Never United Love

Never United Love
Cinta Yang Tidak Bisa Bersatu

Cinta adalah anugrah Ilahi, karunia terindah yang diberikan kepada manusia, dengan cinta semua bisa berubah, orang yang semula lemah bisa menjadi kuat, sakit bisa menjadi sehat, sesuatu yang pahit bisa terasa lezat dan nikmat, yang biasanya leda-lede bisa menjadi semangat, seorang yang semula penakut bisa menjadi pemberani, bahkan yang pengecutpun bisa menjadi ksatria itulah kehebatan cinta, pepatah bilang "bila cinta sudah melekat gula jawa rasa coklat" inilah sebuah misteri dari sesuatu yang namanya cinta.

Tapi hati - hati kalau tidak bisa mengendalikan, menguasai atau menyetir itu cinta bisa menjadi bumerang bagi orang yang lagi jatuh cinta, bukannya kehebatan-kehebatan cinta yang dirasakan tapi malah sebaliknya, cemburu, cemas, kawatir dan berbagai perasaan negatif lainnya akibat tidak mampu menguasai cinta tapi sebaliknya dikuasai oleh cinta, bahkan tidak sedikit yang sampai merana karena cinta, mulai dari patah hati bahkan ada yang sampai nekat bunuh diri karena gagal dalam bercinta.

Dari sinilah penulis mengambil kesimpulan untuk menghindari hal itu terjadi, bila lagi punya hati atau jatuh cinta pada seseorang jangan kau berikan sepenuh hatimu, karena apabila engkau memberikan sepenuh hatimu maka kebahagiaan atau bahkan hidupmu bisa tergantung sama si dia orang yang kau cinta, hidupmu akan terasa sepi walaupun ditengah keramaian tanpa si dia, tak sedetikpun waktu mampu melupakan si dia dari pikiran dan bayangan, takut, cemas akan selalu membayangi pikiran kita ada rasa kawatir kalau kehilanga si dia, apalagi sampai diputus atau diduakan atau istilah kerennya diselingkuhi oleh si dia, bisa broken heart / patah hati. Akhirnya seolah - olah hidup tiada harapan lagi, oleh karena itu berikanlah hatimu atau cintamu pada Si Dia kurang dari separuhnya  saja, sedangkan sisanya untuk keluarga terutama orang tua, saudara, teman and otomatis Allahlah porsi yang paling besar dibanding yang lainnya, bila kita mampu menerapkan hal ini otomatis yang ada pada diri kita rasa damai, tenang, tawakkal atau pasrah sepenuhnya kepada Allah kalau memang sudah jodoh cinta tak akan kemana.  Sehingga apapun yang terjadi pada cinta kita tidak ada kata, cemas, kawatir, galau, BT, apalagi sampai terbawa kedalam kesengsaraan - kesengsaraan karena cinta. Dan perlu untuk diketahui tidak semua cinta bisa bersatu and cinta bisa berubah menjadi kebencian yang luar biasa dan ingat antara cinta dan benci bedanya sangat tipis lebih tipis dari rambut kita.

Ada cerita keren yang akan digorekan penulis dalam layar PC and Smartphone anda, sebuah cerita yang berliku and berbalik mundur kegenerasi sebelumnya  dalam sebuah cerpen yang agak - agak gimana..??? dikatakan romantis tidak, dibilang happy ending bisa jadi Yaa!!! dianggap sad endingpun bisa OK !!! pokonya seru dehhh, untuk latar jangan tanya yaa... dimana itu??? apalagi figurnya... tapi untuk masalah cerita dijamin 100 % asli lhoo... tapi rahasia, ini kisah dari mana and siapa ???  yang penting dibaca aja banyak hikmah and pesan - pesan yang terkandung didalamnya...


"Change of Destiny Changes Everything"
Perubahan Nasib Yang Merubah Segalanya

Disebuah kampung yang jauh dari kota tepatnya di "Desa Anggadah" tinggallah seorang remaja sederhana, berprinsip dan bermotto hidup yang luar biasa, smart and tampang juga keren lhoo..., orang-orang biasa memanggilnya dengan nama Ilham nama lengkapnya adalah Ilham Al Roy,  kalau dilihat dari segi ekonomi keluarga Ilham jauh - jauh dari sederhana, dari pakaian yang dipakai Ilham tampak sangat sederhana sekali, bersahaja hanya sekedar tertutup aurat dengan jumlah tak seberapa yang dipakai silih berganti,  beda jauh dari teman sebayanya yang pakainnya sangat banyak dan bagus-2. Makananpun ala kadarnya dan seadanya, sehingga Ilham yang berusia sekitar 17 tahun begitu tampak kurus kelihatan Lunglit ( balung karo kulit ), tapi konon katanya ayah kandung Ilham adalah seorang pengusaha ternak ayam layyer ( horen atau petelur ) yang sukses sekaligus seorang pedagang yang piawai mahir dan teramat kaya raya, tapi takdir manusia tidak bisa diminta bahkan rejeki, jodoh dan kematian tuhannlah yang menentukannya. Manusia hanya bisa berikhtiar agar hidupnya lebih baik, begitu juga nasib dari keluarga Ilham yang tak luput dari takdir Ilahi, ketika ilham usia 7 tahun, pada saat ekonomi keluarganya pada puncak-puncaknya, ayahnya punya proyek besar yang diidam-idamkan ketika dihari pertama menikah yaitu suatu saat nanti ketika sudah waktu dan cukup biayanya akan membangun rumah dengan ukuran sangat besar, untuk tingkat orang desa, dua buah rumah Joglo plus satu rumah Limas paling belakang yang berfungsi sebagai kandang dan dapur dilengkapi dengan halaman depan, samping kanan, kiri dan belakang yang cukup luas,  sungguh ukuran rumah yang lebih dari besar untuk keluarga yang hanya terdiri dari 4 orang, dua orang anak, Ilham dan adiknya Zannatun Na'im serta kedua orang tuanya Bapak Amin dan Ibundanya Bu Rahmah.

Pada saat membangun rumah itulah ada peristiwa tak diduga oleh seluruh keluarga Bapak Amin, peristiwa pahit yang mengejutkan sehingga menyebabkan fisik pak Amin yang lemah dan mengindap sakit jantung terkejut dan menyebabkan sakit jantungnya kambuh dan harus dirawat dirumah Sakit untuk waktu yang cukup lama lebih dari dua bulan, sehingga rencana proyek membangun rumah yang mewah lengkap dengan forniture atau perabot2 modernpun dibatalkan, karena dana terkuras habis untuk biaya perawatan dirumah sakit. bahkan sebagian perabot2 itu harus dijual untuk menambah biaya perawatan dirumah sakit yang sangat mahal pada waktu itu, dan sebagian lagi tidak jadi dipasang dan mangkrak karena sudah tidak ada biaya untuk pemasangan lagi, seperti ternit teras rumah, ubin keramik untuk bag mandi dan dinding kamar mandi dan masih banyak lagi rencana - rencana yang gagal total untuk finishing rumah yang sangat diidamkan oleh Bapak Amin sekeluarga.

