Istri Yang Paling Dicintai Oleh Rasululloh

Muhammad saw

Sepeninggalannya membikin duka yang mendalam hati Rasululloh tatkala cinta, kasih sayang, kelembutan dan kebijaksanaannya sangat dibutukan oleh Rasululloh dalam menghadapi saat-2 rawan yang penuh perlawanan kaum kafir quraisy, pada masa awal penyebaran dakwah Rasullulloh, kepergiannya tercatat dalam sejarah islam sebagai tahun duka cita ( Amul Khuzni ), hingga tiga tahun lamanya Rasullullah tetap menduda, setelah berpindah ke Madinah barulah beliau bersedia mengawini Siti Aisyah, Putri Sahabatnya Sendiri Abu Bakar As Siddik. 


Aisyah adalah gadis yang cantik dan manis, satu - satunya dari semua istri Rasululloh yang masih perawan, akan tetapi Nabi tidak bisa menghilangkan kenangan yang indah bersama Khadijah,  yang usianya terpaut 15 tahun lebih tua daripada Nabi. Seringkali Rasululloh bermimpi bahkan sampai mengigau dan dalam igauannya yang disebut - sebut adalah Khadijah. Bila waktunya makan yang diingat adalah Khotijah, bahkan - bila kebetulan sedang makan berdua antara Nabi dan Aisyah. Nabi minta disediakan tiga piring makanan, sehingga dengan keheranan Aisyah bertanya, "untuk siapakah yang sepiring, kita kan cuma berdua? "Nabi menjawab yang sepiring, akan kuberikan kepada orang lain sedangkan pahalanya akan kuberikan untuk Khotijah.

Lama - lama Aisyahpun tidak tahan lagi dengan semua itu, dan iapun bertanya kepada Rasululloh, Yaa Rasululloh, dihadapanmu ada istri yang manis, cantik jelita, masih sangat muda dan menawan serta setia kepada suaminya, tapi kenapa ??? masih kau sebut - sebut juga orang yang sudah meninggal, yang mana kau nikahi dia dalam usia jauh lebih tua darimu, dan dalam usia yang sudah lanjut usia menurut ukuran wanita yang akan menikah. Memang... "apa kelebihan wanita yang sudah janda dua kali sebelum  engkau nikahi itu ?"

Rasulullah dengan tenang tetapi sangat tegas menerangkan kepada Aisyah... "Khatijah adalah wanita yang teramat muliya wahai Aisyah, dan tidak mungkin kemulyaan Khotijah untukku akan tergantikan oleh siapapun itu. "Apa kemulyaannya yaa... Rasululloh ??? tanya Aisyah !!! " Nabipun menjawab ... Khotijah mencintaiku pada saat aku dalam keadaan miskin dan sengsara, Khotijah percaya padaku pada saat orang lain tidak percaya bahkan menganggap aku gila, Khotijah mengorbankan semua yang ia miliki pada saat orang lain menolakku, memusuhiku bahkan ingin membunuhku... pantaskah aku melupakan wanita semulya dan seagung itu wahai Aisyah...!!! walaupun dia sudah meninggal tapi ia tetap istriku hingga sampai kapanpun juga, memang secara lahiriah kami sudah terpisah didunia dan akhirat tapi perlu engkau ketahui  hubungan suami istri tak akan mampu dipisahkan oleh maut sekalipun... wahai Aisyah... !!!

Subhanallah... begitulah cintanya Rasulullah pada Istrinya Khatijah

Patutkah kita menyakiti hati istri kita... yang menerima dan mencintai diri kita apa adanya ... dengan penuh cinta, kasih sayank dan ketulusan...
Cobalah kamu rasakan ...😓


Baca juga artikel-artikel berikut, dengan cara klik link-link berikut ini : 
1. Kisah Kurma Yang Busuk
2. Si Pedang Allah Yang Selalu Terhunus (Saifullah Al Maslul)
3. Antara Mengkritik dan Menghina
4. Saat Keterpurukan Datang

imammukhtar

Kepala Madrasah di MA PPKP Darul Ma'la

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan 4

Iklan 6

Contact Form