah) : Benar pak hakim...
Hakim (Pak Rohmad) : Saudara terdakwa...!!! Apa benar tuduhan dari penuntut Umum...!!! kalau saudara mencuri smartphone Samsung Galaxi Note 8 64GB ( hakim pun menunjukkan dan mengangkat hp yang dijadikan barang bukti kepada saudara terdakwa ).
Terdakwa (Umam): Tidak pak hakim... Saudari Vina benar-benar telah memberikannya pada saya pada waktu itu disaat di buper aku dan vina sedang... ( Umam pun berhenti bicara dia tidak mampu untuk mengatakan, kalau nereka saling mengutarakan cinta masing - masing karena memang belum pantas untuk mengatakannya serta memang belum waktunya juga, sehingga ... ???)
Hakim (pak Rohmad) : Sedang apa... wahai saudara terdakwa ??? Kenapa anda tiba - tiba diam ???
Terdakwa (Umam) : Sedang sendiri berdua wahai pak Hakim dan Vina pun membisikkan sesuatu ketelinga saya "suatu saat nanti halalin aku Mamm... maka akan aku berikan pada dirimu sesuatu yang paling berharga dalam hidupkku, dan silahkan ambil sekarang juga ...!!!"  dan Vinapun menaruh jaket dan smartphonenya didepanku kemudian dia pun masuk dalam bangunan itu, bagiku smartphone itu lebih berharga dari pada jaket wahai pak hakim...!!! apa aku salah bila memilih smartphone yang aku ambil???

(Umam menjelaskan semua dengan begitu jelas apa adanya sesuai dengan yang didengar dari bisikan Vina, sehingga semua dibuat  diam terpaku atas penjelasan Umam, dalam hati mereka berkata betapa polosnya engkau nakk... sedangkan Vina tampak malu tapi terlihat begitu lega bercampur heran, kenapa kata - kata bisikannya bisa berubah ditelinga Umam??? padahal sejatinya dia membisikan "aku mencintaimu Mamm... silahkan ambil yang paling berharga dalam hidupku"  kenapa bisa berubah "halalin aku mamm..." tapi bagaimanapun semua telah berlalu dan aku wajib bersyukur karena selamat dari hal yang terlaknat, Bu Masriah tak henti - hentinya membaca tahmid sebagai ungkapan rasa syukur Karena Allah telah menyelamatkan keduanya melalui pemahanan dan pendengaran yang salah tapi menyelamatkan).

Kini pak Bambang mulai terbuka pikiran dan mata hatinya dan tampak menyesali semua yang sudah dilakukannya, sejak awal istrinya bu Masruroh sudah menjelaskan jika semuanya terjadi hanya kesalah pahaman antara Vina dan Umam,  dan semua berawal dari  kesombongannya dan sikap diktartornya terhadap anak kandungnya sendiri memaksanya sekolah di kota besar yang jauh dari pantauan orang tua, bergaul dengan anak - anak kota yang dia anggap lebih maju dan pintar, berbusana modis biar tampak modern sehingga beginilah jadinya. Untuk beberapa saat semua dibuat terdiam dan berbicara dalam hati masing - masing, umam pun bertanya dalam hatinya apa ada yang salah dengan yang ia katakan? hingga semuanya diam ! Kemudian  Hakim memecah keheningan ...
Hakim (pak Rohmad) : Saudari saksi 1... !!! Apa benar pernyataan yang sudah dijelaskan oleh saudara terdakwa ( umam )???
Saksi 1 (Vina Aprilia) : Benar pak hakim...!!! (Vina pun menjawab dengan menundukkan kepala karena malu).
Hakim (pak Rohmad) : Bagaimana saudara penuntut Umum...! apa ada tuntutan  dan tuduhan lagi terhadap terdakwa ???
Penuntut Umum (pak Bambang) : Tidak pak Hakim semua sudah cukup jelas...!!! (pak Bambang menjawab pertanyaan Hakim dengan suara Parau dan wajahnya terlihat lesu dan pucat).
Hakim (pak Rohmad) : Saudari Pembela...!!! Apa pembelaan yang engkau berikan untuk terdakwa???
Pembela (bu Narmiyati) : Baik pak Hakim... berdasarkan data - data atau informasi yang kami peroleh baik dari dalam maupun di luar sidang. Data dari luar sidang meliputi : pamflet - pamfle dan spanduk yang dibuat oleh seluruh warga disepanjang jalan menuju tempat persidangan (balai desa), hampir semua warga tidak percaya kalau saudara Terdakwa melakukan pencurian, data dari dalam sidang... sudah jelas kita mendengarkan semua apa yang sudah dijelaskan oleh terdakwa dan dibenarkan para saksi kalau saudara terdakwa (Umam) benar - benar tidak melakukan pencurian yang dituduhkan. Oleh karena itu melalui sidang ini, kami memohon agar saudara terdakwa dibebaskan dari tuduhan pencurian, demikianlah pembelaan dari kami dan sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Hakim (pak Rohmad) : Semua peserta sidang yang kami hormati, berdasarkan keterangan dan penjelaskan dari saudara terdakwa, penuntut umum, pembela serta saksi maka disimpulkan bahwa saudara terdakwa (Umam) dinyatakan bebas dari tuduhan pidana pencurian dan sidangpun dinyatakan selesai.

Semua yang hadir merasa lega dan bersyukur dengan lantunan tahmid setelah sidang dinyatakan selesai, dan Umam bebas dari tuduhan tindak pidana pencurian, sebelum semua bubar Pak Rohmad pun bertanya pada Umam,
Pak Rohmad :  Ananda Umam ...!!! setelah ananda dinyatakan bebas, apa ananda akan menuntut balik pak Bambang dengan tuduhan pencemaran nama baik ???
Umam : Tidak pak...!!! biarlah semua berlalu, tidak ada kemarahan dan dendam sedikitpun yang tersimpan dahati kami, yang penting kami bisa mengambil hikmah dari peritiwa ini, ( pelajaran berharga atau kebaikan dari suatu peristiwa ), apalagi kasus ini bersinggungan dengan keluarga Vina orang yang...??? (sekali lagi Umam tak sanggup untuk mengatakannya kalau sejatinya Vina adalah orang yang ia cintai dan sayangi karena memang belum waktunya dan sekaranglah waktunya menggapai mimpi dan cita - cita dengan belajar dan bekerja keras bila semua sudah tercapai insyaAllah cinta pun akan didapat, dan sejatinya semua sudah dijodohkan olehNya yang maha pencipta, Umam pun yakin suatau saat nanti Vina akan menjadi miliknya secara sah menurut syariat agama, yang paling utama disaat ini mengejar mimpi dan cita - cita).
Pak Rohmad :  Orang yang bagaimana ananda Umam ???
Umam : Orang yang menjadi teman saya pak !!!
Pak Rohmad : Oooo...!!!
mendengar percakapan pak Rohmad dan Umam, Vina tampak sedih, dan hatinya pun berkata kenapa enggak engkau katakan Mamm... kalau aku orang yang engkau cintai dan sayangi, apa sekarang engkau membenciku??? tidak...!!! itu hanya prasangkaku saja dan saat ini yang terpenting belajar untuk menggapai mimpi dan cita - cita,  masa depan masih terlalu panjang dan tinggi untuk digapai, saya yakin suatu saat nanti Umam pasti datang untuk meminangku sebagaimana sumpahnya dulu...!!! (meminang dalam islam khitbah) dan saat ini motto utamaku no time for love but time for study dan aku yakin mimpi dan cita - cita ku pasti tercapai. Dan terimakasih Umam engkau telah menyadarkan keluargaku terutama aku untuk menjadi Vina yang dulu lagi...