Sudah dua bulan lebih pak Amin dirawat dirumah sakit, dan keadaannya semakin kritis dan lemah, akhirnya sekeluarga sepakat dan atas izin dokter pak Amin pun dibawa pulang untuk dirawat dirumah sendiri oleh keluarga, haripun terus berganti hingga genap satu minggu sudah pak Amin dirawat dirumah, silih berganti saudara, kerabat dan tetangga baik satu kampung maupun dari desa tetangga yang besuk pak Amiin, bu Rahmah selalu merawat pak Amin beserta kedua anaknya yang masih kecil sejak dirumah sakit sampai pulang dengan penuh kesabaran dan keikhlsan, hingga disuatu sore pak Amin minta kepada Bu Rahmah. Diik... dik Rahmah istriku ...!!! ( begitulah Pak Amin memanggil istrinya dengan bahasa halus dan lembut, baik sebelum sakit maupun sesudahnya ) "ada apa kak ??? jawab bu Rahmah.  Tolong seluruh keluarganku suruh berkumpul yaa dikk... !!! ayah, ibu, mertua, saudara, dan anak2ku, aq mau pamit, sakitku dah terlalu berat, aku minta izin akan pergi jauh sekali..., bu Rahmah pun menangis sambil berkata yaa Kak...!!! setelah seluruh keluarganya berkumpul pak Amin pun mulai berbicara dengan berbaring dan suara yang lirih karena keadaannya semakin kritis, aku  mohon maaf  jika selama ini ada kesalahan baik yang aku sengaja atau tidak pada kalian semua yang hadir disini dan izinkan aku untuk memeluk kedua anakku untuk terakhir kalinya, kemudian Pak Aminpun memeluk menciumi kedua anaknya Ilham dan Zannatun Naim, sambil berpesan jadilah kalian anak soleh dan solehah yaa nakk ...!!! maafkan bapak yaa nakk !!! bapak tidak bisa menemani dan membesarkan kalian... semoga kalian bisa kuat menghadapi hidup ini walaupun tanpa Bapak...!!! kemudian pak Amin melepaskan pelukannya dan menyerahkan kedua anaknya pada bu Rahmah,  maka sontak seluruh keluarga menangis dan mereka mengikhlaskan untuk itu, karena melihat kondisi pak Amin yang semakin memprihatinkan, hingga dimalam harinya pak Amin tertidur pulas sekali, sehingga bu Rahmah merasa nyaman dan tertidur disebelah suaminya satu bantal dengan pak Amin, karena baru malam ini suaminya bisa tidur sepulas ini, dengan senyum tersungging diwajahnya. Tak lebih dari 15 menit bu Rahmah tetidur, tiba - tiba tetangganya Kang Radin yang sedang besuk dan turut menjaga pak Amin membangunkannya dan bilang kalau dia mau memeriksa keadaan pak Amin,  Bu Rahmah...!!! "bu Rahmah yang baru saja tertidur lalu terbangun, "ada apa kang??? coba buu saya mau memeriksa Pak Amin kelihatannya ada yang aneh ? " ya kang...!!! "jawab bu Rahmah... kang Radin langsung memeriksa dada dan tangan Pak Amin dengan teramat hati2 dan seksama, kemudihan kang Radin menghela nafas yang cukup panjang dan berkata pada Bu Rahmah. Bu Rahmah... suami ibu sudah meninggal...!!! tidakkkkkkkkkk... bu Rahmah menjerit sekuat-kuatnya sehingga sontak seisi rumah terbangun semuanya termasuk kedua anaknya Ilham dan Zannatun Naim  dari dekapan kakeknya yang masih sangat kecil dan tidak tahu apa - apa, karena melihat ibunya menangis, Ilham dan adiknya juga turut menangis tapi tangis yang tak bermakna. Tangisan seorang anak yang belum tahu apa-apa...??? apa itu hidup dan kematian??? mereka hanya bisa menangis karena orang sekelilingnya menangis.

Kini Ilham dan Zannatun Na'im menjadi seorang yatim dan bu Rahmah harus membesarkan keduanya sendirian sebagai seorang janda, mampukah bu Rahmah melakukannya??? mampu atau tidak semua itu harus dihadapi tiada pilihan lain, tiada seorang ibu yang ingin ditinggal mati suaminya sendiri untuk membesarkan anaknya, tapi itu semua sudah takdir Ilahi yang harus dihadapi, Iham kecil ternyata belum tahu makna dari sebuah kematian dihari pertama meninggal bapaknya dia malah begitu riang dan mengajak teman2nya bermain kerumahnya, karena rumahnya begitu ramai dan banyak orang yang bertakziah, begitu juga dihari - hari berikutnya bahkan sampai dibulan - bulan berikutnya sifat nakal dan manjanya tidak berkurang sedikitpun malah semakin menjadi-jadi, sebagaimana contoh setiap ada pedagang jajanan lewat Ilham selalu menghentikan dan membelinya dalam jumlah yang cukup banyak persis dikala ayahnya masih hidup dan berjaya, akhirnya dengan sangat -sangat terpaksa bu Rahmah memberi nasehat kepada Ilham tapi dari hati kecilnya yang paling dalam sungguh bu Rahmah tidak tega untuk mengatakannya, tapi semua itu demi kebaikan anaknya biar dia segera sadar, siapa dirinya sekarang. Ilham anakku... dengan suara lembut bu Rahmah memanggil anaknya, yaa buu... ada apa ???  "jawab Ilham". Ilham... kini ibumu sudah menjadi janda, bapakmu telah meninggal dan tidak akan pernah kembali lagi, ibu sudah tidak punya apa - apa, ibu belum bisa bekerja mencari uang, untuk kebutuhanmu dan kebutuhan kita, oleh karena itu kamu harus merubah sikapmu yaa nakk, jangan nakal..,. jangan manja ..., jangan menghentikan pedagang lagi ya nakkk !!! Ilham diam terpaku tapi kata2 ibunya telah membalikkan seluruh hidupnya, tatap matanya kosong dia baru tahu apa arti sebuah kematian, orang yang sudah meninggal tidak akan pernah kembali lagi, kini dia merindukan ayahnya dan tanpa terasa air matanyapun jatuh membasahi pipinya, melihat putranya demikian betapa sakit dan teriris - iris  hati bu Rahmah, sebenarnya dia sangat-sangat tidak tega untuk mengatakan hal ini kepada putranya. Tapi tidak ada pilihan lain, Ilham harus berubah dan itu harus...!!! biar dia segera sadar siapakah dirinya sekarang.

