Cinta Sebatas Dalam Story


Dunia Yang Berbeda
A different world

Dikisahkan dalam suatu masa, dimana manusia menamainya dengan istilah zaman internet, medsos, google dan lain sebagainya. Seseorang bisa berkomunikasi, cari informasi dan sharing suara, gambar, video dengan begitu mudahnya. 

Saling mengenal, menyapa bahkan berteman akrab meskipun belum pernah bertemu sama sekali, tak terhalang waktu, jarak, ekonomi dan strata sosial sekalipun. Diawali kasih like pada status masing-masing, menyapa, komentar akhirnya terjalinlah sebuah pertemanan baru di dunia maya. Saling mengenal secara lebih mendalam, dan tak sedikit dari mereka, terutama untuk para remaja berunjung dengan menyatunya rasa atau lebih populer dengan istilah fall in love (jatuh cinta).

Disinilah cerpen imaginatif ini dimulai, seorang pemuda desa anak petani dengan nama panggilan "Bintang." Penampilannya sederhana, terlihat begitu polos, tapi smart, kuat dan keren. Diam-diam! si Bintang simpati dan tertarik sama cewek bernama "Belia", gadis cantik jelita anak seorang pengusaha kaya raya, terpandang tinggal di perumahan elite yang berada di jantung kota.

Secara tidak sengaja ia mengenalnya, ketika sedang BW (blog walking) di web pribadi milik Belia. Seketika rasa itu muncul, ia mengaguminya tidak karena kecantikan wajahnya semata, tapi juga karena profil, post atau konten yang ditulis Belia tersusun rapi dengan tutur kata dan bahasa begitu indah, santun dan teramat sempurna, mencerminkan pribadi pemiliknya. Sarat dengan pesan-pesan moral, penuh makna, mengajak cinta IMTAQ dan  IPTEK.

Karena itu, Bintang menjadi follower istimewa buat webnya Belia, ia pula yang pertama kali kasih like, subscribe dan komen disetiap Belia posting artikel baru. Pucuk dicinta ulam tiba! rupanya Belia punya rasa sama dengan Bintang, ia tertarik akan komentar-komentarnya yang begitu kritis dan membangun.  Spontan saja ketika Bintang mengajak berteman di akun media sosial miliknya, tanpa pikir panjang ia pun langsung konfirmasi dengan senang hati.

Mulai saat itulah, saling sapa disetiap waktu, memberi nasehat, motivasi dan semangat satu sama lain, kebetulan keduanya duduk di jenjang pendidikan yang sama, Bintang belajar di Madrasah Aliyah yang berada tak jauh dari desanya, sedangkan Belia belajar di SMU ternama yang ada di kotanya.

Kebahagiaan dan kecerian mewarnai hari-hari mereka berdua, tanpa memperdulikan ekonomi dan strata sosial satu sama lain. Prestasi Bintang melejit, yang biasanya hanya bertengger pada peringkat 3 besar, kini dirinya berada pada posisi puncak, setelah berteman dengan si cantik dan si pintar Belia. Yang selalu memberi motivasi, dan semangat belajar kepadanya.

Sayangnya, semuanya tak berlangsung lama! setelah orang tua Belia tahu, kalau putri kesayangannya berteman dengan pemuda miskin dari desa, anak seorang petani. Mulai saat itu juga ia dapat teguran. Untuk segera meninggalkan, menjauhi dan melupakan Bintang. Spontan keceriaan Belia sirna berubah kemurungan, hari-hari dilalui terasa begitu berat.

Dengan sembunyi-sembunyi, terpaksa Belia menjawab bahkan menghubungi Bintang lewat chat pribadi. Tapi, akhirnya semua pun ketahuan juga oleh kedua orang tuanya, kini mereka tidak sebatas menengur lagi terhadap dirinya, melainkan kasih ancaman! seandainya ia masih menghubungi teman kampungnya itu, maka tidak akan pernah diperkenankan lagi memegang smartphone untuk selama-lamanya. Belia jatuh terpuruk dan terjebak dalam penderitaan. Tak munkin baginya membantah kehendak kedua orang tuanya, ia pun sadar kalau  sesungguhnya mereka berdua sangat menyangi dirinya dan punya rencana terbaik untuknya. Kini ia harus berusaha dan berjuang melupakan Bintang yang sudah memenuhi relung-relung hatinya.

Salah Sangka
Misinterpreted

Sementara itu, di sisi yang lain,  dalam hati, Bintang bertanya-tanya...! apa sebenarnya yang telah terjadi sama teman online sekaligus idola hatinya? kenapa sekarang Belia jarang menghubungi? jangankan menghubungi! membalas chatnya pun tidak pernah. Puluhan chat yang ia berikan, dia hanya membalas dengan jawaban satu huruf saja, Y atau N. Karena saking penasarannya, Bintangpun nekat memberanikan  diri mencari dan pergi ke rumah Belia. Akhirnya, disuatu kesempatan dengan bantuan GPS, sampailah Bintang di rumah Belia.  Dari luar gerbang, ia pun terkagum-kagum dengan apa yang ia lihat. Tak pernah dalam hidupnya melihat rumah sebagus ini, dalam hati Bintang bergumam! "ini bukan rumah tapi istana". Setelah tahu kondisi rumah Belia, bintang pun jadi ragu dan merasa kecil hati, tak pantas dirinya datang kerumah ini, akhirnya ia pun ambil keputusan untuk kembali saja dan melupakan Belia selama-lamanya.

Baru saja ia memalingkan tubuhnya, tiba-tiba terdengar seseorang memanggilnya, "Bintaaang...!" suara yang begitu lembut terdengar di telinganya, serasa membawa kedamaian dan kenyamanan di hati. Dengan teramat pelan-pelan ia menoleh ke arah sumber suara. 