Akhirnya karena Umam tidak terbukti bersalah, semua sepakat smartphone yang dijadikan barang bukti, sah menjadi miliknya Umam, dia pun menerimanya tetapi seketika itu juga langsung menyerahkannya kepada Vina dengan alasan biarlah Vina yang memakainya karena hanya beberapa jam saja memegangnya waktunya jadi kacau aliyas tidak kenal waktu apalagi memegangnya setiap hari, dia tidak mampu membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya, wkwkwk sekalai lagi semua orang dibuat tertawa oleh Umam.

Selanjutnya, mereka yang turut dalam sidang bersalaman, sebagai tanda sidang sudah selesai, saling memaafkan kesalahan dan akan pulang ke rumah masing - masing, Umam pun mencium tangan pak Bambang dan istrinya bu Masruroh sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua tanpa mengingat sedikitpun apa yang telah dilakukan pak Bambang kepadanya, pak Bambang pun membalas dengan memeluk Umam sambil membisikkan sesuatu maafkan atas kekhilafan Bapak nak... rumahku terbuka untukmu...!!! "yaa pak..." terima kasih, dalam hati Umam sangat bahagia baru kali ini dia merasakan dekapan seorang ayah, ketika giliran bersalaman dengan Vina, Umam cukup melepaskan pandangan dan senyum kepada Vina begitu juga Vina melakukan hal sama seperti yang dilakukan Umam, setelah keduanya saling melepaskan senyum dan pandangan, Umam mengatakan sesuatu hal berbahasa asing dengan tujuan sekiranya hanya mereka berdua yang memahaminya "Wait me for six or seven more years if God allows, I will come to your house to propose to you", Vina pun menjawab "OK I'll Wait For You" dan tampaklah titik - titik air disudut bola mata masing - masing, karena setelah ini tidak ada lagi kata cinta, sayank dan rindu  diantara keduanya, yang ada hanya satu...!!! fokus pada mimpi masing - masing untuk menggapai  cita - cita dan kebahagian yang sejati.

Hari libur UNBK sudah usai, terdengar kabar kalau pak Bambang jatuh sakit stroke berat sehingga separuh dari anggota tubuhnya tidak berfungsi, dan Vina pun pindah sekolah ke salah satu Pesantren yang terdekat di kota Pati tepatnya di kota yang terkenal dengan julukan "kota santri" atau "kota seribu menara" (Kajen Margoyoso), Umam pun sedih plus sangat bahagia mendengarnya, sedih  mendengar pak Bambang sedang sakit dan sangat bahagia karena sekarang Vina sudah pindah ke pesantren.

Cerita tentang "Aku Bukan Pencuri" serta kepolosan dan kejujuran Umam, tersebar kemana - mana tidak hanya  warga desa Wonorame yang mengetahuinya tapi hampir seluruh warga satu kecamatan dan sekitanya turut juga mendengar tentang kisah ini, hingga banyak sekali para pemilik usaha mikro dan makro yang datang ke rumah bu Masriah, meminta anaknya Umam untuk menjadi asisten kerjanya, salah satu diantaranya manajer utama perusahaan macro sekala international arang berikat  yang tak jauh dari Desa Wonorame, salah satu alasan mareka ingin merekut Umam adalah  mencari orang - orang yang mempunyai etos kerja tinggi bertanggung jawab dan dapat dipercaya bukan hanya sekedar pandai, karena untuk saat ini mencari orang pandai sangat mudah tapi teramat sulit mencari orang jujur yang dapat dipercaya, terutama melakukan pekerjaan yang tiada pengawasan penuh.

Adanya keinginan dan permohonan para pengusaha ini... bu Masriah tidak bisa memberi jawaban  untuk menolak atau menerima, karena sepenuhnya berada ditangan anaknya. Dengan berbagai pertimbangan yang matang dan tak lupa istikhoroh ( sholat minta petunjuk kepada Allah atas adanya suatu pilihan yang sulit ) akhirnya Umam pun tertarik pada satu tawaran perusahaan skala international arang berikat yang tak jauh dari rumahnya dan Madrasah tempat ia menuntut Ilmu, karena selama dia masih belajar  di jenjang SLTA pekerjaan itu bisa ia lakukan dari pukul 14.00 sd 22.00 atau shift malam, inilah kesempatan dia untuk bisa tetap belajar sambil bekerja atau dengan istilah Learnig By Doing, dengan diawali membaca basmalah seiring restu dan do'a dari ibunya, Umam pun menandatangani MOU (Memorandum Of Understanding) sejenis nota kesepahaman pra kontrak selama satu atau dua tahun kedepan dalam masa training sebagai asisten manager.

Menembus batas ruang dan waktu s.d. 7 tahun ke depan...
Hari senin 16 april tepat jam 14.00 sepulang dari madrasah dan sesudah izin sama ibunya ketika mau berangkat ke madrasah tadi pagi, Umam langsung menuju ke kantor perusahaan Arang Berikat untuk melaksankan training kerja pertama kali di perusahaan ini dengan mengendarai sepeda untanya, hatinya berdebar - debar sungguh hari yang bersejarah dalam hidupnya, bagaimana tidak??? banyak sekali orang yang melamar kerja dan belum tentu mereka diterima, sedangkan dia tidak melamar malah ditawarin kerja pada posisi elit disebuah perusahaan skala internasional sekelas Garuda Food dan Dwi Kelinci, alhamdulillah ya rob... kalimat tahmid tak henti - hentinya terucap dihati Umam, sebagai ungkapan rasa syukur atas segala karunia yang telah Allah berikan kepadanya.

Begitu masuk pintu gerbang, seorang satpam menyambutnya dan mengantarkannya ke ruang kerja yang telah disedikan untuknya, betapa terkejutnya Umam ketika langkah kakinya melewati daun pintu ruang kantor, seolah olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya... Ya Allah apa ini semua untukku, Umam pun menangis dalam balutan tasbih dan takbir karena tak mampu membendung kebahagiannya dan kekagumannya "Subhanallahu  Allahu Akbar" hatinya berbisik lirih Ya Allah Ya Robb...!!! bertahun - tahun memimpikannya saja aku tidak berani dan bertahun - tahun pula aku berusaha untuk memilikinya sedikit saja dari apa yang aku impikan tapi selalu gagal bersama hilangnya impianku. Kini engkau menggantinya lebih dari yang aku impikan dan aku bayangkan, terima kasih Yaa Robb...!!! seperangkat PC lengkap dengan printer epson seri terbaru L4150 plus connecti internetnya dengan speed yang yang mengagumkan 50Mbps, Umam pun mencoba cek hardware PC yang ada didepannya, subhanalloh sekali lagi secara reflek tasbih terucap dari mulutnya ternyata PC yang dihadapananya ber processor Intel Core i7-6700K dengan RAM 8 GB seumur - umur baru kali ini dia melihat PC dengan spesifikasi seperti ini. 