Kini Ilham telah berubah 180 derajat dari kehidupan sebelumnya, dia lebih suka menyendiri dan diam dirumah dari pada main keluar bersama teman2nya, dia sudah tidak rewel dan menuntut lauk lagi ketika mau makan, bajupun seadanya dan tak pernah minta lagi baju baru kecuali kalau dibelikan sendiri oleh ibunya, tak pernah sedikitpun ada keberanian untuk menghentikan pedagang jajanan yang lewat depan rumahnya, dia lebih banyak malu dan tumbuh sikap inferior atau minder daripada sebelumnya yang selalu merasa superior dan PD. Kini hidupnya hanya sekedar bertahan untuk hidup, nasihat ibunya yang spontan, benar-benar telah merubah segalanya.

"One Pearl That Never Changed"
Mutiara Yang Tidak Pernah Berubah


Semuanya memang telah berubah kemewahan menjadi kesederhanaan bahkan bisa jauh dari sederhana, keceriaan menjadi kemurungan, superior menjadi inferior, hobi bergaulpun berubah menjadi lebih suka menyendiri, watak yang selalu ingin menang kini lebih suka mengalah tapi ada satu yang patut untuk disyukuri oleh bu Rahmah, prinsip hidup untuk selalu berubah menjadi lebih baik serta kecintaan pada Ilmu Pengetahuan begitu melekat pada diri Ilham bahkan sinarnya semakin membara. Inilah yang menjadi kebanggaan bagi bu Rahmah begitu juga kakek Ilham H Suhadi Abdulloh yang begitu menaruh harapan untuk masa depan keluarga ini di pundak cucunya Ilham.

Memang figur seorang ayah sudah tidak dimiliki oleh Ilham, tapi kedua kakeknya sangat berperan dan mempunyai posisi penting untuk jadi seorang figur sebagai pengganti ayah, ingat sejarah Rosulullah begitu ibundanya Aminah meninggal yang menyebabkan nabi yatim dan piyatu, kakeknyalah yang tampil sebagai pengganti seorang ibu dan ayah sekaligus, disinilah bukti kasih sayang Allah pada keluarga pak Amin terutama diri Ilham apalagi kedua kakek Ilham adalah orang hebat dan terhormat, kakek dari ibu H. Suhadi Abdullah yang biasa dipanggil Mbah Dullah adalah seorang tokoh agama yang terkemuka di desa Anggadah yang sangat dihormati oleh seluruh warga desa, dari kakeknya inilah benih2 religius pada diri Ilham tumbuh subur didukung dengan kisah - kisah inspirator yang selalu diceritakan kakeknya menjelang tidur pada ilham, disaat ilham sedang pingin tidur dirumahnya, dari wejangan kakeknya ini yang selalu menyemangati Ilham untuk menjadi pribadi yang cinta ilmu serta kuat dan tangguh disegala bidang kehidupan, "Seorang muslim yang kuat itu jauh Lebih baik dari muslim yang lemah"  itulah motivasi hidup yang ditanamkan oleh kakek dari ibunya.

Sedangkan kakek dari ayahnya Mbah waldin adalah seorang mantan pengusaha pembuatan Rumah Joglo atau lebih terkenal dengan Rumah Pencu yang sukses dan teramat tersohor dizamannya, terkenal sebagai seorang pemberani dalam berspikulasi dan mempunyai sikap tegas dalam mengambil sebuah keputusan serta pantang menyerah dalam menggapai sebuah keinginan atau cita-cita,  yang mana menurut cerita dia membangun usahanya dari nol besar hingga berjaya dan asetnya sangat banyak baik yang berupa tanah, rumah maupun ternak meskipun akhirnya terpuruk lagi, karena diusia tuanya terserang penyakit sumsum tulang  belakang yang menyebabkan sebagian dari kekayaannya baik kekayaan bergerak maupun tidak bergerak habis untuk berobat di berbagai rumah sakit yang terkenal walaupun masih tetap tidak mendapatkan hasil yang diharapkan oleh orang yang sedang sakit yaitu kesembuhan, tapi meskipun begitu masih patut bersyukur karena masih dikasih kesempatan menjalani kehidupan sehingga bisa mendampingi bu Rahmah dalam membesarkan dan mewarnai karakter yang positif darinya kepada cucu kesayangannya yaitu Ilham meski hidup diatas kursi roda ( lumpuh ). Dari kakeknya inilah Ilham mewarisi jiwa wira usaha, hingga kepribadian sebagai sosok wira usahawan tumbuh berkembang dengan sempurna pada diri Ilham, yang mana nantinya sangat bermanfaat untuk masa depannya. Lenkap sudah kepribadian dari kedua kakeknya yang benar-benar mengilhami sosok Ilham untuk terus tumbuh dan berkembang dikemudian hari, yang pasti  dan tak terbantahkan yaitu satu, mutiara kehidupan tetap bersinar dan melekat di dada Ilham berupa "semangat untuk selalu berubah menjadi lebih baik dan cinta terhadap Ilmu Pengetahuan baik umum maupun agama".