Seorang gadis cantik, manis, kulit putih bersih, bibir mungil kemerah-merahan, hidung mancung, tubuh tinggi semampai, berkerundung jingga serasi dengan busana yang dipakai, sempurna sudah laksana bidadari dari kayangan. Terlihat berdiri di tengah pintu lurus didepannya. Spontan saja, hatinya lirih bertasbih memuji sang maha pencipta.

Setelah Belia mendekat! Bintangpun bertanya, "apa engkau Belia temanku...?" Si gadis pun tersenyum dan menjawab, "iyaaa...! emangnya hantu, aku tau pasti kamu akan datang kesini!" Sambil menundukkan pandangannya ia pun berkata lagi, "kalau sedari awal aku tau engkau ternyata secantik, semanis dan rumahmu sebagus ini, aku tak akan berani kasih like, komen dan jadi follower di web kamu, apalagi ngajak berteman kamu," Bintang benar-benar merasa inferior di hadapan Belia. "Emangnya kenapa dan apa hubungnnya? ayoo silahkan masuk!" setelah pintu gerbang dibuka pak satpam, Bintangpun masuk duduk di gazebo taman bersama Belia. 

Sesaat suasana jadi terasa hening! "aku kesini cuma mau bertanya padamu Bel...! kenapa sekarang kamu  udah berubah? tidak seperti dulu lagi, baik... selalu memotivasi dan menyemangatiku untuk selalu menjadi yang terbaik, chatting, bergurau dan tertawa bareng, perhatian dan peduli sama diriku.  Sekarang...! jangankan menghubungi, balas chatku aja ogah! yaa udah Bel... tak perlu kamu jawab, aku udah tau jawabannya kok!" Bintang menyudutkan Belia dengan pernyataannya yang agak ketus. "Bintang...! tataplah mataku sejenak! apa engkau menemukan kebahagian di dalamnya? tidak kan! aku juga kepingin sekali bebas seperti kamu, bisa berteman dengan siapa saja. Tapi sayank itu semua mustahil bagiku. Orang tuaku melarang aku berteman dengan sembarang orang, sungguh aku tak berdaya". Belia membantah tuduhan bintang dengan setengah agak marah, sudut bola matanya pun basah oleh air mata, kemudian tampaklah ia mengusap dengan lengan bajunya.

"Maafkan aku Bel...! ternyata aku telah salah menilaimu, bisa menjadi temanmu aja aku udah bersyukur banget kok! bagiku, itu semua kenangan terindah dalam hidupku, sekali lagi terimakasih Bel...! kamu turut hadir memberi warna dalam sejarah hidupku, ya udah Bel...! aku pamit dulu, ini aku bawakan hadiah untukmu, kebetulan aku lihat di tamanmu belum ada tanaman blimbing." Bintang memberikan satu batang bibit tanaman blimbing terbaik yang ia pilih dari perkarangannya. "Terimakasih Tang...!" Belia mencium ujung dau tanaman blimbing kecil hadiah dari Bintang dengan senyum manis, sehingga terpancarlah aura kecantikannya, membuat jantung Bintang berdetak lebih cepat, dan secepat mungkin ia pun menundukkan pandangannya.  "Akan aku rawat dan aku jaga tanaman pemberianmu ini, sebagaimana aku menjaga memory kebersamaan kita yang teramat singkat ini Tang...!."

"Sebentar... aku ambilkan sesuatu yang telah aku siapakan untukmu!" Belia mengambi pot kecil dari keramik yang berada di sudut taman rumahnya. "Aku suka banget sama bunga ini, sekarang aku berikan bunga ini padamu, tolong rawatlah dengan sebaik-baiknya!" "Yaa Bel..., aku terima dan aku berjanji akan menjaga dan merawatnya." Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00 hampir satu jam mereka duduk dan ngobrol di gazebo taman. Bintang pun pamit, Belia mengantarnya sampai pintu gerbang, setelah pintu gerbang ditutup oleh pak Satpam, bayang-bayangnya Bintang pun lenyap tertelan tikungan jalan. Mungkin ini perjumpaan mereka untuk pertama dan terakhir kalinya. 

Kini sudah tidak ada lagi, video call, telephone atau chatting lagi antara mereka berdua, bahkan sekedar kasih komen atau like sekalipun sudah tidak mungkin, kedua orang tua Belia sangat protektive terhadap putri semata wayangnya. Komunikasi diantara mereka hanya sebatas membaca story satu sama lain, tanpa ada komentar, meskipun cuma satu karakter atau satu huruf sekalipun. Bintang sudah merasa cukup bahagia bila storynya udah dilihat oleh Belia, begitu juga sebaliknya. 

Sungguh ajaib...! bila Belia bikin story bahagia, Bintangpun turut bahagia begitu juga sebaliknya, bahkan bila salah satu diantara mereka menulis story sakit. Maka, satunya akan ikut sakit juga. Itulah uniknya "cinta sebatas dalam story".

Grobog, 21 Maret 2019
Abi Zahra Elghiffary 

imammukhtar

Kepala Madrasah di MA PPKP Darul Ma'la

12 Comments

  1. Karya yang luar biasa dan sangat bagus untuk di baca, terus bekarya semoga bisa di terbitkan novelnya

    ReplyDelete
  2. wah novel yang keren, karya sendiri kah?

    ReplyDelete
  3. luar biasa.,. dapat pemikiran darimana ini sampai bisa cerita semacam ini., lanjutkan

    ReplyDelete
  4. Wih, cerpen nya bagus min, ceritanya bikin asik, makasih informasinya 👌

    ReplyDelete
  5. Bagus lagi jika ditambahkan gambar ilustrasi

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Contact Form