Sungguh sekenario yang maha segala - galanya teramat indah dan menakjubkan tapi kadang - kadang terlihat rumit, jlimet dan begitu terjal untuk didaki, memang butuh kesabaran serta hati yang senantiasa berhusnudzon dalam situasi dan kondisi bagaimanapun untuk mampu menyelami keindahannya diwaktu yang tepat sesuai rencanaNya. Setelah beberapa  menit terbengong dengan apa yang ada dihadapannya, seorang Office Girl datang mendekati dan memberikan beberapa set seragam serta menjelaskannya untuk dipakai sesuai dengan jadwal pemakaiannya. Setelah memakainya Umampun melihat secarik kertas di meja kerja yang bertuliskan Tolong Ketik Laporan Ini, ttd Pak Hisyam manager 1 PT Arang Berikat. Dengan kesungguhan dan hati bahagia karena diselimuti rasa syukur Umam pun mengerjakan tugas pertamanya berdasarkan perintah yang tertulis, dari sinilah sejatinya Umam sedang belajar tapi sambil kerja kalau pepatah mengatakan "menyelam sambil minum teh artinya satu pekerjaan dilakukan dua tujuan tercapai"  beruntunglah Umam karena sejak masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah bahkan sampai Madrasah Aliyah selalu rajin dan giat mengikuti Ekskul Computer serta penuh kesungguhan dalam menguasai materi utama microsoft office yang disampaikan oleh gurunya, bahkan Umam telah memegang sertifikat computer dari Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) cabang Pati dengan hasil yang begitu memuaskan.

Tugas pertama yang diberikan kepada Umam bisa jadi sebagai bentuk tes uji kemampuan untuknya dari atasannya Pak Hisyam. Laporan bulanan sebanyak 40 lembar kombinasi word dan excel dapat diselesaikan olehnya tanpa ada kesulitan yang berarti, begitu ada kesulitan yang didapat, dia langsung browsing maka dengan cepat solusi akan didapat. Sungguh ada rasa kebahagiaan  tersendiri yang tidak dapat diungkapkan dengan kalimat apapun di dunia ini, bisa  mempraktikkan secara langsung dalam dunia kerja ilmu yang diperoleh dari bangku Madrasah. Tepat jam 20.00 pak Hisyam datang ke kantor untuk cek laporan yang barusan di ketik Oleh Umam, tampaklah senyum mengembang dari raut muka pak Hisyam...!!! setelah lihat print out laporan tersebut, kemudian pak Hisyam mengambil sesuatu dari dalam brankasnya (lemari besi untuk menyimpan dokumen penting atau barang berharga yang mana membukanya memakai kode tertentu) dan menyerahkan kepada Umam, sambil berkata...!!!  ini untukmu... kamu bisa memakainya disini atau bisa juga dibawa pulang supaya pekerjaan yang sekiranya bisa dikerjakan dirumah dapat kamu kerjakan dirumah, dan yang ini agar kita bisa berkomunikasi dan membahas pekerjaan dimanapun kita berada, Umam menerima itu semua dengan tangan gemetar dan hati yang senantiasa bersenandung tasbih dan tahmid, sebuah nootbook Acer Aspire E3-122 dan smartphone Samsung Galaxi J 7 Prime sekarang berada ditangannya, mulutnya terkunci tak mampu berkata apa - apa kecuali terima kasih, dalam hati ia berjanji akan memanfaatkan sebaik - baiknya dua gadget tersebut untuk membantu pekerjaannya.

Hari terus berganti, berbagai tugas dan perintah yang diberikan kepadanya, selalu dapat ia kerjakan dengan sebaik - baiknya dan tepat sesuai dateline (tenggat waktu) yang telah ditetapkan, kenapa Umam bisa menyelesaikan semuanya??? dan apa rahasianya seorang siswa Madarsah Aliyah bisa mengerjakan pekerjaan seorang asisten manager dari sebuah perusahaan besar??? Karena dia begitu mencintai pekerjaannya, dia sangat memahami  hanya dengan cara mencintai pekerjannya seseorang tidak akan tanggung - tanggung untuk mengerjakan sesuatu memakai cara terbaik dan didukung dengan segenap kemampuannya... dari sini pula yang menyebabkan Umam tampak tidak pernah lelah  selalu bersemangat walaupun hari - harinya teramat sibuk serta padat dengan berbagai kegiatan, mulai dari belajar di Madrasah sejak pagi hari dilanjutkan kerja sampai malam, tidak hanya itu...!!! bahkan Umam terlihat tampak semakin bugar, kuat, disiplin dan antusias dengan semua tugasnya baik tugas dari madrasah maupun perusahaan tanpa terkecuali, karena dengan dasar cinta yang bisa menjadi pondasi bagi seseorang untuk menuju pada kehidupan yang lebih baik!!!  sebagaimana yang tertulis dalam untaian kata mutiara "the energy of love in the workplace will make you a winner and a brilliant achievement artinya energi cinta ditempat kerja akan menjadikan anda pemenang dan berprestasi gemilang" oleh karena itu mulai dari sekarang bila kita sudah bekerja cintailah pekerjaan kita apapun itu yang penting halal dan membawa berkah untuk sesama!!!  kalau kita seorang pelajar cintailah pelajaran kita!!! InsyaAllah dan yakinlah kita akan menjadi pemenangnya.

Back to Vina ... sepulang dari sidang, Vina tampak begitu bahagia karena apa yang dikawatirkan semalaman sudah sirna, kini saatnya dia memperbaiki kepribadiannya untuk kembali seperti yang dulu lagi yaitu sosok Vina sebagai remaja muslimah yang sejati... yang lebih suka mengukir prestasi dari pada update status tiada arti, lebih suka tampil polos with inner beauty penuh percaya diri daripada menor karena minder atau kurang percaya diri.  Semua yang dikatakan oleh Umam dalam sidang adalah ungkapan yang terbaik penuh dengan kebijaksanaan, dia yakin Umam melakukan itu semua dengan pertimbangan yang matang dan dasar hukum yang kuat tidak semata - mata menuruti perasaanya saja. Vina paham betul akan diri Umam dibalik kepolosannya tersimpan pikiran cerdas yang penuh hikmah, dibelakang sikap lugunya tampak keceriaan dan kebahagian yang sesungguhnya, diantara sifat kupernya tersembunyi cinta dan kasih sayang yang begitu besar terhadap sesama, Umam memang miskin tapi hatinya kaya raya, penampilannya tampak culun tapi dibalik itu aura  kesatria dan ketampanannya tersembunyi, bersyukurlan Vina... karena mampu memahami dan melihat Umam dari kaca mata dan sudut pandang yang berbeda tidak hanya dhohir semata, dan karena itu juga dia rela menaruh sosok Umam pada setiap ruang yang ada di relung - relung hatinya.