"Love at first Sight"
Cinta Pada Pandangan Pertama

Drove on... diusia 18 tahun, sinar ilmu benar - benar menerangi hati Ilham dalam meniti perjalanan hidup ini yang penuh dilema dan lika-liku kehidupan, ditopang dengan pendidikan formal yang selalu di Madrasah plus dengan pendidikan informal mengaji atau mengkaji berbagai Ilmu Agama diantaranya Baca Tulis Al Qur'an, Fasholatan, Ilmu Tajwid Hidayatus Syibyan & Tutfatul Atfal, Nahwu Aj Jurumiyah dan Imriti, Amsilah Tasrifiyah, Taqrib, Aqidatul Awam, Ta'limul Muta'allim, dan berbagai kitab salaf yang lainnya yang diajarkan mulai dari sore hari sampai ba'dal isya' di Surau-surau atau mushollah yang diasuh langsung oleh Ustad-2 jebolan dari berbagai pesantren salaf yang termasyhur, hingga pengetahuan agamanya benar-benar berkah dan memberi manfaat. Dari sinilah prinsip untuk mencapai kebahagiaan hidup benar teraplikasikan dalam kehidupan Ilham dengan pedoman pada hadits nabi "barangsiapa yang ingin bahagia didunia maka harus dengan ilmu dan barangsiapa yang ingin bahagia diakherat harus dengan ilmu dan barangsiapa yang ingin bahagia didunia dan akherat harus dengan ilmu pula" dan Ilham benar - benar sadar bahwa gudang-gudang Ilmu itu ada pada kitab atau buku-2, sedangkan membaca adalah kunci untuk membuka gudang tersebut, dengan membacalah wawasan dan ilmu pengetahuan kita akan terus bertambah, banyak sekali dampak positif dari kesukaan membaca, maka dari itulah Ilham membiasakan dan menanamkan dalam dirinya sedini mungkin kesukaan membaca, lambat laun kebiasaan itu menjadi hobi, perlu untuk diketahui membacalah yang diperintahkan pertama kali oleh pemilik jagat raya ini kepada rasulnya ingat wahyu yang diturunkan Allah pertamaka kali di gua hira' tiada lain tiada bukan adalah perintah untuk membaca bukan lainnya,  dengan membaca peradaban manusia terangkat, bangsa hebat dan beberapa langkah lebih maju dari lainnya  karena suka dan gemar membaca, tiada hari akan berlalu begitu saja tanpa membaca, sedikitpun waktu kosong dari kegiatan atau pekerjaan rutin, Ilham akan mengisinya dengan membaca, itu terbukti dirumahnya buku menduduki tempat yang utamanya di Almari Rumah dan Kamarnya karena dia berprinsip dengan membacalah ilmu akan didapat dan dengan ilmu pula derajat manusia akan ditinggikan oleh Allah beberapa derajat daripada lainnya. Satu contoh kalau apa yang dilakukan Ilham dalam meniti hidup ini disinari oleh ilmu adalah dia tidak pernak malu sebelum berangkat sekolah mengantarkan pupuk kandang ( pupuk dari kotoran sapi atau hewan lainnya yang sudah mengalami fermentasi secara alami ) atas perintah neneknya walaupun harus berpapasan dengan banyak orang yang sebaya dengannya terutama cewek - cewek yang mau berangkat sekolah, kenapa Ilham tidak merasa malu karena baginya itu adalah suatu pekerjaan mulia bukan suatu hal yang salah atau dosa kenapa harus malu???, dengan seperti itu dia bisa membantu neneknya sekaligus bisa berolahraga pagi, jadi sekali jalan beberapa tujuan terlampaui atau istilahnya menyelam sambil minum kopi, syukur - syukur sehabis mengantarkan pupuk tadi dikasih upah atau uang oleh neneknya jadi sempurnalah pekerjaannya. Contoh yang kedua bila liburan atau libur rutin hari ahad, kebanyakan remaja lainnya biasa mengisinya dengan jalan - jalan yang tak bertujuan sekedar menghabiskan bensin atau sekedar bergadang dipinggir pasar. Lain dengan Ilham dia mengisinya dengan mencari kayu bakar dihutan karena dari sinilah dia bisa merasakan betapa indahnya alam ini karena bisa menelusuri lebatnya hutan sekaligus mengembalikan kebugaran tubuhnya dengan beraktifitas yang lumayan menguras tenaga serta mampu menghirup segarnya udara hutan sambil menghilangkan kejenuhan yang hampir sepekan duduk dalam kelas saja sehingga dari sinilah benar - benar diperoleh kesegaran jasmani dan rohani tanpa harus ikut les senam dengan membayar mahal, ditambah satu lagi kayunya bisa dijual sedangkan hasilnya atau uangnya bisa dijdikan saku ke Madrasah selama satu minggu kedepan, sehingga apa yang dilakukan selalu membawa berkah atau kebaikan terutama untuk dirinya sendiri.

Diluar itu, perkembangan emosi remajanya tumbuh dan berkembang dengan normal seperti remaja pada umunya, pada suatu waktu Ilham menghadiri acara pernikahan sepupunya dan ikut membantu sebagai panitia walimatul 'ursi ( pesta pernikahan ) dan kebetulan disitulah Ilham bertemu dan berkenalan dengan seorang gadis yang sebenarnya adalah tetangganya sendiri, menurut penilaiannya dia begitu cantik dan anggun, karena tidak pernah bertemu baru boyong atau pulang dari pesantren yang ternama di Pulau Jawa, maka dengan modal keberanian sebagai seorang Remaja Normal, Ilham pun menyapa Haii...!!! namamu siapa cantik ...??? "Wa'alaikumus Salam jawab Si Gadis. Ilhampun tersenyum malu oh yaa sorry, saya ulangi lagi yaa... "Assalamua'alaikum cantik...!!!", bolehkah aku tau namanya ??? wa'alaikumussalam boleh...!!! siapa yang larang??? ta'aruf kan diperbolehkan bong... sombong!!! "jawab si Gadis". Hai... kenapa kau ngatain aku sombong??? "hardik Ilham pada gadis yang belum diketahui namanya". Terus apa??? kalau bukan sombong sama tetangganya sendiri tidak tau namanya heee...!!! jawab si gadis sambil memanyunkan bibirnya. Waduh bener juga yaa ada gadis secantik ini didesaku kok sampai aq gak kenal yaa...??? makanya itu jangan kuper, bergaul dong biar lihat bidadari, and tidak lihat buku saja...!!! "kata Si Gadis dengan ketusnya". Betapa Ilham tersentak keget...!!! bagaimana ia tahu kalu aku suka sekali sama buku? maksudnya membaca. Weleh hh... kamu kayak orang sakti aja sampai tau kesukaan orang...!!! soo pasti dimana dulu nyantrinya... "jawab si gadis". Ya yaa... yaa udah terus siapa namamu??? "tanya Ilham",  cari sendiri nihhh... buku, disitu ada nama saya!!! sampai jumpa lagi dilain kesempatan yaa...!!! and selamat membaca buku...!!! assalamu'alaikum... sambil menyodorkan buku si gadispun pergi. Wa'alaikumussalam jawab ilham sambil melihat buku yang disodorkan si gadis dengan judul "Humor Sufi Nasrudin Affandi" lalu dicarilah nama sigadis...!!! ooo namanya "Shofa Alqudsiah" bener... namanya aja Shofa, pantes catus and cerewet amat.

Dua bulan kemudian takdirpun menemukan mereka kembali dalam acara Tarling Idul Fitri ( Takbir Keliling ) kini shofalah yang melihat dan menyapa terlebih dahulu, Assalamu'alaikum... sombong...! oh, maaf... Ilham dah tau namaku atau belum??? "tanya Shofa sama Ilham", soo pasti sudah, nama yang bagus seperti tempat duduk, Shofa...!!! "jawab Ilham", kalau dah tau kenapa kau gak dolan - dolan kerumahku, Aq kan kesepian banget, gak da temen ngobrol dirumah. Alangkah terkejutnya Ilham karena baru kali ini ia ditawari untuk dolan atau silaturrahmi kerumah seorang gadis, cantik lagiii. Ok besok yaa sekalian badan idul fitri hahaha !!! "jawab Ilham yang tampak berbinar - binar wajahnya, karena bahagia".

Ilhampun tak sabar menunggu pagi hari, malam itu adalah malam Idul Fitri yang istimewa diusia remajanya, dan perasaan rindu pun mulai tumbuh dihati Ilham yaitu rasa rindu pada Shofa, rasa ingin selalu bertemu, ngoblor, tertawa dan bercanda bersama kini dah tumbuh dan berkembang dihati Ilham, mungkinkah ini yang dinamakan benih-benih cinta mulai tumbuh dihati Ilham??? Pagi yang dinanti pun datang setelah sholat Id Ilhampun sungkem pada Ibunya Buu Rahmah, dan minta didoakan agar ia kelak menjadi anak yang sholeh dan menjadi Insan yang berguna bagi Nusa Bangsa dan Agama dikemudian hari...!!! "Aamiin", jawab bu Rahmah untuk do'a anaknya Ilham.

