Bila Santri Sudah Berbicara ...!!!

Keluarnya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945

Bila "santri" sudah berbicara jangankan NICA yang didalamnya diboncengi Inggris dan Belanda, Sekutupun akan Sirna dari bumi Nusantara.

Dalam bukti sejarah perjuangan bangsa dalam melawan penjajah, para kyai pesantren menggunakan sikap Non Koperasi, tidak cuma itu, bahkan menggunakan atribut atau simbul yang digunakan oleh penjajah hukumnya Haram dengan dalil "barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kelompoknya" oleh karena itulah, para kiyai mendirikan pesantren sebagai basis perjuangan untuk menggembleng para santrinya di lokasi yang jauh dari kota, dimana para penjajah bertempat tinggal itulah yang disebut dengan istilah "uzlah wathoniyah".

Keberadaan Kiyai dan Santrinya dalam melawan penjajah lebih heroik lagi dikala diketahui kalau belanda ingin menjajah kembali Indonesia dengan membonceng tentara Inggris NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) yang bertugas  melucuti senjata tentara Jepang yang menyerah tanpa syarat pada sekutu, yang rencananya tanggal 25 Oktober sekitar 6.000 pasukan Inggris yang tergabung dalam Brigade ke-49 Divisi ke-26 India mendarat di Surabaya, Pasukan ini dipimpin Brigader Jendral AWS. Mallaby. 

Menghadapai situasi yang genting tersebut PBNU menggelar rapat konsul NU se-Jawa dan Madura. Rapat digelar di Kantor Hofdsbestuur Nahdlatul Ulama di Jalan Bubutan VI No 2 Surabaya. Di tempat inilah setelah membahas situasi perjuangan dan membicarakan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Di akhir pertemuan pada tanggal 22 Oktober 1945 PBNU akhirnya mengeluarkan sebuah "Resolusi Jihad" sekaligus menguatkan fatwa jihad Rais Akbar NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dari pesantren Tebu Ireng Jombang.

Resolusi Jihad ini yang diduga sebagai bahan bakar yang telah menyalakan semangat juang santri dan umat islam Indonesia pada umumnya, sehingga terlahirlah hanya dua pilihan saja yaitu Hidup Mulia atau Mati Syahid, dan berkobarlah api pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Gelora takbir Bung Tomo saat itu telah memanggil para Santri dan arek - arek Surabaya untuk terjun dan berjihad melawan penjajah, pertempuran semakin membara ketika diketahui kalau Brigader Jendarl Mallaby hilang dan tewas ditangan para pejuang Surabaya. 

Dalam Pertempuran ini, Inggris telah mengerahkan 24.000 pasukan dari Divisi ke-5 dengan persenjataan meliputi 21 tank Sherman dan 24 pesawat tempur dari Jakarta untuk mendukung pasukan mereka di Surabaya. Perang besar pun pecah. Ribuan pejuang syahid. Pasukan Kiai dan Santri berhasil memaksa pasukan Inggris kocar-kacir dengan modal senjata bambu runcing, celurit serta senjata yang direbut dari tangan tentara Jepang dan para santripun berhasil menembak jatuh tiga pesawat tempur RAF Inggris.

Inilah akibat bila santri sudah berbicara ...!!!


Jangan lupa baca juga artikel berikut






imammukhtar

Kepala Madrasah di MA PPKP Darul Ma'la

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan 4

Iklan 6

Contact Form