Ahad Malam senin sebelum tidur, Vina sudah mempersiapkan segala perlengkapan untuk kembali ke Jakarta, izin absen sehari sudah ia kirim ke wali kelasnya, dan tiba - tiba ayahnya menanyainya...
Pak Bambang : Vinn... gimana kalau sekolahmu pindah di pati saja???
Vina : Saya tinggal ngikut ayah, terserah ayah...Vina selalu siap, sekolah dimana saja yang penting ayah ridho dan senang...
Pak Bambang : Yaa Udah kalau gitu, nanti ayah akan nemui kyai Nyamin agar kamu bisa pindah sekolah di Madrasah atau Pesantren yang ada di Pati saja.
Vina : Yaa yah... Vina tampak begitu bahagia sekaligus heran, bahagia karena mimpinya untuk bisa dipesantren akan jadi kenyataan, heran karena kenapa ayahnya sekarang berubah pikiran dan menginginkannya untuk memindahkannya dipesantren...??? Ya Allah...!!! aku pasrahkan semua kepadamu, semoga semua ini membawa berkah (kebaikan) untukku dan keluargaku Aamiiiin Ya Robb.

Malam itu juga pak Bambang langsung sowan ke rumah Kyai Nyamin untuk membicarakan rencana memindahkan Vina ke salah satu pesantren yang ada di Pati, tak berapa lama pak Bambang pun pulang dan memanggil Vina...
Pak Bambang : Tadi aku dah memberitahu Kyai Yamin kalau kamu mau ayah pindahkan untuk sekolah di madrasah sambil nyantri, dan kata kyai Yamin besok kamu bisa langsung masuk Vinn... jadi... besok kyai Nyamin yang akan mengantarmu mondok nak!!! di salah satu pesantren yang ada di desa Kajen kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
Vina : Yaa yahhh...  insyaAllah Vina siap dan mau!!! malam itu juga Vina mengabarkan kepada wali kelasnya kalau sekarang ia tidak sekolah lagi di Jakarta, akan dipindahkan ayahnya untuk sekolah di Pati saja... sekalian titip salam dan permohonan maaf buat bapak ibu dewan guru dan kepada semua teman - temannya...
Kemudian Vina pun tidur nyenyak terlelap bersama mimpi - mimpi indahnya.

Pagi - pagi benar sebelum adzan subuh Vina sudah terbangun karena pagi ini merupakan awal hari yang istimewa dalam hidupnya, untuk pertama kalinya dia akan menjadi seorang santriwati di suatu kota yang termasyhur di seantero tanah air sebagai kota santri, tiada lain tida bukan ia adalah Kajen Margoyoso Pati, sehingga saking senangnya secara reflek Vina pun menyanyikan beberapa bait dari lagu qosidah lama yang berjudul "Kota Santri"
Suasana di kota santri🎶
Asyik senangkan hati🎶
Tiap pagi dan sore hari🎶
Muda mudi berbusana rapi🎶
Menyandang kitab suci🎶
Hilir Mudik silih berganti🎶
Pulang pergi mengaji🎶
Berhenti sampai disitu, tiba - tiba ibunya berteriak memanggilnya Vinnn... Vina...!!! ayah nakkk!!! mendengar teriakan ibunya Vina segera berlari, ternyata ayahnya terjatuh ketika hendak mandi, Vina dan ibunya bu Masruroh segera memapah pak Bambang menuju kamar tidurnya kembali, dengan cekatnya Vina langsung menelpon dokter keluarga, tak berapa lama dokter keluarganya datang setelah melalui pemeriksaan Pak Bambang dinyatakan terkena serangan jantung sehingga salah satu pembuluh darahnya pecah ( stroke ) yang menyebabkan sebagian dari anggota tubuhnya tidak berfungsi.

Vina teramat sedih, air matanya tak terbendung, baru saja hati ayahnya tersadarkan dengan hidayah untuk menjadi orang baik yang tidak sombong, karena sesungguhnya tak ada sedikitpun yang pantas untuk disombongkan oleh seorang manusia (makhluk). Tapi kini... ayahnya sedang diuji dengan sakit, seketika itu juga Vina teringat pesan dari bu Masriah (ibuknya Umam), dalam kondisi bagaimanapun jangan lupa berdo'a kepada Allah nak...!!! dan Allah teramat senang kepada hambaNya yang suka meminta atau berdo'a kepadaNya, begitu juga sebaliknya Allah sangat murka pada hambaNya yang sombong yaitu mereka yang tidak mau berdo'a kepadaNya, insyaAllah dengan kekuatan do'a semua akan baik - baik saja. Kemudian dia mengangkat kedua tangannya setinggi bahu, mulutnya melafalkan do'a untuk kesembuhan ayahnya "Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan orang tuaku dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan darimu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain. Aamiin... setelah mengusap muka dengan kedua tangannya, Vina pun membisikkan sesuatu ke telinga ayahnya "Get Well Soon (GWS yahh...) cepet sembuh yahh... agar bisa beraktifitas lagi, Vina sayang ayah dan Vina berjanji akan menjadi putri kebanggaan ayah dan akan berbakti kepada ayah dan ibu untuk selamanya". 

Meskipun dalam keadaan sakit dan kepayahan karena menahan sakit, tampaklah sinar kebahagian terpancar pada raut muka pak Bambang, dia baru menyadari kalau sejatinya putri semata wayangnya adalah sosok putri sholihah dalam kategori qurrota a'yunn (buah mata yang menjadi penyejuk jiwa bagi kedua orang tuanya karena cantik fisiknya dan bagus akhlaknya), hatinya pun bertahmid Alhamdulillah Yaa Robb, sesuatu yang tak dapat dinilai dengan harta kekayaan dunia, telah engkau karuniakan kepadaku, tapi aku telah melalaikannya, ampunilah dosa - dosaku yaa Allah, pak bambang pun tenggelam hanyut dalam istigfarnya (astagfirullahalazdiim).

Dengan suara cedal (pelo), pak  Bambang berpesan kepada putrinya, Vinn...!!! kamu harus tetap berangkat ke pondok sekarang juga nakk... sebentar lagi kyai Nyamin akan jemput kamu!!! ibunya bu Masruroh juga menambahkan, betul nakkk...!!! biar ibu sama bibik yati (pembantu di rumah Vina) saja yang jaga ayah... dan masih ada kang Sarpo (Sopir sekaligus tukang kebun Vina) yang setiap saat siap membantu ibu. Yakinlah ayahmu pasti baik - baik saja, kamu tidak perlu kawatir... ada dokter yang akan selalu cek kondisi dan perkembangan ayahmu setiap saat, lebih baik sekarang siapkan segala barang - barangmu yang sekiranya perlu untuk dibawa ke pondok!!! iya buu... semuanya sudah Vina siapkan tadi malam buuu!!! ya sudah, kalau gitu sana... ganti bajumu!!! yaa buuu... dengan teramat sedih dan berat hati Vina pergi ke kamarnya untuk ganti baju, dari luar terdengar suara Mobil Sedan Honda City parkir didepan rumah, tanda kalau kyai Nyamin sama supirnya sudah datang dan siap untuk mengantar Vina ke pesantren. Dan tak berapa lama Vina sudah siap untuk berangkat ke pondok, bibik Yati memasukkan semua barang bawaan Vina kedalam bagasi mobil, setelah berpamitan dengan mencium tangan dan mendekap ayah dan ibunya, Vina pun berangkat ke pesantren dalam iringan doa dan deraian air mata.