Hampir saja Ilham mengeluarkan sepeda buntutnya ( sepeda ontel yang biasa dipakai cari kayu bakar ) untuk segera move on ke teman barunya Shofa, betapa terkejutnya ia, ternyata Shofa sudah berada didepan rumahnya bersama temennya, lhoo kenapa kamu kok malah kesini... saya kan barus saja mau kesana, yaa udah silahkan masuk...!!! "sapa Ilham pada Shofa dan temennya", ini sekalian mampir barusan baru beli es batu hehehe, nanti kamu yang gantian kerumahku entar ku bikinin es biar fresh...

Ibukkk...!!! "Ilham memanggil ibunya, Buu Rahmah", ada apa Ham... ? "Jawab Bu Rahmah", ini buu temen baruku namanya Shofa dia baru saja boyong dari pesantren, dan ini temennya Shofa, oh yaa namanya siapa ??? Lia...!!! yaa...!!! "jawab bu Rahmah", betapa terkejutnya bu Rahmah melihat wajah Shofa, mukanya berubah menjadi pucat, ada sesuatu yang ia ingat setelah melihat wajah temen anaknya itu tapi dengan segera bu Rahmah menghilangkan ingatan itu, agar anaknya Ilham tidak menaruh curiga atas perubahan sikapnya itu, sudah yaa Faa Shofa dan kamu Lia ibu tinggal dibelakang dulu, silahkan kalian lanjutkan ngobrol...!!!"Buu Rahmah pun pamit kebelakang",  "yaa buu", jawab Shofa dan Lia hampir bersamaan, setelah berbincang-bincang kurang lebih satu jam, Shofapun pamit pulang, Ham Ilham kami pamit dulu, ini Es Batunya hampir habis mencair semua terlalu lama sihh perbincangan kita, saya tunggu dirumah lhoo yaa..., awas kalau gak datang!!! "ancam Shofa pada Ilham", Ok... soo pasti saya pasti kesana, daa Assalamu'alaikum...!!! wa'alaikumussalam...!!! "jawab Ilham",  Shofapun pamit pulang. Tak berapa lama setelah izin sama ibunya Ilham pun pergi ke rumah Shofa tapi kini dia pergi dengan montor kesayangan Yamaha Alfa 94 hahaha..., Perkenalan dan persahabatanpun dari pandangan pertama telah berbuah jadi cinta diatara mereka.

"The Veil of Love So Strong"
Tabir Cinta yang Begitu Sangat Kuat

Waktu terus berlalu, berjalan seirama dengan pergerakan planet bumi berputar pada porosnya, untuk mengelilingi sang surya, hingga tak terasa hampir satu tahun sudah persahabatan Ilham dan Shofa, yang mana persahabatan anak kesayanggannya itulah yang menyebabkan luka lama yang begitu teramat dalam tergores kembali dihati bu Rahmah, dengan sekuat jiwa dan raganya bu Rahmah menahan betapa sakitnya luka lama dihatinya yang tergores kembali, benar - benar luka diatas luka, tapi bagaimana lagi, demi kebahagiaan anaknya buu rahmah menyimpan dalam - dalam luka itu, supaya tak diketahui dan dirasakan oleh anaknya juga. Kini bu Rahmah benar - benar disuguhi buah SIMALAKAMA dimakan bapak yang mati, gak dimakan ibu yang mati.

Hingga suatu waktu, sesuatu yang sangat tidak diharapkan terucap dari mulut anak yang paling ia sayangi, anak dari buah cinta dengan suaminya yang pertama Pak Amin dialah Ilham Al Roy. Ilhampun mengucapkan sesuatu pada ibunya, Ibu...!!! aku ingin mengatakan sesuatu pada Ibu... !!! Yaa, apa itu nak ...??? "jawaban sekaligus pertanyaan bu Rahmah pada anaknya", ibu taukan kalau aku sangat dekat dengan Shofa, sejak aku perkenalkan dia sama ibu sejak itulah aku berteman dengannya dan sejak itu pula aku sayang sama dia ibu... kini rasa sayang itu telah tumbuh menjadi cinta dihati anakmu ini ibu...!!! "hati buu Rahmah serasa hancur dan teramat perih bagai teriris - iris oleh sembilu dan tersiram dengan air garam, kini sempurna sudah luka hati itu, dan menangislah buu Rahmah sejadi-jadinya seketika itu juga, sambil berkata... maafkan ibu nakkk... sampai kapanpun ibu tidak akan menyetujui permintaanmu, sekali lagi ibu mohon maaf nakkk...", betapa terkejutnya Ilham !!! sungguh dia tidak menyangka sedikitpun, kalau ibunya akan berkata demikian, lalu Ilhampun sekali lagi bertannya tentang alasan ibunya, mengapa dan kenapa ia menolak hubungannya dengan Shofa ???  Ibuuu... mengapa ibu menolak hubungan kami??? sekali lagi kenapa buu ??? apa salah dan dosanya Shofa buuu...? dan apa kekurangannya buu dia begitu baik, cantik, lincah dan pintar ? apa karena dia anak orang miskin buuu...??? atau apakah karena orang tuanya tidak punya tanah seluas tanah ibu sekarang, tolong jawab buuu...!!! kalau itu alasannya, maaf buu akupun tidak akan sependapat dengan ibu lagi, akupun akan menempuh jalanku sendiri... !!! "pertanyaan Ilham pada ibunya yang semakin membikin luluh lantah hati bu Rahmah", Tidakkk... itu semua tidak benar, sekali lagi aku mohon maaf nakk... aku tidak bisa mengatakannya, jangan engkau paksa ibu untuk mengatakannya. "itulah jawaban bu Rahmah terhadap pertanyaan dan desakan anaknya.

The Destruction of the Ark of Love 
Hancurnya Bahtera Cinta

Akhirnya Ilhampun mengalah dan mengambil keputusan lebih baik diam saja, bila dilanjutkan semua bisa menjadi lebih runyam karena dia sudah tahu betul watak ibunya bila sudah memberi putusan sekali tidak selamanya tidak dan dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya pada wanita yang paling ia hormati dan paling ia sayangi dan dia tahu betul dibawah telapak kakinyalah surganya berada dan karena ridhonya pula keberadaan ridho tuhannya.

Kini hari - haripun terasa berat dijalani oleh Ilham, separuh lebih kekuatan, semangat dan harapannya musnah. Semua sudah berubah tidak seperti dulu lagi, karena impian dan cita-cita yang begitu didambakan dikemudian hari untuk mengarungi bahtera kehidupan bersama dengan Shofa telah pupus sudah, hampir tidak ada harapan yang tersisa, ada satu dinding yang begitu kokoh dan teramat kuat yang memustahilkan cinta mereka bersatu, diding itu terlalu kuat untuk dijebol dan itu tidak mungkin Ilham sendiri yang melakukannya karena dinding itu adalah keramatnya didunia, dan dinding itu pula  letak dari ridlo ilahi serta ruh dari do'nya, tiada lain tiada bukan dinding itu adalah ibunya sendiri Ibu Rahmah yang begitu ia hormati. 