Setelah sampai di pesantren dan memenuhi segala administrasi perpindahan ke Madrasah Aliyah, tinggal satu hal yang masih ditunggu Vina untuk resmi dinyatakan pindah yaitu surat keterangan pindah dan raport hasil belajar kelas x ( sepuluh ) semester gasal  dari sekolahnya di Jakarta yang nantinya akan dikirim dalam bentuk soft copy lewat drive googlenya, kini Vina disuguhi berbagai mata pelajaran baik yang berdasar kurikulum nasional SMA/MA sederajat pada Program Study IPS seperti MTK, B. Indonesia, B.Inggris, PKn, Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah dan lain - lain. Ditambah dengan berbagai pelajaran Mulok wajib, kas pesantren salaf  untuk dua tahun kedepan seperti Tajridus Shorih, Tafsir Jalalain, Balaghoh, Mantiq, Fathul Wahhab, Tasyriul Islam, Ghoyatul Wushul, Ibnu Aqil, Fathul Mu'in, Tanbihul Ghofilin, Riyadhlus Sholihin, Faroidul Bahiyah dan lain - lain, yang mana diantaranya ada yang wajib untuk dihafalkan seperti yang disebut terakhir Faroidul Bahiyah maka sempurna sudah kesibukan Vina untuk saat ini sampai dua tahun kedepan.

Waktu terus berjalan, tak terasa satu bulan hampir berlalu sejak Umam bekerja di Pabrik Arang Berikat dan perpindahan Vina ke salah satu Pesantren di Desa Kajen Margoyoso Pati, hari inilah saatnya Umam untuk menerima gaji pertamanya sebagai seorang asiten manager  di Perusahaan Arang Berikat dalam masa Training, tepat jam 22.00 malam  dimana Umam sudah selesai bekerja pada sift malam dan saatnya untuk pulang, tiba - tiba ada panggilan melalui speaker pribadi di ruangannya yang meminta Umam untuk datang ke ruang bendahara pabrik, setelah datang Umam pun menandatangani daftar pembagian gaji plus rinciannya dan menerima sebuah amplop. Umam menerima dengan hati berdebar - debar dan teramat bahagia karena itu merupakan gaji pertamnya dan dia berjanji akan membuka bersama ibunya dan memberikan padanya.

Pada saat menuju parkir kendaraan, Umam terkejut karena sepeda untanya hilang tidak ada ditempat, dan yang ada adalah sepeda montor mega pro type dozzer, tampak dari jauh ada seseorang yang berlari kearahnya dan memberi tahu kalau sepeda untanya sudah dikirim atau dikembalikan kerumahnya dan saat ini dia diminta untuk memakai kendaraan inventaris perusahaan sebagai seorang asisten manager. Antara percaya dan tidak Umam pun pulang dengan naik Sepeda Montor Mega Pro Type Dozzer untuk pertama kalinya. Sesampai dirumah, setelah mengucapkan salam seperti biasa dia terus memanggil ibunya, ibu...!!! ini untuk ibu...!!! bu Masriah menerima pemberian anaknya dengan hati teramat bahagian dan dada berdebar - debar, kemudian membukanya, setelah itu... keduanya tampak terkejut karena jumlah total uang yang tertulis pada slip didalamnya lima juta rupiah dengan rincian gaji poko 3 juta rupaiah plus intensive dan yang lainnya 2 juta rupiah, Umam tidak tahu kalau nantinya bila masa training sudah selesai gaji pokoknya saja bisa mencapai lima juta rupiah bahkan lebih.

Setelah tahu jumlah nominal gaji Umam disetiap bulannya, Bu Masriah tampak bingung mau digunakan untuk apa???  karena seumur hidupnya, baru kali ini ia melihat dan memegang uang sebanyak itu...
Bu Masriah : Mammm...!!! uang sebanyak ini mau diapain???
Umam : Laa ibu... mau ngapain??? rekreasi, beli baju, makan - makan enak atau terserah ibu sajalah aku tinggal ngikut...!!!  hihihihihi (Umam tampak ngerjain ibunya yang bingung karena bawa uang yang cukup banyak)
Bu Masriah : Buat apa ibu rekreasi??? mau lihat matahari terbit sudah setiap pagi, apalagi matahari terbenam, soal baju... yang ibu pakae ini saja, sudah lebih dari bagus. Kalau masalah makanan alhamdulillah ibuk gak pernah namanya kelaparan, walaupun sederhana yang penting baik (bergizi cukup) dan halal itu semua sudah membuat ibu bahagia dan wajib untuk bersyukur kepada Allah.
Umam : Yaa udah kalau gitu, uangnya nanti saya tabung atas nama ibu saja, jadi kalau aku mau ambil uang dalam jumlah yang besar harus dibawah sepengetahuan ibu... karena hanya ibu yang bisa mengambilnya, sedangkan bila aku membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari - hari yang jumlahnya tidak seberapa aku bisa mengambilnya lewat ATM (automated teller machine). Gituu buu...!!!

Oh yaa buu...!!! nanti kalau tabungannya sudah terkumpul dalam jumlah yang cukup besar, aku punya rencana, yang pertama rehab rumah kita, biar layak huni seperti rumah pada umumnya. Yang kedua karena ibu berpengalaman sekali dalam berternak kambing, aku punya mimpi besar mempunyai usaha ternak kambing sendiri dalam jumlah yang cukup banyak, untuk pemasarannya atau penjualannya aku akan berkerja sama dengan warung - warung makan terutama penjual sate kambing yang ada diseluruh kota pati dan sekitarnya,  sehingga ibu tidak perlu kerja serabutan diluar, dan ibulah yang jadi owner atau bosnya dan akan memperkerjakan tetangga - tetangga kita yang tidak punya pekerjaan sehingga tercipta lapangan kerja baru. Yang ketiga setelah lulus Aliyah nanti, aku akan melanjutkan kuliah ke fakultas ekonomi biar jadi seorang ekonom (orang yang ahli dalam bidang ilmu ekonomi) yang handal. Dan terakhirrrrr (sambil menurunkan volume suaranya, Umam membisikkan sesuatu ke telinga ibunya)  aku akan datang ke rumah Vina untuk melamarnya buu. Aamiinnn ya Allah  hhh (bu Masriah tampak tersenyum dengan bisikan terakhir anaknya).

Tak terasa hampir satu jam mereka mengobrol tentang harapan dan mimpi di masa - masa yang akan datang yang tampak begitu indah, sekaligus menantang untuk ditakhlukkan atau bahkan sebaliknya terabaikan karena terlenakan oleh kesenangan hari ini, akhirnya Umam dan bu Masriah istirahat untuk memulihkan dan menghimpun energi menyambut hari esok yang masih menjadi bagian dari misteri ilahi. Pagi - pagi benar sebelum adzan subuh berkumandang Umam sudah bangun dan beraktifitas seperti biasa sambil mempersiapakan pelajaran dan mengulas sedikit materi yang telah disampaikan dan yang akan dipelajari hari ini, itu semua dia lakukan setiap hari sehingga tak heran kalau nilai ulangan hariannya meningkat tajam selalu berada pada posisi tertinggi dikelas. Daripada sebelum dia bekerja yang hanya bertengger diperingkat tiga dan dua.