Bagaimanapun beratnya gejolak hati yang ia rasakan antara menuruti perasaan hati dan kehendak ibunya yang saling bertolak belakang, akan tetapi ia segera sadar bahwa hidup ini harus tetap dijalani, masa depannya telah menanti, harapan untuk mencapai kebahagiaan dan cita-cita lain masih begitu panjang, jauh serta masih terbuka lebar untuk segera ditakhlukkan dan digapai. Dari sinilah Ilham bersegera menata hatinya untuk bangkit dari keterpurukan, membangun asa dan harapan baru disisi lain dari cintanya. Dia begitu sadar, bahwa semua yang ia hadapi, sudah menjadi bagian dari kehidupan anak manusia, dan dia tidak mau dengan hancurnya bangunan cinta yang ia alami akan memusnahkan segalanya, masih banyak sisi lain dari hidup ini yang lebih banyak membawa keberkahan dan manfaat untuk semua insan dari pada hanya sekedar memikirkan cinta. 

Begitu susah dan teramat berat perjuangan yang harus dilakukan Ilham untuk menakhlukkan dan menguasai hatinya kembali, dari cenkeraman dan kekuasaan cintanya kepada Shofa, bayangan Shofa benar - benar sudah begitu kuat menguasai relung-2 hatinya yang paling dalam sekalipun, sehingga semakin keras ia berusaha untuk melupakan Shofa maka semakin sadar pula ia kalau begitu sangat menyayangi dan mencintainya, Ilham benar - benar jatuh dan bangun lagi secara berulang - ulang, tapi ini adalah Ilham, sang pecinta Ilmu, dalam kondisi terpuruk sekalipun pancaran hikmah dari ilmunya tetap bersinar terang, pantang baginya untuk lari ke hal - 2 yang negatif yang sangat bertentangan dengan norma - norma yang ada misal dengan lari keminu-minuman keras ( mabuk- mabukkan) atau bahkan sampai berdekatan dengan zina. Karena dia teramat sadar semua itu bukan pelarian melainkan menambah runyamnya Problema yang dihadapi. 

Lambat laun seiring perjalanan waktu Ilhampun semakin mampu mengedalikan hati dan perasaan cintanya, tapi disisi lain Shofa tidak menyadari sedikitpun pahara yang terjadi antara Ilham dan Ibunya sehingga sifat manjanya sama ilham tak berkurang sedikitpun, bila Ilham  sudah lama tak berkunjung jua kerumahnya maka ia akan titip pesan melalui temannya, bahkan kadang - kadang Shofa bersama temannya datang kerumah Ilham tanpa ada rasa takut apalagi sungkan, karena dia tau kalau Ilham benar - benar sangat menyayangi dan mencintainya, walaupun kedua kata tersebut belum pernah terucap secara langsung dari mulut Ilham, itulah misteri cinta bisa dipahami tanpa harus diungkapkan.

Kisah cinta Ilham dan shofa sudah tersebar keseluruh desa Anggadah, sehingga jadi buah mulut atau istilah kerennya hot news dan jadi pembicaraan tiap warga, apalagi Ilham adalah cucu dari dua orang figur yang sangat dihormati oleh seluruh warga masyarakat yaitu Si Mbah H. Suhadi Abdullah selaku tokoh agama yang sangat dihormati oleh seluruh warga, begitu juga Si Mbah Waldin mantan pengusaha yang sangat tersohor di zamannya, sehingga lambat laun gunjingan - gunjingan itu semakin ramai dan terdengarlah sampai ke telinga Bu Rahmah. 

Pada waktu Bu Rahmah sedang berbelanja sayuran dan ikan ditereng ( pedagang sayur dan lauk keliling ) yang tepat berhenti didepan rumahnya, ibuk - ibuk yang turut berbelanja pada menggunjing hubungan Ilham dan Shofa, tanpa diduga salah satu diatara mereka  bertanya sama Bu Rahmah... Kapan nih jadiannya bu Rahmah dah ramai lhoo... hubungan anak ibu sama si Shofa...??? kalau ditunda - tunda bahaya lhoo buu... mereka dah terlalu sering bersama dan kelihatannya tidak dapat dipisahkan lagi...!!! mendengar gunjingan sekaligus pertanyaan dari seorang ibuk tadi, secara spontan dan reflek muka bu Rahmah memerah, lalu kemudian bu Rahmahpun menjawab!!! "aku tidak sudi punya menantu anaknya orang jahat, orang yang bekerja pada keluargaku tapi dia menikam dari belakang, biar anakku mencintainya tapi aku tidak akan pernah menerimanya sebagai menantu dirumahku ini... ingat itu ibuk-2...!!! "itulah jawaban Bu Rahmah yang lagi marah", kemudian Bu Rahmahpun pergi meninggalkan mereka dan  langsung masuk kerumahnya, semua orang yang melihat dan mendengarpun pada heran karena baru kali ini mereka melihat Bu Rahmah yang lemah lembut dan penyabar  menjadi begitu sangat marah,  mungkin ada sesuatu dimasa lalu yang begitu sangat melukai hati Bu Rahmah, hingga  membuatnya begitu membenci hubungan anaknya Ilham dengan Shofa. Dan tanpa diketahui oleh siapapun Ilham secara tidak sengaja mengetahui dan mendengarkan semua yang terjadi dari dalam rumahnya, sekarang dia tahu apa yang menyebabkan kenapa ibunya begitu membeci Shofa???.