Kesibukannya yang super padat memaksa Umam untuk pandai - pandai mengatur waktu, sehingga mampu untuk melakukan semua agenda hariannya dengan waktu yang ada, dan tak kalah penting adalah menjaga tubuh agar tetap fresh, sehat dan kuat. Maka dari itu Umam yang pernah mengenyam pelatihan bela diri SH teratai sampai sabuk hijau tahu betul apa yang harus dilakukannya, dari makan - makanan bergizi, tercukupinya kebutuhan air putih untuk tubuhnya (dua liter atau delapan gelas setiap hari), olahraga dan istirahat yang cukup. Dari sinilah disela - sela waktu kosong, baik ketika di kelas maupun di kantor Umam mengisinya dengan olah raga ringan misal berjalan naik turun tangga, pernapasan ringan sambil duduk, atau melakukan pelenturan tubuh, memang sepintas terlihat sederhana tapi itu sangat penting untuk kebugaran tubuhnya, tak ayal kalau Umam terlihat semakin sehat, kuat, cerdas dan pintar.

Kini Umam sudah berubah total,  ikhtiyar (usaha) yang kuat tak kenal putus asa untuk selalu berubah menjadi lebih baik dalam segala hal, ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian hidup, diiringi do'a yang tiada henti dari sang ibunda telah merubah keadaannya, memang benar apa yang sudah dijanjikan oleh yang maha segala - galanya bahwa : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka berusaha untuk merubah keadaan mereka sendiri (QS. Ar Ra'du : 11).  Sehingga nasib pun berkata lain, berbagai panggilan miring tentangnya yang menyebabkan dia dikenal sebagai sosok pemuda gabtek, kuper, culun dan lugu kini musnah sudah, Umam now sangat melek IT (update teknologi), berbagai informasi terkini dialah yang pertama mengetahuinya karena gadget super canggih dengan dukungan koneksi internet yang luar biasa cepat berada ditangaanya, fleksibel atau pandai sekali bergaul mulai dari kalangan bawah sampai golongan elite (wirausahawan sukses menjadi temannya), penampilannya super keren dengan kendaraan moge (montor gede) sehingga tampak sempurnalah kegagahannya dan otomatis aura kecerdasan dan kepandaiannya semakin tampak bersinar pada dirinya.

Hari terus berganti seiring dengan perjalanan waktu, kini Umam menjadi seorang idola, tidak hanya di kelas tapi juga di madrasahnya, karena kesuksesannya dalam berkarir sebagai seorang asisten manager pada perusahaan besar skala international sekaligus sebagai wira usahawan sukses dalam usaha ternak kambing yang dimanageri langsung oleh ibunya dan sekarang Umam menjadi bintang kelas pada bidang prestasi akademik, lengkap sudah kesuksesannya. Bahkan di desa, orang - orang selalu menyanjung dan memuji keadaannya sekarang ini. Penderitaan, mala petaka, kemiskinan bahkan cibiran, hinaan, dan cacian berubah menjadi kebahagiaan, kenikmatan, kekayaan, sanjungan dan pujian. Bersyukurlah semua yang didapat, tidak membuat Umam lupa diri, terbuai dan terlena oleh semuanya, karena dia menyadari segala bentuk ujian penderitaan dan kesusahan bila dihadapi dengan ikhlas dan sabar bisa membuat seseorang bangkit dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, ujian kenikmatan, kesenangan, sanjungan dan pujian bisa membuat seseorang terlena terbuai dan akhirnya jatuh dalam keterpurukan.

Banyak sekali teman-teman wanitanya yang berlomba-lomba caper (cari perhatian) sama dirinya. Mulai dari menyapa lewat medsos disetiap waktu, misalnya, "Mam...! dah makan pa belum?", "selamat belajar sayank semoga sukses selalu untukmu", "met tidur sayank semoga mimpi indah selalu hadir dalam setiap tidurmu". Yang kedua memberi ucapan selamat dan berbagai macam hadiah atau kado di momen-momen yang istimewa, kayak ulang tahun atau ketika Umam dapat penghargaan tertentu seperti juara kelas dan lain sebagainya. Yang ketiga mengajak kencan atau ketemuan di tempat-tempat romantis, jalan-jalan, bahkan sampai ngapelin dirinya disetiap hari minggu. Semua tidak ada artinya bagi Umam, karena dihatinya sudah ada seseorang yang begitu istimewa, seseorang yang selalu kasih perhatian disaat semua orang mengabaikannya, seseorang yang senantiasa tersenyum disaat yang lainnya memandang dirinya dengan pandangan yang sinis, seseorang yang selalu menyemangati disaat ia dalam kondisi terpuruk, seseorang yang memberikan hati dan cintanya secara tulus disaat yang lainnya jijik, malu, bahkan sampai meludah hanya karena dipasangkan atau dijodohkan dengan dirinya dalam gurauan ketika bercanda.

Seseorang yang teramat baik dan istimewa itu adalah Vina Aprilia. "Umam telah berjanji padanya",  pada saat selesai sidang di Balai Desa, jika suatu saat nanti, enam atau tujuh tahun kedepan, ketika apa yang dia impikan dan cita-citakan sudah berada dalam genggaman tangannya. Dia akan datang ke rumah Vina untuk melamarnya sehingga bisa mengarungi kehidupan yang fana ini bersama-sama dalam ikatan pernikahan untuk menjadi keluarga SAMAWA (sakinah, mawaddah warrohmah). Tidak akan pernah ada wanita manapun yang bisa mengganti posisi Vina dihati Umam, meskipun yang datang seorang bidadari sekalipun. Karena Umam telah bersumpah...! Vinalah yang akan menjadi bidadari  di dunia dan surganya nanti.   

Dua tahun telah berlalu sejak peristiwa dijemputnya Umam oleh dua orang polisi karena tuduhan pencurian, dan dibaliknya ada hikmah munculnya cerita "aku bukan pencuri" yang menyebabkan Umam bisa bekerja diperusahaan besar, sekaligus sukses dalam usaha ternak kambing, dengan total jumlah kambing mencapai lima puluh ekor lebih, dan separohnya siap dikirim ke warung-warung sate yang menjadi mitra usahanya. Meskipun belum masuk golongan orang kaya raya di Desa Wonorame, tapi keberhasilan dan kesuksesannya tidak bisa dipandang sebelah mata, karena semua itu menjadi tanda atau bukti kalau sejatinya Umam sangat berbakat dan cukup handal untuk masuk dalam katagori calon pengusaha muda Indonesia.    