Setelah kemarahan ibunya reda, Ilhampun mendekat dan berusaha minta penjelasan lebih lanjut pada ibunya tentang hubungan mereka, mungkin ini merupakan usahanya yang terakhir dalam mempertahankan cintanya, Ibu...!!! sekarang aku telah tau mengapa ibu begitu membenci Shofa? Apa karena kejahatan dan kesalahan orang tua, seorang anak harus menanggung akibatnya? lalu apa ini merupakan suatu bentuk keadilan... kesalahan dan kejahatan yang dilakukan oleh seorang ayah, lalu ibu memberi label atau cap  salah dan jahat juga pada anaknya? dan kesalahan sebesar apa sehingga ibu memendamnya begitu lama, sampai berganti generasi??? "deretan pernyatan serta pertanyaan Ilham yang ditunjukkan untuk ibunya", Buu Rahmah terperangah atas apa yang barusan diutarakan oleh anaknya diapun memandangi anaknya dengan tatapan yang begitu tajam, kemudian menarik nafasnya dalam - dalam, seolah - olah sedang menghimpun tenaga serta memusatkan pikirannya untuk menjawab rentetan dari pertanyaan anaknya, yang memaksa dan menyudutkannya  untuk menjawab. "Kemudian dengan teramat terpaksa Bu Rahmahpun angkat bicara...", tidak...!!! semua itu tidak benar anakku, tidak ada dosa warisan, dosa atau kesalahan yang dilakukan orang tua, sedikitpun anak tidak akan menanggungnya, tapi ingatlah buah itu jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, dengan kita melihat anaknya maka kita akan ingat orangtuanya, perlu engkau ketahui wahai anakku... kenapa ibumu begitu sakit ketika melihat Shofa??? demi kebahagiaanmu, ibu telah berusah dan berjuang mati-matian untuk menerimanya, sejak pertama kali kau perkenalkan dia sama ibu nakkk...!!! " Bu Rahmahpun menangiss", tapi maaf... semuanya itu tidak akan bisa anakku...!!! tiga belas tahun yang lalu saat engkau baru berusia tujuh tahun sedangkan adimu baru berusia 2 tahun, disaat ayahmu ingin mewujudkan  impiannya yang terpendam begitu lama, yakni membangun rumah yang besar untuk kita, dengan dukungan dari kedua kakekmu, bapaknya Shofalah sebenarnya yang menjadi kepercayaan keluarga kita untuk melaksanakan proyek itu, dari mencari bahan bangunan berupa kayu, bahkan sampai pekerja, tapi apa yang dilakukan oleh dia...!!! wahai ankkkku... setelah bahan bangunan kayu terkumpul, dia malah melaporkan ayahmu ke kantor kepolisian. Kalau ayahmu seorang pembalak hutan dengan bukti banyak sekali kayu illegal dirumah kita, sehingga ayahmu hampir saja meringkuk dipenjara dan karena itu pula ayahmu... jatuh sakit...!!! penyakit jantungnya kambuh, hingga  berbulan - bulan dia terbaring dirumah sakit wahai anakku...!!! apa aku bisa menerima anaknya sebagai menantu wahai anakkuuu.... !!! orang yang telah merenggut separuh dari hidup ibumu ini nakkk....!!! "Ilhampun terperangah atas penjelasan ibunya, kini sudut bola matanya mulai basah". Bu Rahmahpun melanjutkan perkataannya, sebenarnya ibu tidak tega untuk mengatakan ini semua kepadamu nakkk...!!! tapi karena  engkau selalu menyudutkan ibumu maka dengan terpaksa aku mengatakannya anakku...!!! seketika itu juga suasana jadi hening... semuanya diam dalam memory duka yang begitu mendalam...


Love Wrapped by Hatred and Guilt
Cinta Kasih yang Terbungkus Oleh Kebencian dan Rasa Bersalah

Tertutup sudah harapan Ilham untuk mempertahankan cintanya, kini yang menjadi tugas beratnya memberitahukan kepada Shofa permasalahan pribadi ibunya yang tidak menyetujui hubungannya dengan Shofa, sungguh bukan tugas yang mudah, disamping Ilham sendiri harus berjuang keras mengendalikan hatinya untuk menepis harapan hidup bersama dengan Shofa, serta membersihkan bayang - bayang Shofa dari setiap relung hatinya, plus memberitahukan hancurnya bahtera cinta mereka berdua pada gadis yang begitu ia sayangi. Mampukah Ilham menyampaikannya ???

Lidah yang tak bertulang bisa lebih tajam dari pada pedang, begitu juga sebuah berita, apalagi kalau sudah masuk pada katagory gosip, bisa bergerak lebih cepat dari rudal balistik sekalipun, kemarahan dan kebencian Bu Rahmah terhadap orang tuanya Shofa, pada saat belanja di tereng yang berhenti tepat didepan rumahnya, tersebar begitu cepat bagai kilat tanpa dikomando, tak usah menunggu Ilham mengutarakan terlebih dahulu pada Shofa tentang retaknya hubungan mereka, akibat dari kebencian ibunya terhadap ayahnya Shofa, semua itu sudah tersebar merata keseluruh penjuru desa Anggadah, bahkan Shofa sendiri beserta keluarganya mendengarnya langsung dari tetangga depan rumahnya. Terkejut, sedih, pilu, malu, marah semua teracik jadi satu, sehingga kasih sayang, cinta dan rindu terbalut oleh kebencian dan rasa bersalah diantara mereka. 

Berhari - hari kemelut kebencian dan kemarahan bersemayam dihati Shofa, sehingga diapun memutuskan untuk pergi jauh dari Desa Anggadah dan akhirnya iapun memohon izin dan  restu pada Ibunya, Ibu... aku akan pergi mungkin untuk waktu yang begitu lama!!! "Permohonan izin Shofa sama ibunya, Bu Imro'ah", Yaaa Nak... kamu mau pergi kemana nak??? "Jawaban sekaligus pertanyaan Bu Imro'ah pada anaknya", aku akan pergi ke Jawa Timur buu tinggal dirumah kakak... ikut membantu kakak mengelola pesantren, nanti mau dijadiin kakak tukang masak atau bersih-bersih sekalipun, gak masalah buuu hehehehe, yang penting aku punya kesibukan, sekalian kalau nanti aku dah merasa tenang disana, aku akan memperdalam ilmu agamaku...!!! "jawab Shofa atas pertanyaan ibunya", yaa udah kalau gitu ibu izinin, semoga kamu senang disana. Keputusannya Shofa dah bulat untuk pergi jauh dari desa Anggadah untuk waktu yang lama, yaitu tinggal bersama kakaknya di Jawa Timur yang kebetulan kakanya pengasuh salah satu pesantren di Jawa Timur. Rencana kepergian Shofa terdengar sampai ketelinga Ilham, walaupun kerinduan untuk bertemu dengan Shofa begitu besar, tapi semuanya terbungkus rasa takut dan serba salah. Begitu juga dengan Shofa, dibalik kebencian dan kemarahannya ada rasa rindu yang masih tersimpan kepada Ilham, diapun menanti kedatangan Ilham untuk menjelaskan bagaimana akhir dari hubungan mereka. Waktupun terus berjalan hingga hari kepergian Shofapun semakin  dekat. Akhirnya tibalah hari keberangkatan itu, Shofa sudah mempersiapkan semua untuk 3 atau 4 tahun lamanya, dia akan meninggalkan desa Anggadah bersama kenangannya dengan Ilham. Sementara itu dipihak Ilham  rasa serba salah pada Shofa dan keluarganya masih menyelimuti perasaannya, sehingga belum ada sedikitpun keberanian  untuk menemui Shofa dan keluarganya, setidaknya mengucapkan kata maaf  dan perpisahan, meskipun hasrat untuk bertemu dengan Shofa begitu besar.


Pagi - pagi benar Shofa sudah siap - siap untuk pergi diantarkan oleh sepupunya sampai ke terminal bus yang terdekat dari desa Anggadah, walaupun terasa berat tapi tiada pilihan lain, inilah jalan yang terbaik, tepat jam 05.30 Arwan sepupunya sudah siap dengan sepeda montor Supra X merah, semua barang, bekal, baju dan lain sebagainya sudah dinaikkan di atas montor, tapi Shofa masih berdiri tegak terbengong tidak naik - naik juga ke montor, dari hati kecilnya dia merasa dan yakin kalau Ilham pasti akan datang padanya, tidak kurang dari 5 menit Shofa terbengong... "Ibunyapun menegur...", ada apa nakkk... apa yang kamu tunggu!!! tidak ada buuu... "jawab Shofa", dalam hati buu Imro'ah pun tahu kalau anaknya menunggu kedatangan Ilham, yaa udah buu saya pergi sekarang buu yaa... doakan agar aku nyaman dan betah tinggal dirumah kakak buu yaa..., ohh yaa kalau Ilham datang kesini, katakan padanya kalau aku pergi selama 4 tahun buu yaa... !!! "Pesan Shofa Pada Ibunya", udah lah nak... jangan kau pikirkan Ilham lagi ..., yaa buu ... akhirnya Shofapun naik kemontor setelah bersalaman dan memeluk ibunya, basahlah kedua bola mata ibu dan anak itu, Honda SupraX new pun melaju dengan cepat, kini bu Imro'ah harus tinggal dirumah tanpa Shofa lagi, diapun mengusap matanya yang basah dengan lengan bajunya. Dalam waktu kurang dari 5 menit, tiba - tiba terdengarlah  suara montor yang tak asing ditelinga Bu Imro'ah yaitu montornya Ilham, Yamaha Alfa yang mempunyai ciri khas suaranya tang tang tang, maka itu keluarlah bu Imro'ah untuk menemui Ilham. Ada apa hammm...??? "tanya bu Imro'ah", Shofa mana buu ??? "jawaban Ilham sekaligus pertanyaan buat Bu Imro'ah", Shofa barusan pergi nakk... kurang dari 5 menit..,!!! kalau kamu mau mengejarnya silahkan kejar mungkin belum terlalu jauh !!! gak buuu... montor saya gak bisa mengejar montornya Arwan, pasti Arwan yang mengantarkannya??? "jawaban Ilham sekaligus penjelasan terhadap bu Imroah kalau  montornya tidak akan mampu mengejar motornya Arwan yang keluaran terbaru', yaa nakkk... kamu telat nakk... tadi Shofa juga kelihatnnya menunggu kamu...!!! "yaa buuu",  Ilhampun tampak sedih dan menyesal karena dia datang terlambat dan dia tidak akan pernah melihat Shofa lagi, untuk waktu yang mana ia sendiri tidak mengetahuinya sampai kapan, mungkinkah untuk selamanya, karena bu Imroahpun lupa pesan anaknya, untuk memberi tahu Ilham kalau ia akan pergi selama empat tahun. "Yaa udah buuu ...", saya mohon maaf buu... untuk sikap Ibu saya pada Shofa terutama untuk ayahnya Shofa!!! tidak nak... Ibumu tidak bersalah justru suamikulah yang bersalah dialah penyebab semua ini terjadi!!! "Ilhampun kagum terhadap jawaban Buu Imroah yang bestari", sekali lagi terimaksih buu... dan akhirnya Ilhampun pamit dengan langkah gontai menuju montornya dengan penuh penyesalan karena datang terlambat, sebelum dia menyetater montornya iapun melihat ke Rumah Shofa dan Bu Imro'ah sejenak ( dalam hati ia berkata, mungkinkah ini terakhir kalinya ia menginjakkan kakinya disini, dihalaman rumahnya Shofa ) dan keluarlah setitik air disudut bola matanya, lalu sepeda montornyapun distater dan pulanglah Ilham kerumahnya dengan segudang duka dan penyesalan. Disisi lain Shofa yang sedang menempuh perjalanan menuju terminal selalu menoleh kebelakang dia sangat berharap Ilham akan menyusulnya ke terminal sebelum dia naik bus jurusan Surabaya, sehingga dia bisa melepaskan segala masalah dihatinya pada pemuda yang begitu menyayanginya, tapi semua ini sia - sia belaka, sampai bis berangkatpun, jangankan Ilham bayangannyapun tidak terlihat.   



Taking Lessons From The Destruction Of Love To Welcoming The Future
Mengambil Hikmah Dari Kehancuran Cinta Untuk Menyambut Masa Depan


Kini Ilham harus terbiasa hidup tanpa Shofa, menepis harapan, rasa cinta dan kerinduan, sudah tidak ada harapan lagi untuk mempetahankan cintanya, cintanya sudah pergi jauh tak tahu dimana rimbanya, kerinduannya sudah terbang bersama kepergian kekasih hatinya tanpa sepenggal pesan, hari - hari terasa berat sepi menyayat hati walau ditempat keramaian, kini Ilham memulai menata asa baru, memutar balik kendali hatinya dari cinta menuju cita - cita, fokus pada satu tujuan menyambut masa depan yang sudah melambai-lambai, dia memutuskan untuk fokus pada kuliahnya, Ilham berprinsip bagaimanapun kondisi kita pendidikan harus tetap tuntas, cinta boleh saja gagal tapi cita cita harus dikejar, tak perduli siapa kita, dari siapakah kita terlahir orang kayakah atau miskinkah, bagaimana leluhur kita terhormat atau hinakah, atau apa yang kita punya saat ini pakaian, kendaraan atau rumah yang baguskah atau sekedar untuk menutup aurat, teman menelusuri kehidupan  atau tempat berteduh dari terik matahari dan hujan, semuanya tidak terlalu penting yang terpenting untuk saat ini Ilmu harus dicari sampai kapanpun dan dimanapun tak kenal usia karena itu merupakan kewajiban bagi kita muslim laki - laki atau perempuan, menututnya merupakan kewajuiban dari ayunan sampai masuk liang lahat, dengan bertambahnya ilmu akan ditambah pula derajat beberapa tingkat dengan syarat ilmu tadi harus bersanding dengan iman. Sebagaimana janji yang maha kuasa "Allah akan mengangkat derajat siapa saja yang beriman  diantara kamu dan diberi ilmu bebereapa derajat". Qur'an. Al - Mujadalah 58 : 11. Setelah dua semester Ilhampun mulai mengamalkan ilmunya sebagai seorang pendidik di lembaga Madrasah Ibtidaiyah, dari sinilah dia memahami bahwasannya dengan mengajar sejatinya kita belajar sebagaimana sebuah untaian kalimat yang indah barang siapa yang mengajarkan ilmunya maka Allah akan mengajarkan kepadanya sesuatu yang belum ia ketahui ( Al Haditas ), dan disinilah Ilham punya komunitas baru sebagai seorang Guru yang senantiasa kehadirannya dinanti oleh murid-muridnya, keceriaan, kelucuan, kepolosan bahkan kenakanlan murid2 mewarnai perjalanan hidupnya.

Bersambung ...


Jangan Lupa Baca Juga Cerpen dan Novel dengan klik link-link berikut :
1.  🌱🌱Aku Bukan Pencuri 🌱🌱
2.  Never United Love
3. Srintil
4. Gadis Berkerudung Jingga

5. Everything Will Pass




  

imammukhtar

Kepala Madrasah di MA PPKP Darul Ma'la

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan 4

Iklan 6

Contact Form