Kesuksesan dan keberhasilan Umam ternyata berbading terbalik dengan keluarga Vina, ketika pak Bambang jatuh sakit, lumpuh sebagian dari anggota badannya (lumpuh separoh) dan divonis oleh dokter mengalami strok akut, sedikit demi sedikit perusahaan konsentrat dan trembel yang dia miliki mengalami kepailitan atau kebangkrutan, karena sulitnya mencari orang yang jujur dan dapat dipercaya untuk memimpin dalam mengelola perusahaannya. Dan ujungnya kedua perusahaan itu harus ditutup untuk sementara waktu. Dalam kondisi seperti ini pak Bambang mengandai-andai atau berhayal sama istrinya bu Masruroh...
Pak Bambang : Buu...! kalau dulu aku tidak mendolimi Umam dengan menuduhnya pencuri, mungkin aku bisa minta dia untuk membantu mengelola perusahaan kita buu yaa...
Bu Masruroh : Yaa gak mungkin juga pak!
Pak Bambang : Lhoo...! memangnya kenapa kok gak mungkin?
Bu masruroh : Dulu bapak selalu menganggap Umam, pemuda miskin, bodoh yang tidak mempunyai potensi untuk maju dan sukses. Sampai - sampai Vina bapak larang berteman dengannya, karena bapak kawatir Vina tertular kebodohannya dan kemiskinannya. Itulah kesalahan bapak yang menilai seseorang hanya dari cesingnya saja. Dan sekarang setelah tahu kalau Umam bisa sukses dan berhasil seperti sekarang ini, bapak baru berkata demikian. Yaa mustahil pak..., sekarang ini Umam bekerja diperusahaan besar berskala international dan mempunyai usaha sendiri yang cukup sukses, gak bakalanlah dia mau pindah mengelola perusahaan bapak yang skalanya lokal.
Pak Bambang : Mendengar penjelasan dari istrinya, pak Bambang terdiam dalam penyesalan karena kebodohannya dan kesombongannya selama ini, tak terasa pipinya tampak basah karena air mata penyesalan. Dalam kondisi lemah tak berdaya dia berhayal "seandainya Vina anak kita besok berjodoh atau bersuami dengan seorang pemuda seperti Umam, perusahaan kita bisa dibuka lagi buu yaa...!!!"
Bu Masruroh : Semoga saja pak!!! aamiinn Ya Allah... (dalam hati bu Masruroh berkata... tidak seperti Umam pak, tapi yaa memang Umamlah, insyaAllah yang menjadi jodohnya Vina, bu Masruroh ternyata masih merahasiakan perjanjian antara Umam dan Vina pada suaminya, yaitu janji kedatangan Umam untuk melamar Vina setelah semua mimpinya tercapai, antara enam dan tujuh tahun kedepan, yang sekarang ini sudah berjalan dua tahun, sungguh penantian yang begitu lama dan teramat indah).

Tak terasa Umam sudah lulus dari Madrasah Aliyah, dengan predikat sebagai lulusan terbaik, begitu juga dengan Vina. Sesuai dengan impiannya, dia ingin menjadi seorang ekonom handal. Umam langsung mengambil kuliah Weekend (program perkuliahan untuk kelas karyawan dan eksekutif) Pada salah satu Universitas terkemuka di kota Semarang yaitu Universitas Stikubank (UNISBANK) pada Program S1 Fakultas Ekonomi dengan pilihan waktu kuliah sabtu siang (14.30 - 22.00), untuk yang lainnya Senin sampai Jumat dilaksanakan secara virtual class (E-Learning). Sedangkan Vina mengambil kuliah yang tak jauh dari kota Pati yaitu di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus pada Fakultas atau Jurusan Syari'ah dan Ekonomi Islam dengan Program Study S1 Ekonomi Syariah.

Umam mengambil kuliah weekend karena sambil bekerja sebagai seorang manager bidang pemasaran dalam kotrak kerja 5 tahun kedepan, setelah selesai dan sukses masa training selama dua tahun sebagai seorang asisten manager. Sebenarnya Umam lebih suka kosentarasi untuk mengembangkan usahanya sendiri yang semakin berkembang pesat. Tapi dia tahu diri, bahwa perusahaannya tempat dia bekerja saat ini, yang telah mengantarkan dirinya menjadi seperti sekarang ini, setidaknya minimal lima tahun ke depan dia akan tetap mengabdi  untuk bekerja bersama rekan - rekan sekantornya, turut bersama memajukan dan mengembangkan perusahaan yang telah mempercayainya selama dua tahun ini. Disamping itu Umam tahu betul, dia harus lebih banyak belajar dan memperbanyak pengalaman terlebih dahulu. Sebelum benar - benar yakin untuk fokus pada Usahanya sebagai peternak kambing.

Kini Umam bisa bekerja full disiang hari, kecuali hari sabtu, dia hanya ngantor setengah hari saja, karena siang menjelang sorenya harus kuliah, meskipun begitu dia disibukkan dengan berbagai hal baru seperti mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan kegiatan eksportir barang ke luar negeri, mulai dari mempelajari prosedur serta seluk-beluk tentang kegiatan ekport sampai kursus bahasa Cina, Jepang dan korea. Karena hampir 80% product dari perusahaannya dieksport ke negara - negara tersebut. Bahkan karena saking sibuknya, ibunya kawatir dia lupa sama Vina yang sekarang kuliah di STAIN Kudus dengan cara laju. Tak heran, baru beberapa hari boyong dari pesantren karena kecantikan dan kepintarannya, tersebar berita beberapa kali kalau Vina pernah digedok (didatangi di rumahnya untuk dilamar) oleh pemuda - pemuda tampan dan kaya raya yang berasal dari Pati dan Kudus. Bu Masriah sudah begitu mengidam - ngidamkan sosok Vina yang cantik, lincah, cerdas, pintar dan tak tertinggal sholehah, untuk menjadi menantunya. Dia sangat mengkawatirkan kalau Vina keburu dilamar orang, walau sejatinya dia sadar betul jodoh ditangan Allah. Tapi yang namanya manusia tak akan pernah bisa lepas seratus persen dari rasa cemas dan kawatir kehilangan. Karena lebih dari dari dua tahun Umam dan Vina dapat dipastikan hampir tidak pernah bertemu, semenjak selesai sidang dibalai desa. Kecuali ketika hari libur, disaat umam berangkat kerja di sift siang karena madrasah libur, mereka berdua punya kesempatan untuk bertemu meskipun hanya sekedar melihat sekilas dan melepas senyum kerinduan masing - masing.

Sehabis momen - momen seperti ini, Umam selalau bercerita pada ibunya kalau tadi pagi ketika berangkat kerja melihat Vina sedang menyapu halaman depan rumahnya, betapa senang dan bahagia hatinya, rasa rindu  yang begitu dalam serasa terobati, disaat senyumnya dibalas dengan senyuman juga oleh Vina. Ia yakin kalau Vina akan selalu setia dan sabar menanti sampai waktu yang telah ia janjikan tiba, yaitu enam atau tujuh tahun kedepan dikala itu, sebagaimana jawaban yang Vina berikan dulu "ok aku akan siap menunggumu". Meskipun demikian! rasa cemas dan kawatir selalu ada disela - sela rasa cinta, sayank dan rindunya, apalagi bila terdengan Vina dilamar oleh seseorang, maka kekawatiran itu kian mencengkram jiwa dan perasaannya. Karena itulah bu Masriah selalu menyarankan anaknya supaya ada usaha atau ikhtiyar biar tidak kehilangannya.
Bu Masriah : Mamm... setidaknya kamu berpikir nakk!!! gimana caranya agar Vina tidak didahului atau dilamar orang lain???
Umam : Ibu ini aneh - aneh saja, yang seharusnya takut kehilangan Vina itu aku buu... bukan ibu
Bu Masriah : Yaa nakk, tapi hati ibu dah terlanjur terpaut sama Vina nak! jadi seolah - olah  tidak sempurna semua yang kamu dapatkan sekarang ini, jika dia tidak menjadi menantu ibu. Kemana lagi ibu akan mencari gadis pintar, cerdas, cantik, lincah dan sholihah seperti dia?
Umam : ya udah kalau gitu... besok aku akan melakukan sesuatu sebagai bentuk usaha agar ia menjadi menantu ibu, doakan buu yaa... hhh.
Bu Masriah :  Amiin... Ibu tunggu lhoo yaa (bu Masriah tampak senang mendengan  jawaban dari anaknya).

Tak beda jauh dari mereka berdua. Vina sama ibunya mengalami perasaan yang sama, Karena Umam yang mereka tunggu -tunggu akan janjinya, bukanlah Umam yang dulu yang serba inferior dalam segala hal. Umam sekarang seperior dan multi talenta, seorang manager sukses diperusahaan besar sekaligus wirausahawan yang cukup gemilang. Vina sangat kawatir karena sekarang tidak ada satu gadis manapun yang punya alasan untuk menolak Umam, jangan - jangan setelah sukses Umam juga lupa akan segalanya,  bagaimana ia mencintainya dulu, ketika Umam bukanlah siapa - siapa. Yang hanya dikenal sebagai seorang pemuda miskin yang penuh dengan penderitaan, karena anugrah dari Allah semata ia mencintainya dengan tulus, sehingga tampaklah dengan cinta itu sesuatu yang sejatinya penuh dengan kekurangan menjadi tampak begitu sempurna, maka benarlah ungkapan sebuah pepatah "sesungguhnya manusia itu tidak ada yang sempurna tapi begitu engkau mencintai seseorang, maka akan tampaklah kesempurnaannya". Bagaimanapun besarnya pikiran negatif menghantui perasaannya, tetap dari lubuk hati yang paling dalam. Ia yakin kalau Umamnya tidak akan pernah berubah sampai kapanpun juga. Sehingga setiap lamaran yang datang entah siapapun itu, secara halus ia menolaknya dengan alasan kalau ia masih kepingin kuliah dalam waktu yang tidak bisa ditentukan atau ditunggu. Yang sebenarnya pintu hatinya sudah tertutup untuk siapapun juga hanya untuk Umam seorang.

Hingga disuatu pagi yang tak diduga, Umam datang seorang diri ke rumahnya tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, yang secara kebetulan ia beserta kedua orang tuanya sedang bercengkerama diruang tamu sehabis beraktifitas pagi, sehingga seisi rumah pun terutama bu Masruroh dibuat terkejut dan bertanya - tanya. Ada apa gerangan Umam datang kesini? begitu juga Vina jantungnya serasa berdetak lebih cepat dari biasanya karena baru untuk pertama kali ini, arjunanya datang ke rumahnya seorang diri. Padahal waktu yang dia janjikan masih begitu lama, tak berapa lama terdengarlah Umam mengucapkan salam "Assalamu'alaikum" maka sepontan semua menjawab "wa'alaikumussalam wr wb", silahkan masuk nak Umam! ada perlu apa nak Umam datang kesini? setelah mencium tangan pak Bambang dan bu Masruroh, Umam pun menjawab. Ada perlu sedikit sama Vina pak/bu! yaa udah kalau gitu kita pergi dulu silahkan kalian ngobrol atau ibu temanin Mam! "canda dari bu Masruroh". Umam pun membalas dengan senyuman hhh, sambil bercanda juga silahkan buu!

Setelah bu Masruroh dan pak Bambang pergi, seiring dengan detak jantung yang semakin tak menentu, sekilas mereka pun tampak saling pandang yang kemudian disusul dengan menudukkan pandangan masing-masing.
Umam : masih ingatkah kau Vin...! akan janjiku dulu?
Vina : insyaAllah masih dan tak akan lupa Mam...! emangnya kenapa?
Umam : saya kesini untuk mengingatkan janjiku dulu, meskipun belum membuktikannya, biar aku yakin kalau engkau tak melupakannya. Tunggu sebentar lagi yaa Vinn aku akan datang kesini sama ibukku.
Vina : Dengan air mata berlinang Vina menjawab "ok aku akan sabar menunggumu" dan semoga saja engkau segera mendapatkan semua yang kamu impikan Mam...!
Umam : Terimakasih... padahal yang aku impikan adalah kamu!
Vina : hhh (tampaklah senyum kecil terbesit diantara wajah mereka berdua).
Umam : Oh yaa Vin... ini untuk kamu! (Umam memberikan smartphone baru *samsung J5 prime" untuk Vina) aku membelinya langsung tiga sekaligus, satu untuk aku sendiri, ibukku dan kamu. Didalamnya sudah ada card selulernya, tinggal pakai dan kamu tidak perlu mikir isi paket datanya karena secara otomatis  setiap bulan nanti aku yang mengisi paket datanya.
Vina : Dengan wajah tampak bingung Vina pun menerima pemberian Umam, "Ok terimakasih" setelah mengaktifkannya ia segera tahu maksud dari ini semua dan tampaklah senyum diwajahnya.
Umam : Aku yakin kamu segera paham maksudku.
Vina : Yaa aku dah memahaminya.
Umam : Terimakasih! selain cantik dan manis kamu memang sanga cerdas Vin... pantas saja ibukku tidak ingin kehilangan kamu. Terakhir! ingat selalu janjiku aku akan selalu mengingat janjimu! Jika kamu sampai melupakannya aku bisa nekat untuk mengakhiri semuanya.
Vina : Mengakhiri apa?
Umam :  Yaa mengakhiri cerita ini! wkwkk (mereka tampak tertawa kecil bersama).


Jangan Lupa Baca Juga Cerpen dan Novel dengan klik link-link berikut :
1.  ðŸŒ±ðŸŒ±Aku Bukan Pencuri ðŸŒ±ðŸŒ±
2.  Never United Love
3. Srintil
4. Gadis Berkerudung Jingga
5. Everything Will Pass












imammukhtar

Kepala Madrasah di MA PPKP Darul Ma'la

6 Comments

  1. Cerita nya menginspirasi sekali

    ReplyDelete
  2. Luar biasa. . benar benar kisah yg sangat menarik dan puanjang sekali.. Gak kebayang.. Berapa lama agan menulis 1 artikel sepanjang ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya terimakasih! Hampir satu bulan dan sampaibsekarang masih saya edit

      Delete
  3. Gan kenapa tidak mencoba dibuat novel? Ini bagus, hanya ritme psikisnya terlalu naik turun, dari urusan apem yg ada selainya mpe si Umam yg mengenaskan.


    Sukses selalu gan.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kepingin banget dibikin novel tapi gak tau caranya

      Delete
Previous Post Next Post

Contact Form